Bisnis.com, TANGERANG—Perkembangan peran perempuan dan laki-laki di dalam pembangunan antardaerah di Indonesia timpang.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise membenarkan hal tersebut. Kondisi ini terutama terjadi di provinsi luar Jawa dibandingkan dengan Pulau Jawa.
“Capaian dalam pembangunan itu diukur dari segi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi,” katanya dalam Forum Kepemimpinan Perempuan USAID, di Tangerang, Jumat (12/6//2015).
Ketimpangan tersebut dapat diukur melalui indeks pembangunan gender (IPG). Pada 2013, IPG nasional 69,57 atau lebih besar dari tiga tahun sebelumnya 67,2.
Adapun disparitas tingkat partisipasi perempuan dan laki-laki dalam pembangunan tampak dari IPG provinsi. Sebagai contoh, IPG Jogjakarta 74,75 sedangkan di NTB hanya 59,07.
“Pembangunan dan manfaatnya belum dirasakan secara merata di seluruh Indonesia,” ujar Yohana.
Selain mengukur berdasarkan IPG dapat pula digunakan indeks pemberdayaan gender (IDG). Indeks ini untuk melihat keterlibatan dan paritisipasi perempuan di wilayah publik.
Yohana menyatakan kendatipun IDG nasional meningkat dari 68,3 menjadi 70,64 selama 2010 – 2013. Tapi untuk tingkat provinsi, IDG tetap timpang.