Bisnis.com, JAKARTA - Langkah yang diambil sebagai strategi untuk menghadapi perlambatan ekonomi bisa berbeda-beda di masing-masing perusahaan. Bahkan, pelaku usaha harus bisa mengidentifikasi bagaimana kondisi terkini dari perusahaannya, sehingga bisa mengambil langkah dengan dosis yang tepat.
Ketua Program S1 Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya Rudy Handoko mengatakan setidaknya ada tiga kondisi perusahaan yang harus diidentifikasi dan mencari jalan terbaik sebagai langkah untuk pengambilan keputusan.
Pertama, jika pelaku usaha bisa mengidentifikasi perusahaannya dalam kondisi sangat sehat, hal ini bisa dilihat dari keadaan perusahaan yang tidak kesulitan keuangan, maka langkah yang bisa diambil dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini adalah dengan berekspansi.
Perlambatan ekonomi yang terjadi merupakan waktu yang tepat untuk melebarkan sayap, pasalnya sebagian pesaing akan tiarap atau menahan diri, sehingga dengan leluasa bisa mengambil pangsa pasar mereka.
Kedua, bila perusahaan memiliki kondisi keuangan likuid tapi tidak menguntungkan atau memiliki keuntungan tetapi mengalami kesulitan keuangan, maka pelaku usaha berada dalam kondisi cukup sehat.
Untuk kondisi perusahaan seperti ini, saat perlambatan ekonomi merupakan waktunya untuk berbenah, misalnya dengan melakukan pelatihan bagi karyawan dan pembenahan sistem, sehingga pada saat situasi membaik perusahaan siap untuk tancap gas.
Ketiga, perusahaan dengan kondisi tidak sehat, yakni yang memiliki kesulitan keuangan atau tidak likuid dan tidak memiliki keuntungan.
Bila kondisi perusahaan kurang baik, sebaiknya tidak serta merta melakukan downsizing atau mengurangi jumlah tenaga kerja yang dianggap sudah tidak efektif. Justru, sebaiknya karyawan diajak bicara untuk bersama-sama menghadapi tantangan.
“Masa menurunnya kondisi perekonomian ini harus dilihat sebagai tantangan sekaligus peluang sehingga kita tetap optimis,” katanya.