Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Lucy Guo, Geser Tahta Taylor Swift Jadi Miliarder Wanita Termuda Hasil Usaha Sendiri

Lucy Guo resmi menggeser Taylor Swift sebagai miliarder wanita termuda berkat keberhasilannya membangun perusahaan teknologi dan AI.
Lucy Guo. Lucy Guo resmi menggeser Taylor Swift sebagai miliarder wanita termuda berkat keberhasilannya membangun perusahaan teknologi dan AI. /@guoforit
Lucy Guo. Lucy Guo resmi menggeser Taylor Swift sebagai miliarder wanita termuda berkat keberhasilannya membangun perusahaan teknologi dan AI. /@guoforit

Bisnis.com, JAKARTA — Lucy Guo, 30 tahun, resmi menyalip penyanyi sekaligus penulis lagu Taylor Swift dan menjadi miliarder wanita termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri.

Dengan kekayaan senilai US$1,25 miliar, dia mendulang cuan melalui perusahaan rintisan AI dan teknologinya.

Taylor Swift, 35 tahun, telah menyandang gelar tersebut sejak dia dinobatkan sebagai miliarder pada akhir 2023. Dia dan Guo adalah dua dari enam miliarder wanita di seluruh dunia yang merintis usahanya sendiri dan berusia di bawah 40 tahun.

Sebagian besar kekayaan Guo berasal dari sahamnya senilai US$1,2 miliar di Scale AI, perusahaan rintisan yang dia dirikan bersama tetapi ditinggalkannya beberapa tahun lalu. Sisanya bersumber dari usaha lain, termasuk perusahaan rintisan barunya, Passes.

Meskipun Guo membangun kariernya di bidang perusahaan rintisan teknologi, ketertarikan awalnya pada industri ini adalah hal yang praktis. 

Dia dibesarkan di keluarga sederhana oleh orang tua imigran China yang merupakan insinyur listrik tetapi kehilangan pekerjaan di awal hidupnya. Awalnya dia hanya melihat teknologi sebagai jalur cepat menuju kekayaan.

"Saya sering diganggu di sekolah karena miskin. Jadi saya berpikir, 'oke, saya harus menghasilkan uang sendiri'," kata Guo kepada Business Insider, dikutip Sabtu (26/4/2025).

Dia mulai membuat kode di sekolah menengah dan melanjutkan studi ilmu komputer dan interaksi manusia-komputer di Carnegie Mellon University. Seiring berjalannya waktu, dia menemukan apa yang disebutnya sebagai keinginan untuk membangun perusahaan.

Dorongan yang semakin kuat itu membuatnya keluar dari kuliah pada 2014, saat hanya tinggal beberapa mata kuliah lagi untuk menyelesaikan gelar ganda, untuk bergabung dengan Thiel Fellowship, sebuah program yang dibuat oleh investor miliarder Peter Thiel untuk mendanai perusahaan rintisan milik pengusaha muda.

Tahun berikutnya, Guo mendapatkan peran sebagai desainer produk di platform Tanya Jawab Quora, tempat dia bertemu Alexandr Wang. 

Keduanya bekerja sama pada 2016 untuk mendirikan Scale AI, sebuah perusahaan yang juga menjadikan Wang sebagai miliarder termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri, menurut Forbes. Saat itu, Guo berusia 21 tahun dan Wang berusia 19 tahun.

Mengenal Lucy Guo, Geser Tahta Taylor Swift Jadi Miliarder Wanita Termuda Hasil Usaha Sendiri

Lucy Guo. /@guoforit

Scale AI awalnya dimulai sebagai layanan yang mempekerjakan kontraktor bergaji rendah untuk memberi label pada kumpulan data untuk pelatihan AI, khususnya di sektor kendaraan self-driving

Tak perlu waktu lama, perusahaan rintisan itu mendapatkan klien besar, termasuk Cruise dan Tesla, serta memperluas basis kontraktornya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. 

Perusahaan itu kemudian mendapatkan kontrak dengan pemerintah AS, membantu analisis citra satelit selama perang di Ukraina, dan dengan OpenAI, membantu melatih model bahasa besar seperti ChatGPT.

"Kami menggunakan tim manusia untuk memberi label pada data dan secara bersamaan kami mampu melatih model pembelajaran mesin. Pembelajaran mesin bertugas membuat tebakan terbaik dan manusia masuk untuk mengoreksi kesalahan pembelajaran mesin," terangnya kepada New York Post.

Guo mengungkap ide di balik perusahaan rintisan itu muncul dari saran salah satu teman sekamar mereka yang mengusulkan pembuatan "API untuk manusia".

Dengan Wang mengambil peran sebagai CEO dan Guo memimpin operasi dan desain produk, Scale AI tumbuh pesat, mendorong para pendirinya masuk ke daftar Under 30 Forbes pada 2018. 

Namun, pada tahun yang sama, perselisihan mengenai arah perusahaan dilaporkan menyebabkan Wang mendepak Guo.

"Kami memiliki perbedaan pendapat, tetapi saya bangga dengan apa yang telah dicapai Scale AI," kata Guo.

Dia masih memegang saham hampir 5% di perusahaan itu, yang saat ini sedang menyelesaikan penawaran tender yang menilai perusahaan itu senilai US$25 miliar.

Setelah melepas perusahaan itu, Guo meluncurkan Backend Capital, sebuah dana modal ventura kecil yang mendukung perusahaan rintisan tahap awal. Di antara kemenangannya adalah investasi enam digit pada 2020 di perusahaan perangkat lunak keuangan Ramp yang sekarang bernilai US$13 miliar.

Namun, keinginan untuk membangun perusahaan kembali mendorongnya untuk memulai Passes, sebuah platform yang membantu kreator mendapatkan uang melalui berbagai saluran seperti langganan, siaran langsung, panggilan satu lawan satu, dan toko daring.

Passes dengan cepat berkembang pesat, mengumpulkan US$50 juta melalui tiga putaran pendanaan pada tahun 2022–2024 dan mencapai valuasi US$150 juta.

Rencana jangka panjang Guo untuk perusahaan tersebut adalah untuk mendukung kreator menjadi wirausahawan untuk menciptakan kekayaan lintas generasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper