---- Bila Anda sedang menimbang-nimbang untuk resign maka penting sekali bagi Anda untuk mengidentifikasi, apa yang membuat Anda ingin resign--
“Aku sudah tidak betah di sini,” ujar Hendra kepada sahabatnya Tommy. “Sejak Andre dan timnya masuk, suasana kantor berubah menjadi benar-benar tidak kondusif. Rupanya arah angin sudah berubah. Si bos yang tadinya tak masalah dengan kinerjaku tiba-tiba lebih berpihak pada Andre. Bahkan Andre kini sudah menjadi anak emasnya,” ujar Hendra lagi.
Tommy mengangguk perlahan. Nampak sekali ia merasakan apa yang dialami oleh sahabatnya ini. Namun ia juga tak ingin kinerja sahabatnya menjadi makin terpuruk. Karena itu dengan hati-hati ia mengatakan, “Bagaimana kalau kita melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda? Jadikan Andre sebagai sparring partner mu. Kita ciptakan persaingan yang sehat di perusahaan ini.”
“Persaingan apa lagi?” kata Hendra. Suaranya terdengar meninggi. “Selama ini Andrelah yang menciptakan persaingan yang tidak sehat. Dia memang pandai mencari muka pada atasan.”
Tommy tersenyum, “Maksudku begini, memang harus kita akui bahwa kinerja Andre memang sangat baik. Proyek-proyek yang dia dapatkanpun sungguh menjanjikan. Suasana kerjapun berubah menjadi lebih optimis ketika Andre mulai bekerja disini. Secara objektif aku harus mengatakan bahwa Andre adalah sales yang hebat. Dia pandai membuka berbagai peluang bisnis. Itulah yang membuat si bos semakin menyukainya.”
Hendra sungguh terusik dengan kata-kata terakhir sahabatnya ini. “Rupanya kau sudah mulai termakan kata-kata manis Andre. Sudahlah, aku tak ingin berdebat denganmu mengenai hal ini. Aku hanya ingin bilang bahwa tekadku kini sudah bulat. Aku akan segera angkat kaki dari perusahaan ini.”
PULL FACTOR vs PUSH FACTOR
Ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk resign. Pertama, adalah pull factor. Ini adalah faktor eksternal yaitu tawaran dari perusahaan lain yang cukup menarik bagi seorang profesional. Kedua, push factor. Ini adalah faktor internal yang mendorong seseorang untuk resign, misalnya karena kinerja yang buruk, budaya organisasi yang kurang cocok, tidak mampu menghadapi persaingan di kantor maupun memburuknya hubungan dengan atasan.
Dari dua hal ini, yang mana alasan yang lebih baik seseorang untuk resign? Sudah tentu pull factor. Orang-orang yang berhenti karena pull factor biasanya adalah seseorang yang berprestasi di tempat kerjanya, karena kalau mereka tidak berprestasi, siapa yang mau membajak mereka?
Ini tentu saja berbeda dengan push factor. Orang-orang yang pindah kerja karena push factor lebih sering merupakan orang yang bermasalah. Karena itu mereka akan mengambil tawaran apapun asalkan bisa segera hengkang dari perusahaan. Posisi tawar mereka menjadi lemah, dan kalau demikian halnya sulit bagi mereka untuk mendapatkan posisi yang lebih baik di perusahaan yang baru.
Inilah kelihatannnya yang sedang dialami oleh Hendra. Dia tidak tahan menghadapi kompetisi dalam perusahaannya. Ia semakin terdesak dan merasa sebagai pecundang. Sesungguhnya hal ini karena kemampuan dan daya saingnya kurang. Kondisi ini diperburuk lagu dengan adanya paradigma bahwa ia sudah pasti kalah walaupun pertandingan sebetulnya baru saja dimulai. Padahal Hendra sesungguhnya belum mengalami kekalahan apapun.
Pertanyaan terpenting: apa yang membuat kita tidak nyaman?
Ketika memutuskan untuk resign, pertanyaan yang mestinya kita ajukan adalah: Apa yang membuat kita tidak nyaman? Ada banyak hal yang bisa membuat kita tidak nyaman dalam bekerja, tetapi hal itu dapat kita sederhanakan menjadi hanya dua faktor.
Faktor pertama disebut dengan faktor nonjob (di luar pekerjaan). Ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan uang dan lingkungan organisasi. Contoh dari hal ini adalah faktor gaji, budaya organisasi, lingkungan pergaulan, situasi kompetisi dan sebagainya.
Faktor kedua adalah faktor job (pekerjaan itu sendiri). Contoh dari hal ini meliputi: tantangan yang diberikan oleh pekerjaan, cocok atau tidaknya pekerjaan dengan bakat dan minat kita, kesempatan yang diberikan oleh pekerjaan untuk berkembang, serta makna yang diberikan oleh pekerjaan tersebut bagi kebahagiaan kita.
Bila Anda sedang menimbang-nimbang untuk resign maka penting sekali bagi Anda untuk mengidentifikasi, apa yang membuat Anda ingin resign (baik karena faktor push atau pull) apakah karena faktor job atau nonjob. Alasan terbaik bagi Anda untuk pindah kerja sesungguhnya adalah karena faktor job.
Bila pekerjaan Anda saat ini kurang sesuai dengan minat dan bakat Anda maka pindah kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok sangat disarankan. Bila pekerjaan Anda saat ini sudah sesuai dengan minat dan bakat Anda, Anda juga boleh berpikir-pikir untuk resign bila mendapatkan tawaran yang cocok untuk faktor job tetapi memberikan kelebihan dalam faktor nonjob nya seperti antara lain gaji dan posisi yang lebih tinggi.
Jadi alasan utama pindah kerja sesungguhnya adalah karena faktor job. Bila faktor job terpenuhi maka kita baru dapat mempertimbangkan faktor nonjob nya. Namun, bila faktor job tidak terpenuhi maka seberapa menariknyapun faktor nonjob hal itu hanyalah fatamorgana yang akan membawa kita pada kesia-siaan belaka.
Bahkan seandainyapun faktor nonjob tidak terpenuhi dalam pekerjaan kita yang sekarang, tapi selama faktor job terpenuhi, saya tetap menyarankan Anda untuk bertahan di pekerjaan yang sekarang ini.
Apalagi kalau prestasi kita saat ini belum mencapai yang diinginkan. Ini disebabkan dua hal. Pertama, ketika Anda pindah kerja karena kinerja Anda yang buruk maka Anda akan kehilangan harga diri Anda sebagai seorang profesional. Kedua, Anda akan segera mengalami hal yang sama di tempat Anda yang baru nanti.
Benar, lingkungan Anda akan berubah, tetapi masalah Anda akan berulang kembali karena sesungguhnya Anda sendiri masih belum berubah dan masih membawa masalah Anda itu kemanapun Anda pergi.
*Happiness Inspirer & Penulis Buku “I Love Monday”