Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Crazy Rich di Balik Garuda Food, Perusahaan asal Pati yang Bukan Kacangan

Sudhamek sukses mengubah bisnis kacang rumahan menjadi Garuda Food, perusahaan consumer goods besar bernilai Rp14,6 triliun, dengan penjualan Rp6,04 triliun di 2025.
Sudhamek/daw
Sudhamek/daw

Bisnis.com, JAKARTA - Siapa yang menyangka bisnis kacang rumahan bisa membawa pemiliknya menjadi perusahaan consumer goods besar bernilai Rp14,6 triliun? 

Hal itulah yang diwujudkan Sudhamek, lewat perusahaannya Garuda Food, yang kini menjadi salah satu perusahaan besar dengan penjualan bersih mencapai Rp6,04 triliun pada paruh pertama 2025, dan membawanya dalam daftar 500 perusahaan bergengsi Asia Tenggara, Fortune Southeast Asia 500. 

Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto AWS berhasil membesarkan usaha “kacang” Garuda, hingga tidak bisa lagi dianggap usaha “kacangan”. Per Maret 2025, perusahaan ini bahkan sudah mencapai nilai Rp14,6 triliun. 

Profil Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto

Di balik perusahaannya yang sukses, Sudhamek tidak memulai semuanya dengan mudah. Pria kelahiran Rembang itu merupakan bungsu dari 11 bersaudara. Dia dibesarkan di keluarga kurang mampu dan bahkan sempat dibully teman-teman sekolahnya. 

Namun, hal itu tidak membuatnya patah semangat. Dia sudah mulai belajar berbisnis dari ayah dan ibunya yang memiliki usaha sejak usia sekolah dasar. 

Ayah dan Ibunya sempat memiliki bisnis pengangkutan barang, namun bangkrut. Mereka kemudian mencoba bangkit kembali dengan membangun pabrik tepung tapioka. 

Sudhamek kemudian menempuh pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Sempat kuliah di dua jurusan alias double degree, di Fakultas Ekonomi pada 1975 dan kemudian di Fakultas Hukum tahun 1978

Selesai kuliah, dia tak langsung terjun ke bisnis keluarga. Sudhamek sempat bekerja di Gudang Garam Kediri dan sempat memilih pindah dari Kediri ke Jakarta pada 28 Januari 1991. 

Di Jakarta, dirinya ikut bekerja dengan Sutanto Djuhar yang merupakan salah satu pendiri Salim Grup pada 1 Februari 1991. 

Berselang tiga tahun kemudian, Sudhamek yang telah ditempa sebagai jajaran Eksekutif di Ibukota pun terpanggil untuk meneruskan bisnis keluarganya. 

Pada awalnya bisnis keluarga tersebut hanya memproduksi olahan kacang tanah yang sudah dirintis sejak 1979 oleh pendiri perusahaan melalui PT Tudung Putra Jaya (TPJ), sebuah perusahaan di Pati, Jawa Tengah, yang memasarkan produk kacang yang kemudian dikenal sebagai Kacang Garuda (Garuda Peanut).

Perusahaan tersebut kemudian berganti nama menjadi PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. pada 1990. 

Saat ini dengan Garudafood yang telah berdiri 35 tahun, terus berekspansi dengan mulai memproduksi dan memasarkan produk-produk makanan dan minuman yang mencakup biskuit, kacang, pilus, pelet snack, "confectionery", minuman susu, bubuk cokelat, keju dan salad dressing.

Bahkan sejumlah produknya Garudafood mengekspor produk-produknya ke lebih dari 20 negara, fokus di negara-negara ASEAN, Tiongkok dan India. 

Baru-baru ini, Garuda Food juga dilirik perusahaan keju raksasa asal Prancis, BEL SA, yang mengucurkan dana segar senilai Rp708,75 miliar untuk membeli 22,5 saham KEJU. 

Saat ini, Sudhamek dan keluarga juga masih berada dalam jajaran orang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan US$1 miliar atau sekitar Rp16,13 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro