Bisnis.com, JAKARTA - Terbatasnya produsen kebaya untuk anak-anak membuat Rejanti Nilam Kusuma kesulitan mencari kebaya untuk anaknya yang masih bayi dan balita saat akan menghadiri acara resmi atau undangan pernikahan. Dia pun akhirnya melihat ada celah peluang dalam bisnis pembuatan kebaya anak.
Sejak enam bulan lalu, Nilam secara resmi mulai terjun dan menyeriusi bisnis ini dengan brand Butik Adeeva. Nilam hanya memproduksi kebaya anak dengan model kebaya batik encim, yang berpusat di Magelang, Jawa Tengah.
Modal awal yang dibutuhkan untuk bisnis ini sekitar Rp30 juta. Dana itu digunakan untuk membeli mesin dan peralatan jahit, membeli bahan kain, membuat website, serta biaya operasional lainnya.
“Jumlah kebaya anak yang kami produksi masih terbatas karena hanya dibantu dua orang tenaga kerja. Untuk setiap model, kami hanya memproduksi 20 potong pakaian yang terdiri atas beberapa ukuran,” katanya.
Dari harga jual sekitar Rp145.000—Rp175.000 per potong, Nilam mengaku bisa mengantongi keuntungan hingga 30%, dan meraup omzet per bulan nya hingga Rp15 juta.
Agar menarik, Nilam sengaja memilih warna yang ceria serta bahan yang nyaman untuk anak-anak. Selain kualitas jahitan, Butik Adeeva ju ga menonjolkan ke masan eksklusif berupa kotak yang dibuat secara handmade dan mengusung tema batik.
Untuk pemasaran, Nilam mengatakan 100% dilakukan secara online—melalui website www.butikadeeva.com dan akun media sosial seperti Instagram dan Facebook—mulai dari prosedur pemesanan hingga pengiriman.
Melalui pemasaran online tersebut, Nilam berhasil menjangkau pelanggan dari berbagai kota di Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan.
Ke depannya, Nilam akan terus melakukan inovasi dengan menambah variasi produk, meningkatkan kapasitas produksi, serta memperluas jangkauan target pasar hingga ke luar negeri. “Kami akan membuka sistem distributor dan keagenan agar jangkauan pasarnya lebih luas, dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas produk,” katanya.
Dia optimistis bisnis kebaya anak-anaknya juga akan makin berkembang. “Dengan menggunakan kebaya, anak-anak dilatih mencintai kebudayaan Indonesia sejak dini.”