Bisnis.com, JAKARTA -- Dewi Meilina melangkah memasuki kantor AirAsia Indonesia di kawasan Tangerang, Banten. Wajahnya segar dengan sapuan riasan tipis. Dia memakai kemeja putih, celana panjang hitam, dasi, topi dan atribut lainnya. Penampilannya mengingatkan pada seorang pilot.
Tak salah lagi, Dewi memang seorang penerbang. Sebelumnya, dia rupanya sempat mendapatkan penolakan saat mencoba meniti karir menjadi pilot. Maskapai penerbangan tidak bisa menerima lamarannya dengan alasan belum pernah memiliki pilot perempuan.
Beberapa tahun lalu saat dia mencoba mengetuk pintu ke dunia pilot, maskapai penerbangan masih meragukan kemampuan perempuan. “Seiring berjalannya waktu, sekarang sudah mulai banyak perempuan jadi pilot,” katanya Selasa (21/4/2015).
Perempuan yang mengambil pendidikan pilot di Cirebon ini merasa bangga karena beberapa maskapai penerbangan kini mulai membuka kesempatan berkarier untuk perempuan sebagai pilot. Maskapai penerbangan mulai percaya, para perempuan juga bisa mengerjakan tugas pilot dengan baik.
Selama menjalankan tugasnya, Dewi berupaya fokus dengan tidak membawa masalah pribadi saat bekerja. Begitupun jika sudah berada di rumah, urusan pekerjaan dia tinggalkan.
Pekerjaan seorang pilot tidaklah mudah. Menyadari hal itu, dia terus menjaga staminanya dengan olahraga, mengkonsumsi vitamin dan makan secara teratur. Rahasianya untuk menjaga konsentrasi saat terbang adalah kopi dan permen.
Terbang pada Hari Kartini
Hasilnya, dia terlihat sigap dalam menjalankan tugas. Seperti hari itu, bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, dia bertugas sebagai captain dalam penerbangan QZ 7526 dengan rute Jakarta–Denpasar yang membawa 165 penumpang serta QZ 7527 dengan rute Denpasar–Jakarta yang membawa 100 penumpang.
AirAsia Indonesia sengaja membuat kedua penerbangan itu terasa spesial, karena seluruh kru terdiri dari para perempuan. Dewi ditemani Jessica Jana Johan sebagai first officer serta empat orang pramugari.
Jessica masih tergolong junior. Dia baru merintis karir dengan menjadi first officer di AirAsia Indonesia sejak dua bulan lalu. Sebelumnya, dia sudah menempuh pendidikan pilot selama 10 bulan di Florida, Amerika Serikat.
Perempuan kelahiran Jakarta, 25 Februari 1993 tersebut terjun ke dunia penerbangan karena beberapa anggota keluarganya telah terlebih dahulu malang melintang di sana. Dia bangga bisa menekuni profesi yang didominasi laki-laki.
Baginya, pekerjaan penerbang tidaklah monoton dan selalu ada ilmu baru. “Setiap flight beda, tidak ada yang sama. Selalu ada pelajaran,” katanya.
Secuil cerita tentang Dewi dan Jessica mampu memperlihatkan bahwa perempuan juga bisa menekuni dunia pekerjaan yang sebelumnya dikuasai laki-laki.
Seperti kata Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko, profesi di industri aviasi khususnya penerbang dan teknisi biasanya didominasi oleh kaum pria, namun saat ini, tidak dapat kita pungkiri bahwa wanita telah memiliki andil yang cukup signifikan di industri penerbangan tanah air, tak terkecuali di AirAsia Indonesia.
“Di AirAsia, kami senantiasa mendukung dan memberikan kesempatan yang sama bagi siapa saja yang memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan diri,” katanya.
AirAsia Indonesia saat ini tercatat memiliki dua orang captain wanita dan enam first officer wanita. Ke depan, maskapai penerbangan ini terus berupaya menambah jumlah para Srikandi-nya.
