Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Baku Murah, Untung Bisnis Perhiasan Perca Capai 80%

Limbah kain batik ampuh mendatangkan rupiah. Asal kreatif dan jeli melihat peluang, pelaku usaha bisa menyulap potongan-potongan kain tersebut menjadi barang bernilai ekonomis yang disukai konsumen.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Limbah kain batik ampuh mendatangkan rupiah. Asal kreatif dan jeli melihat peluang, pelaku usaha bisa menyulap potongan-potongan kain tersebut menjadi barang bernilai ekonomis yang disukai konsumen.

Pelaku usaha kreatif yang sukses mengolah kain perca menjadi aneka aksesori adalah Dyah Septianingsih. Pemilik merk D’Chick n Clicks ini mulai memproduksi perhiasan dari limbah kain batik sejak 2012 silam.

Dyah mengaku alasan dia membuat aksesori tak lain karena banyak konsumen gemar menggunakan perhiasan untuk menunjang penampilan. Alih-alih membuat perhiasan yang banyak dijual di pasar, dia menggunakan kain sebagai bahan baku.

Dyah juga memanfaatkan kain perca. “Berbeda dengan baju, jumlah bahan yang dibutuhkan untuk aksesori lebih sedikit. Ketimbang membeli kain baru, lebih baik saya manfaatkan kain-kain sisa,” ujar perempuan asal Sragen, Jawa Tengah ini.

Dyah mencari referensi model aksesori kain dari internet. Dari situ, dia mengenal teknik membuat perhiasan dari Negeri Sakura yang bernama tsumami kanzashi. Dengan teknik ini, dia membuat perhiasan kain hingga berbentuk bunga-bunga khas Jepang, misalnya sakura, krisan, dan dahlia.

Tak hanya kain, dia acap kali menambahkan mutiara sintetis, pita renda, batu alam, atau pernik-pernik aksesori lainnya. Kombinasi antara material-material tersebut membuat produk aksesori kain makin eksentrik. “Banyak orang yang tidak percaya kalau aksesori tersebut terbuat dari perca batik. Malah, konsumen makin tertarik membeli lantaran bahan bakunya limbah,” katanya.

Dyah membuat beberapa perhiasan untuk kaum hawa, misalnya kalung, bros, bando,headpiece, hingga cincin. Dari semua produk tersebut, dia mengaku barang yang paling laris adalah kalung.

Harga produk aksesori perca D’Chick n Clicks dibanderol mulai dari Rp28.000—Rp200.000. Menurut Dyah, harga tersebut disesuaikan dengan tingkat kerumitan produk. “Semakin rumit desainnya, semakin sulit saya membuatnya.  Harga jualnya akan ikut naik,” ujarnya. Margin keuntungan yang dia dapat dari bisnis ini mencapai 25%—80%.

Peluang bisnis dari produk aksesori perempuan memang terbuka lebar. Apalagi jika pelaku usaha bisa memanfaatkan material yang terpakai. Keuntungan yang didapat pun makin berlipat. Meski demikian, ternyata proses mendapatkan pasokan kain perca secara berkesinambungan ternyata gampang-gampang susah.

Meski pada mulanya dia memperoleh bahan baku dari penjahit di sekitar rumah, jumlah tersebut ternyata tak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “Saya memiliki beberapa relasi toko online yang mau membagi kain perca. Mereka memberikan secara gratis,” tutur Dyah.

Dia tidak bisa langsung mengolah kain perca tersebut menjadi aksesori karena menggunakan teknik asal Jepang. Dia memasukkan potongan perca ke dalam adonan kanji. Lebih lanjut, kain dijemur hingga kering.

Setelah kering dan kaku, Dyah menggunting dan membentuknya menjadi aneka bunga. Alhasi, bahan kain yang tadinya akan jadi kaku. “Karena teksturnya kokoh, aksesori kain pun lebih tahan lama,” ujar Dyah. Dibantu 3 orang karyawan, dia kini mampu memproduksi 100—300 buah perhiasan setiap bulan.

Soal peluang, Dyah mengatakan bisnis perhiasan dari kain perca berprospek cerah. Salah satu indikatornya yaitu permintaan konsumen terus meningkat. Bahkan, jumlah aksesori yang dia produksi saat ini belum bisa memenuhi semua permintaan konsumen.

Meski peluangnya besar, Dyah tak menampik jumlah produsen aksesori kain perca terus bermunculan. Namun demikian, dia tak takut karena setiap pelaku usaha memiliki karakteristik produk yang berbeda-beda. “Selain memiliki ciri khas, produsen aksesori juga harus rajin mengikuti tren fesyen yang sedang digemari konsumen,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper