Bisnis.com, JAKARTA--Peluang pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menembus pasar ekspor sebenarnya sangat terbuka lebar. Namun masih banyak pengusaha yang masih memusatkan perhatiannya pada pasar domestik karena berbagai alasan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UKM dan Koperasi Erwin Aksa mengungkapkan sudah saatnya pengusaha lokal percaya diri untuk merambah pasar internasional.
“Pasarnya sangat terbuka, tapi kebanyakan yang mendapat pasar ekspor adalah perusahaan yang memang spesialisasinya membuat handycraaft yang handmade,” kata dia kepada Bisnis.
Salah satu pengusaha lokal yang sudah sukses menggarap pasar luar negeri adalah Wahyu Adjisetiawan. Pelaku usaha tas kulit dan tas kanvas ini bahkan mampu mengantongi omzet Rp1 miliar – Rp5 miliar per tahun.
Hampir 70% dari total produksi tasnya yang mencapai 8.000 unit di bawah bendera Evrawood diekspor ke kawasan Eropa dan Asia seperti Belanda, Inggris, Italia, Jerman, Swedia serta Singapura, dan Malaysia. Saingannya adalah merek-merek yang sudah lebih mapan dan bermodal besar seperti Lee Cooper, Hush Puppies, Elle, Braun Buffel, Camel Active.
Wahyu tak menampik ada sejumlah tantangan yang dihadapi pelaku usaha untuk bisa menjajal ekpsor seperti yang dialaminya. Namun lagi-lagi pelaku usaha tidak boleh gentar. Sebab usaha yang lebih keras dan pantang menyerah akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
“Memang ada beberapa kendala, tapi pasti ada solusinya,” kata dia.
Dari perbincangan dengan keduanya, ada enam kendala umum yang dialami pelaku usaha. Berikut ini kendala sekaligus strateginya agar mudah menembus pasar ekspor, yakni: