Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Mukena Motif Unik, Produksi Naik Lima Kali Lipat Jelang Lebaran

Besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia menciptakan peluang bisnis potensial. Salah satunya peralatan solat untuk wanita atau mukena. Asal kreatif dan jeli memantau tren, pelaku usaha bisa meraih sukses.

Bisnis.com, JAKARTA -- Besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia menciptakan peluang bisnis potensial. Salah satunya peralatan solat untuk wanita atau mukena. Asal kreatif dan jeli memantau tren, pelaku usaha bisa meraih sukses. 

Ingin terjun ke bisnis perlengkapan ibadah, tetapi tak punya keahlian menjahit tingkat tinggi? Jangan khawatir. Jahitan mukena terbilang sederhana dibanding baju atau celana. Karena sudah ada standar bentuk mukena, pelaku usaha berkreasi lewat padu-padan bahan dan motif.

Jika biasanya pelaku usaha memanfaatkan bahan parasut, Ermie justru menggunakan kain rayon. Kain yang populer digunakan sebagai bahan baku fesyen di Bali ini terbuat dari serat alami yang menyerap keringat. Alhasil, konsumen pun tak merasa kepanasan kala beribadah.

Tak hanya nyaman di pakai, penggunaan bahan rayon juga membuat tampilan mukena menjadi unik. Kombinasi antara motif bunga dan warna-warna cerah menjadikan perlengkapan ibadah ini tampil lebih meriah. Jauh dari mukena putih polos yang terkesan monoton.  

Hal senada juga disampaikan oleh Dian. Pemilik Abica Lace ini menggunakan katun jepang berkualitas tinggi. Bahan ini cenderung lebih mahal dari bahan katun pada umumya.

Harga katun jepang bisa mencapai Rp100.000—Rp300.000 per meter. Jauh lebih mahal ketimbang katun lokal yang harganya hanya Rp30.000—Rp100.000 per meter.  

Mahalnya harga bahan tak pelak membuat biaya produksi mukena Abica Lace ikut naik. Hasilnya, harga jual pun ikut terkerek. Namun, Dian tak khawatir. Ini karena dari awal dia fokus membidik konsumen kelas atas.

“Kuantitas produksi memang tak banyak karena saya lebih mementingkan kualitas produk.” Dibantu empat orang penjahit, Dian bisa memproduksi sekitar 100—150 mukena tiap bulan.

Berbeda dengan Dian, Ermie justru membidik kelas menengah ke bawah sebagai konsumen Mukena Bali. Kendati demikian, dia tetap menjaga kualitas jahitan dan bahan mukena.

Salah satunya adalah dengan memakai bahan rayon kualitas satu. Selain seratnya rapat, bahan kualitas satu juga dijamin tak luntur.

Ermie bisa memproduksi 200 set mukena setiap bulan. Jumlah ini bisa naik 4—5 kali lipat menjelang Lebaran. Dia melemparkan proses produksi ke vendor jahit kala pesanan membeludak.

“Pesanan mukena mencapai puncak sekitar dua minggu sebelum lebaran. Untuk memenuhi permintaan ini, saya harus produksi dari 3 bulan sebelumnya,” katanya.

Meski pesanan mukena mengalami puncaknya di waktu tertentu, Ermie dan Dian optimis untuk terus menjalankan usaha ini.

Hal ini tentu tak terlepas dari besarnya jumlah komunitas muslim, khususnya kaum hawa di Indonesia. Lebih lanjut, Dian mengaku saat ini masyarakat tak hanya memiliki satu mukena. Bahkan, ada beberapa orang yang hobi mengoleksi peralatan solat aneka motif.

Soal kompetisi, Ermie mengaku saat ini jumlah produsen yang membuat mukena sejenis berkembang pesat bak jamur di musim hujan. Namun demikian, dia tidak takut untuk bersaing secara sehat.

“Pangsa pasar produk mukena di Indonesia masih banyak yang belum tergarap. Jumlah ini belum termasuk pasar ekspor. Makanya, kami tak boleh berhenti menawarkan produk dengan motif dan warna baru untuk menarik konsumen,” kata Ermie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper