Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Bikin Indonesia Pusat Halal Dunia

Pakar pemasaran,Yuswohady, menjelaskan untuk menyongsong tahun halal 2019, perlu ada kampanye sadar produk halal di Tanah Air.
Ilustrasi produk berjaminan halal/Istimewa
Ilustrasi produk berjaminan halal/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Pakar pemasaran,Yuswohady, menjelaskan untuk menyongsong tahun halal 2019, perlu ada kampanye sadar produk halal di Tanah Air. 

Alasannya, pertama, untuk menjadikan 100% produk makanan-minuman, kosmetik, obat-obatan, dan produk lain yang beredar di Indonesia bersertifikasi halal.

Kedua, menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia, mengalahkan Malaysia, Arab Saudi, dan negara pesaing lain.

Untuk mencapai tujuan kedua tersebut, diperlukan dua pendekatan pemasaran yang bisa djalankan, yakni, secara vertikal dan horizontal.

Pendekatan vertikal adalah kampanye halal yang dilakukan pemerintah dalam bentuk kampanye publikatau sosial, seperti yang sudah banyak dilakukan oleh berbagai kementerian, atau badan pemerintah.

Sebagai contoh, Kementerian Perdagangan yang melakukan kampanye label 100% Cinta Indonesia untuk mendorong penggunaan produk lokal, atau Komisi Pemilih Umum (KPU) yang membuat kampanye Ayo Memilih dalam memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Adapun, salah satu kampanye publik yang dinilai paling sukses yang pernah dilakukan di Indonesia adalah kampanye Batik. Kesuksesan ini diwali dari ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Pengakuan

Pengakuan yang memicu kebanggaan semua lapisan masyarakat tersebut direspons cepat oleh pemerintah dengan menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Pemerintah juga menghimbau seluruh instansi dan perusahaan agar karyawannya mengenakan batik pada hari Jumat. Dari situ gelombang euforia batik menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru negeri.

“Kampanye halal tak mesti sama persis dengan kampanye batik, tapi pelajaran-pelajaran berharga di dalamnya bisa diambil,” paparnya.

Sementara itu, kampanye dengan pendekatan horizontal bisa belajar dari tren hijab yang memanfaatkankomunitas dan pemasaran dari mulut ke mulut.

“Saya melihat, kesadaran kaum muslimah untuk berlomba-lomba mengenakan hijab sesungguhnya dipicu oleh edukasi masif yang terjadi di dalam medium komunitas hijabers,” katanya.

Interaksi antar sesama hijabers di dalam komunitas, dinilai mampu memicu euforia hijab di kalangan kaum muslimah untuk ramai-ramai mengenakan hijab.

Jika diimplementasikan terhadap kampanye halal, pendekatan kedua ini mengandalkan edukasi halal oleh komunitas yang dilakukan secara peer to peer melalui beragam media sosial seperti blog, Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain.

“Berbeda dengan pendekatan vertikal yang mengandalkan kebijakan dan himbauan pemerintah, pendekatan ini lebih menekankan peran komunitas-komunitas halal dalam mengedukasi masyarakat mengenai sadar halal,” paparnya.

Untuk itu, peran komunitas-komunitas halal memegang peran kunci, sehingga diharapkan komunitas ini bakal tumbuh pesat. Komunitas juga seharusnya menyebarkan kesadaran halal dengan pendekatan yang teduh, simpatik, inklusif, dan tidak menggurui.

Program yang dibesut pun harusnya kolaboratif dan kokreatif melalui pelibatan dan partisipasi stakeholders, selain itu sadar halal juga harus bisa menjadi bagian dari gaya hidup yang dinilai keren.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper