Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mangindar Simbolon: Danau Toba Bisa Dikelola Model Resor Terpadu

Pemerintah Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara, menawarkan sejumlah sektor kepada calon investor yang akan berinvestasi di pulau yang terletak di Danau Toba ini.

Bisnis.com, MEDAN—Pemerintah Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara, menawarkan sejumlah sektor kepada calon investor yang akan berinvestasi di pulau yang terletak di Danau Toba ini.

Berikut petikan wawancara dengan Bupati Samosir Mangindar Simbolon seputar kemudahan perizinan dan prospek investasi di daerah itu.

Apa yang ditawarkan oleh Samosir kepada investor?

Kami harus memahami tidak mungkin infrastruktur dasar ditawarkan kepada investor. Itu tugas pemerintah. Yang kami tawarkan adalah investasi di bidang penunjang ekonomi riil.

Kami memang mengharapkan untuk tahap awal katakanlah ada pengembangan di bidang energi terbarukan. Kami ada beberapa potensi PLTM mikrohidro, karena PLTA tidak di Samosir, walaupun airnya dari Samosir.

Selain energi, apakah sektor yang  akan dikembangkan dan ditawarkan kepada investor?

Bagaimana bisa mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pariwisata.

Misalnya sumber air banyak yang bisa dikelola seperti waterboom dan waterpark.

Walaupun bagi kami dianggap tidak menarik karena air sudah banyak dari dulu, tetapi harus dikelola secara profesional.

Ada beberapa tempat yang bisa dikelola model resor tetapi yang terpadu.

Berbeda di tempat lain yang bisa hotel tunggal, kalau menurut saya di Samosir harus integrated.

Bahkan suatu saat bisa saja memungkinkan membangun semacam bandara pariwisata.

Itu jangka menengah dan panjang. Di awal bisa dikembangkan cable park, sangat memungkinkan untuk wisata dan olahraga.

Bisa juga restoran yang bagus, terapung. Itu sangat memungkinkan di perairan Danau Toba, tetapi yang dikelola dengan baik tidak merusak lingkungan.

Dalam jangka pendek dengan modal besar, sebelum ada bandara di darat mungkin bisa dengan angkutan amphibi, dengan dana yang mahal tetapi bisa saja.

Apalagi sekarang sudah ada beberapa hotel yang elite. Walaupun tidak di Samosir, saya kalau berbicara wisata Danau Toba tidak hanya Samosir, tetapi seluruh kawasan Danau Toba.

Sejauh ini apa yang telah dilakukan Pemkab Samosir untuk menjaring investor?

Dari sisi perizinan, sejak 2007 kami ingin membantu pengusaha agar cepat memperoleh izin.

Bahkan saya pada 18 November 2013 di Jakarta mendapatkan penghargaan 10 besar investasi kabupaten/kota yang memberikan pelayanan perizinan yang paling baik.

Saya mendapatkan penghargaan dari Pak Wapres Boediono. Kami melakukan perizinan tidak terlalu lama dan tidak perlu membayar yang tidak wajar. Semua dilakukan secara transparan.

Tentu ada jenis-jenis perizinannya, lebih cepat lebih bagus.

Kami sudah ada unit perizinan satu pintu sejak 2007.

Bagaimana terkait status tanah untuk investor dan pembangunan?

Kami berupaya, meski tak mudah, bagaimana mengkondisikan tanah.

Sepertinya akan bermasalah walaupun di Indonesia rata-rata bermasalah, tapi di Samosir lebih rumit lagi.

Karena kebanyakan tanah adat, jadi sudah lama saya pikirkan ini.

Memang tidak mudah mencari referensi dan pembanding untuk membuat perda agar menata tanah adat untuk pembangunan, dalam artian saya dari awal punya prinsip tanah adat harus bermanfaat bagi masyarakat dan pemiliknya.

Tapi juga jangan serta merta terlalu gampang dioper ke pihak lain.

Maksudnya agar dapat disewakan atau bagaimana?

Semacam kemitraan, pemegang saham atau kontrak sewa. Namun, kepemilikan tanah tidak berpindah, tetapi itu tidak mudah.

Sampai sekarang saya cari naskah akademisnya sulit sekali. Agar bisa bernilai secara ekonomi dengan adanya pengaturan itu, tapi di sisi lain ada kepastian hukum juga.

Tidak seperti sekarang, sudah siap semua, ada yang menggugat secara perdata, sehingga mentok, berhenti dan tidak jadi.

Idealnya kalau ada persoalan hukum silakan lakukan, tetapi jangan menghambat pembangunan.

Bukan hanya di Samosir, Tapanuli begitu juga.

Bagaimana dengan infrastruktur dasar di Samosir, apakah sudah siap?

Infrastruktur dasar kami benahi. Contoh soal listrik sudah interkoneksi, sampai 2013 baru ada 6 megawatt (MW).

Kami sudah kerja sama dengan PLN menambah 24 MW, jadi menambah gardu induk yang baru.

Sekarang sudah berjalan, sehingga 2014 ada tambahan menjadi 30 MW, sehingga bisa dipakai untuk industri pariwisata.

Tidak mungkin juga kalau menawarkan ke investor tapi tidak ada listrik.

Jalan juga kami dorong, kebetulan di Samosir sebagian besar merupakan jalan provinsi.

Bahkan ada jalan nasional juga melalui Lake Toba Regional Management (LTRM) yang kami dorong agar Kementerian Pekerjaan Umum dapat menyelesaikan jalan di kawasan Danau Toba.

Kalau di Pemkab Samosir sudah lumayan, meski saya akui APBD kami tergolong kecil. Kami berharap kepada pemerintah atas untuk dibantu menjadi tanggungjawab semua.

Potensi terbesar di Samosir hampir semua pada sektor pariwisata, berapa PAD dari sektor ini?

Sekarang masih kecil. Setelah pertanian baru masuk parwisata. Harapan saya ke depan bisa bergeser, pertanian semakin mengecil dan pariwisata membesar.

Tidak bisa cepat, saya sadar itu butuh waktu di samping infrastrutur dasar yang belum tuntas, pertanian itu tetap kita manage, hanya pendekatannya yang berbeda.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper