JAKARTA— “I’m paranoid.” Pernyataan itu berulang disampaikan Eugene Kaspersky pendiri dan CEO Kaspersky Lab, perusahaan antivirus asal Rusia, selama acara Kaspersky Lab Global Press Tour Driving Toward Better Online Security, Featuring Fernando Alonso & Eugene Kaspersky di New York pada 19—21 November 2012.
Kaspersky Lab berdiri pada 1997 oleh pasangan suami-istri Eugene dan Natalya Kaspersky. Hingga kuartal II/2012 perusahaan tersebut telah beroperasi di 200 negara dan memiliki kantor regional di 30 negara.
Saat ini, jumlah tenaga kerja yang tersebar di seluruh kawasan mencapai 2.400 orang. Perusahaan itu mengklaim telah memberikan keamanan di bidang teknologi informasi kepada lebih 300 juta penduduk di seluruh dunia.
Eugene Kaspersky dengan nama lengkap Eugene Valentinovich Kaspersky lahir pada tanggal 4 Oktober 1965 di kota Novorossiysk, Rusia. Sejak kecil dia sudah tertarik pada ilmu matematika.
Kecintaannya pada angka membawanya masuk ke jurusan fisika dan matematika saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), dan pada saat itu pula dia diikutkan dalam program khusus untuk siswa berbakat yang diselenggarakan oleh Universitas di Moscow.
Memasuki masa kuliah, dia memilih jurusan kriptografi, telekomunikasi dan ilmu komputer yang merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh Kementrian Pertahanan Rusia dan KGB.
Kriptografi telah menjadi bagian dari bagian ilmu matematika dan ilmu komputer dalam bidang pengamanan informasi dan rekayasa perangkat lunak. Setelah lulus, pada 1987, Eugene bekerja sebagai peneliti di lembaga riset multi disiplin milik departemen pertahanan Uni Soviet dan berhubungan erat dengan KGB. Di situ dia memilih bidang virologi.
Virus pertama yang ditemukan Eugene adalah virus Cascade pada 1989 yang kemudian mendorongnya untuk menekuni hobi menganalisis virus, mengembangkan modul-modul disinfeksi virus serta mengembangkan utilitas sejenis.
Pada 1991, Eugene bergabung dengan KAMI Information Technologies Center, di mana ia dan rekan-rekannya mengembangkan proyek antivirus AVP, yang menjadi prototipe untuk Kaspersky Anti-Virus.
Pengakuan internasional atas proyek tiba tersebut terjadi pada 1994, ketika AVP hampir tidak dikenal memenangkan kontes yang dilakukan oleh laboratorium uji Universitas Hamburg. Hasil uji tersebut menunjukkan tingkat deteksi virus lebih tinggi daripada program antivirus yang paling populer pada saat itu.
Mendirikan Perusahaan
Sejak saat itu, dia mengakrabi virus-virus yang bermunculan di dunia maya. Hingga akhirnya pada 1997, dia bersama-sama rekannya mendirikan perusahaan antivirus.
“Kami memiliki misi sederhana untuk membuat program perlindungan virus terbaik yang ada. Kami juga memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa kami ditakdirkan untuk memenuhi misi ini, dan bekerja terus-menerus dalam mencapai hal itu.”
Baginya, tidak ada kata aman di dunia maya karena ada berbagai jenis ancaman yang dapat merugikan kehidupan manusia di situ. Aktivitas para peretas baik yang berperan sebagai penguji ketangguhan sebuah sistem maupun yang bertindak sebagai penjahat, masuk, dan mengambil keuntungan dari sistem teknologi informasi, semuanya patut diwaspadai.
“Dunia di mana aku tinggal, akan menjadi lebih rumit bila kita membahas tentang keamanan teknologi informasi. Ada berbagai jenis ancaman di dunia maya. Ada penjahat, hacktivism, dan cyberweapons.”
Serangan demi serangan telah dilakukan oleh para peretas. Dari kejahatan di sektor keuangan, misalnya pembobolan bank atau rekening perusahaan yang menghabiskan ratusan juta dolar dengan sekali ‘klik’.
Rahasia negara pun dapat terbaca dengan mudah oleh para peretas bila sistem komputer pemerintah suatu negara tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang mampu menangkal serangan.
Hingga kejadian paling baru yaitu serangan pada program nuklir di Iran. Pertengahan tahun lalu, sekitar 30.000 penyedia layanan internet di Iran terserang virus canggih bernama Stuxnet tidak terkecuali program nuklir mereka.
Peristiwa tersebut menimbulkan banyak spekulasi dan diskusi mengenai maksud dan tujuan serta identitas dari penyerang dan targetnya.
Kecurigaan terhadap beberapa negara pun dilontarkan oleh pemerintah setempat, bahwa telah terjadi sabotase terhadap sistem mereka yang memang mendapat kritikan dari masyarakat internasional. Bila itu tidak segera diantisipasi maka dikhawatirkan dapat terjadi perang antara negara karena saling curiga.
Eugene menyatakan kekhawatirannya terhadap serangan-serangan lanjutannya yang semakin berbahaya. “Yes I’m paranoid, is there a positive?” ujarnya saat ditanyakan wartawan mengenai pemaparannya yang dinilai terlalu negatif terhadap tindak kriminal di dunia maya.
“Saat ini kita memasuki dunia yang benar-benar baru karena di masa lalu hanya ada penjahat dunia maya. Saya khawatir sekarang giliran terorisme dunia maya, senjata dunia maya dan perang dunia maya.”
Menurutnya, setiap negara perlu dibuat regulasi yang lebih ketat untuk mencegah terjadinya cybercrime dan munculnya cyberweapons.
Tidak hanya itu, pemerintah juga perlu mengawasi aktivitas di dunia maya. “Kebebasan adalah baik. Namun hal itu sering dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk tindakan kejahatan, dan itu perlu dicegah sedini mungkin.”
Sisi baik dari serangan-serangan tersebut adalah memaksa sejumlah perusahaan yang bergerak di teknologi informasi untuk terus menciptakan teknologi baru termasuk Kaspersky Lab.
Menyukai Kecepatan
Sebagai pendiri sekaligus CEO sebuah perusahaan antivirus, tidak membuat Eugene Karspesky terperangkap dengan padatnya rutinitas. Pria yang kini berusia 47 tahun tersebut, selalu menyempatkan untuk melakukan perjalanan.
“Saya menyukai melakukan perjalanan untuk sekadar bermain ski di pegunungan Alpen atau beristirahat sambil memanjakan diri di Selandia Baru.”
Tidak hanya itu, sebagai salah satu sponsor tim balap Ferari di Formula 1, Eugene juga sangat menyukai mengemudi dengan cepat. Meskipun dia mengakui tidak pernah mengendarai mobil dengan kecepatan maksimal layaknya seorang pebalap.
Kesukaannya terhadap kecepatan tidak terlepas dari aktivitasnya yang memaksa mereka untuk lebih cepat menangkal munculnya virus-virus baru yang terus berevolusi di dunia maya.
“Kami berbagi nilai-nilai yang sama dengan Scuderia Ferrari seperti keinginan untuk selalu berinovasi, dedikasi terhadap teknologi terbaru dan komitmen mencapai tujuan-tujuan. Inilah alasan mengapa Ferrari yang terpilih untuk kami sponsori.”
Melalui Fernando Alonso, pebalap Ferari yang dinilai sangat tanggap dengan perkembangan teknologi, Kaspersky Lab berupaya semaksimal mungkin untuk menciptakan sistem teknologi informasi terkini.
Atas kerja kerasnya, Eugene baru-baru ini dinobatkan sebagai salah satu Top 100 Executives 2012 oleh CRN dalam kategori teknologi informasi.
Penghargaan tahunan ini diberikan kepada eksekutif paling berpengaruh dan paling inovatif di Amerika Utara. Eugene juga menjadi salah satu dari Top 25 Innovator CRN yaitu kumpulan top eksekutif yang berhasil menghadirkan teknologi baru dan teknologi yang mengubah keadaan di dunia TI.
Para pemenang dipilih berdasarkan nominasi dari para provider solusi dan para eksekutif dipilih berdasarkan pengaruh, efektivitas dan visibilitas mereka serta dampaknya terhadap bisnis dan penjualan.
Di antara kriteria yang harus dipenuhi adalah volume penjualan channel, investasi channel dan sumber daya serta advokasi, visibilitas dan kinerja channel yang dinilai berdasarkan penelitian UBM Channel (termasuk Annual Report Card dan Channel Champions). Seleksi final dilakukan oleh panel dari para UBM Channel editor. ([email protected]/sut)
*) Naskah disadur dari edisi cetak Bisnis Indonesia Weekeend, Minggu 9 Desember 2012