Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ubah Salak Sidempuan Menjadi Es Krim

Salak bukan hanya buah yang bisa dijadikan makanan cemilan saja, namun juga bisa diolah menjadi makanan lainnya seperti es krim

Bisnis.com, JAKARTA - Salak merupakan buah eksotis yang tumbuh sepanjang tahun. Di beberapa di daerah di Indonesia, buah berkulit sisik tersebut melimpah ruah karena bisa tumbuh tanpa ditanam.

Umumnya, salak dimanfaatkan buahnya untuk dimakan segar, dibuat manisan, diolah menjadi asinan, dikalengkan atau dikemas sebagai keripik salak.

Namun, semakin berkembangnya teknologi pangan dan kreativitas anak bangsa, sekarang buah yang memiliki daging berwarna putih itu bisa diolah menjadi lebih banyak variasi, mulai dijadikan sebagai es krim hingga bijinya dijadikan kopi.

Pelaku usaha yang menangkap peluang dari pengolahan buah salak adalah Gemadana Irza yang mengolah salak Sidimpuan dari Sumatra Utara menjadi es krim yang digemari banyak kalangan.

Gema memulai bisnisnya ini sejak September 2012 setelah melihat potensi buah salak di daerahnya yang melimpah. Dia kemudian berusaha untuk mencari inovasi untuk memberikan nilai tambah pada buah khas daerahnya tersebut.

Melihat kondisi daerahnya juga yang cenderung bersuhu panas, dia melirik adanya peluang yang menarik jika menggabungkan salak dengan makanan yang enak dinikmati saat panas terik, yakni es krim salak dengan merek Zalacca Ice Cream.

“Sebelum benar-benar yakin untuk memproduksi es krim salak, saya harus melakukan eksperimen sekitar satu tahun untuk mendapatkan formula yang ideal,” paparnya.

Setelah menemukan resep es krim dengan rasa salak yang cocok di lidah, dia pun mulai menyeriusi bisnisnya dengan modal awal sekitar Rp6 juta yang dia gunakan untuk membeli freezer, alat pembuatan eskrim serta membuat outlet penjualan.

Gema mengawali bisnisnya dengan sistem pembuatan es krim sesuai pesanan, dan sejak 2014 sudah mulai produksi secara rutin. Dalam sehari dia bisa mengolah 5 kg salak menjadi 20 liter es krim.

Adapun, macam-macam jenis es krim yang diproduksinya antara lain es krim cup kecil seharga Rp6.000, es krim cone seharga Rp6.000, es krim family pack 500 mililiter seharga Rp25.000 dan es krim kemasan boc 10 liter seharga Rp350.000.

“Dalam sebulan bisa menjual sekitar 400 liter es krim,” paparnya.

Selain menjual secara eceran melalui mobile outlet yang menyasar konsumen dari kalangan pelajar dan mahasiswa, Gema juga bekerja sama dengan wedding organizer atau penyelenggara kegiatan untuk menyediakan es krim sebagai salah satu menu katering.

Dalam setiap kegiatan tersebut, Zallaca Ice Cream bisa memasok sekitar 50 liter-100 liter es krim yang bisa disajikan untuk 500-1.000 porsi.

Di samping memproduksi es krim rasa salak, dia juga memproduksi es krim dengan cita rasa lainnya, seperti cokelat, stroberi, vanilla dan greentea. Tujuannya agar konsumen es krimnya lebih banyak dan luas.

Sementara itu, untuk memperkenalkan produk Zalacca Ice Cream, Gema rajin mengikuti bazar dan berbagai pameran di Medan dan sekitarnya, juga memanfaatkan akun sosial media Instagram  @zalaccaicecream dan Facebook Zalacca Ice Cream.

Gema mengatakan, walaupun tidak menggunakan bahan pengawet. Es krim buatannya bisa tahan hingga tiga bulan dengan penyimpanan di dalam lemari pembeku, sehingga bisa disimpan dalam waktu yang relatif lama.

“Saat ini pemasarannya masih di kawasan Medan, karena memang sulit untuk menjangkau tempat yang agak jauh dengan kondisi es krim yang rentan terhadap perubahan suhu,” paparnya.

Meski demikian, bukan berarti Gema hanya fokus untuk menjaring konsumen di kawasan Sumatra Utara. Dia juga memiliki ambisi supaya produknya bisa dikenali lebih luas di berbagai daerah di Indonesia.

Namun, dalam waktu dekat dia mengaku akan menguatkan bisnisnya di daerah asalnya terlebih dahulu, sambil meningkatkan kualitas produknya supaya konsumen merasa puas dengan es krim buatannya.

Dia juga akan terus menambahkan variasi rasa es krim dengan bahan baku salak. Misalnya, dia akan terus menyempurnakan formula eskrim rasa coklat salak yang selama ini belum berhasil ia temukan.

“Saya sudah coba untuk mencampur antara coklat dan salak, tapi rasanya belum tercampur dengan baik, masih harus banyak melakukan percobaan supaya lebih sempurna,” katanya.

Gema yakin, bisnis yang dijalankannya tersebut memiliki prospek yang cukup cerah. Selain didukung dengan bahan baku yang sangat mudah didapatkan, es krim dengan rasa unik juga bisa menjadi alternatif makanan ringan bagi setiap orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper