Bisnis.com, JAKARTA - Sebutan Warren Buffet asal Meksiko tepat disematkan ke pria yang didapuk sebagai orang terkaya di negara asalnya. Pria ini memiliki kerajaan bisnis yang begitu luas dan beragam, baik di Meksiko maupun di Amerika Serikat.
Ya, dia adalah Carlos Slim, sang kaisar dari kerajaan bisnis yang oleh media kerap disebut sebagai Slimandia. Oleh Majalah Forbes, pria kelahiran 1940 ini ditempatkan sebagai manusia terkaya kedua di dunia dengan nilai kekayaan bersih mencapai US$72,5 miliar.
Menurut Bussines Insider, Carlos Slim sejatinya merupakan keluarga imigran asal Lebanon yang hijrah ke Meksiko sebelum kelahirannya. Dalam mendidik anak-anaknya, orang tua Carlos menanamkan nilai-nilai kewirausahaan yang kuat kepadanya.
Oleh ayahnya Julian Slim Haddad, Carlos diajarkan untuk membaca dokumen keuangan dan berinvestasi di usia muda dengan prinsip-prinsip akuntabilitas.
Investasi perdana Carlos Slim dilakukan saat dia berusia 11 tahun yakni di obligasi pemerintah dan dari situ dia mempelajari tentang konsep bunga majemuk.
Dia selalu mencatat setiap transaksi keuangan dan bisnis yang dilakukan ke dalam buku harian dan akitivitas itu terus dilakukan hingga saat ini. Setahun kemudian, Carlos melakukan pembelian saham pertamanya, yakni saham salah satu bank Meksiko.
Namun, kebersamaan antara ayah-anak itu rupanya tidak berlangsung lama karena saat Carlos berusia 13 tahun, ayahnya meninggal dan mewariskan beberapa unit bisnis kepada anak-anaknya seperti toko serba ada, real estate, dan sejumlah kepemilikan saham.
Selepas kepergian sang ayah, saat berusia 15 tahun, Slim telah menjadi pemegang saham bank terbesar Meksiko. Anak kelima dari enam bersaudara ini kemudian melanjutkan pendidikan di tingkat universitas pada usia 17 tahun dengan bermodalkan uang 200 peso, hasil bekerja selama sepekan di perusahaan peninggalan ayahnya.
Di National Autunomous University of Mexico, Slim mengambil jurusan teknik sipil. Di bangku pendidikan ini, dia menunjukkan prestasi belajar yang gemilang sehingga didapuk menjadi pengajar aljabar dan pemrograman linear meski belum meraih gelar sarjana.
Meskipun mengambil pendidikan teknik sipil, ketertarikan pada angka juga mendorong dia untuk menempuh pendidikan ekonomi dengan mengambil kursus ekonomi di Chili sebelum memasuki dunia bisnis secara total.
Pada 1961, setelah mendapatkan gelar sarjana teknik sipil serta kursus ekonomi, Slim mulai bekerja sebagai pialang saham. Slim bekerja begitu keras hingga 14 jam setiap harinya.
Kerja kerasnya berbuah manis setelah pada 1965, dari hasil investasi pribadinya sebesar US$400.000, dia mendirikan perusahaan pialang saham Inversora Bursatil.
Tidak hanya itu saja, Carlos pun mendirikan grup usaha yang disebut Grupo Carso yang secepat kilat membeli saham perusahaan Jarritos del Sur. Setahun kemudian, dengan kekayaan US$40 juta, Carlos Slim mendirikan perusahaan komunikasi Inmobilaria Carso.
KIAN EKSPANSIF
Bisnis Carlos makin menggurita memasuki dekade1970-an. Saat itu, dia mendirikan tujuh perusahaan, salah satunya adalah penyewaan perlengkapan konstruksi. Dia juga menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 60%, atau senilai US$1 juta, di perusahaan percetakan kemasan rokok Galas de Mexico.
Tidak berhenti sampai di situ, pada 1981 Slim kembali melakukan ekspansi usaha dengan mengakuisisi Cigarros la Tabacelera Mexicana (Cigatam), produsen rokok terbesar kedua di Meksiko.
Dengan demikian, kerajaan bisnis Carlos Slim menjadi semakin kuat dan menancapkan kaki di sektor konstruksi, minuman ringan, percetakan, real estate, pertambangan, tembakau, penerbangan, serta telekomunikasi.
Pada 1982, ketika Meksiko dilanda kontraksi ekonomi, kerajaan bisnis Slim semakin berkibar karena dia memnbeli banyak aset dan saham yang dilego dengan harga murah, seperti Empresas Frisco, perusahaan pertambangan dan pengolahan kimia, hotel, restoran, dan aksesoris. Langkah ini diakuinya merupakan salah satu strategi penting yang melambungkan namanya di jajaran miliarder kelas dunia.
Slim terus melaju hingga memasuki era 1990-an dengan mengakuisisi Telmex, BUMN yang tengah terseok-seok kekurangan suntikan modal. Grup tersebut juga kemudian melantai di bursa efek sehingga dalam sekejap berubah menjadi perusahaan kelas dunia dan terus mengakuisisi berbagai perusahaan kelas besar hingga saat ini.
Seperti diberitakan Forbes, namanya menjadi buah bibir pada 2014 dengan menghabiskan US$5,6 miliar untuk membeli saham raksasa telekomunikasi AT & T sebesar 8,3%, sehingga secara keseluruhan keluarga besarnya memiliki 62% kepemilikan di perusahaan itu.
Di luar telekomunikasi, Slim melakukan beberapa strategi bisnis seperti membeli saham mayoritas dari perusahaan real estate yang dirintis olehnya, Innmeubles Carso, dengan menggelontorkan dana US$450 juta.
Sebulan kemudian, dia menjadi pemegang saham terbesar di The New York Times, dengan kepemilikan saham hampir 17%. Slim juga memegang saham mayoritas di konglomerat industri Grupo Carso, usaha keuangan Grupo Financiero Inbursa, serta berbagai perusahaan lainnya.
Slim mengakui kunci suksesnya terletak pada upaya memfokuskan diri pada modernisasi, pertumbuhan, pelatihan, kualitas, penyederhanaan dan perbaikan proses produksi secara terus-menerus.
“Selain itu jika ingin berhasil, seorang pengusaha harus meningkatkan produktivitas dan daya saing, berupaya mengurangi biaya dan pengeluaran dengan menggunakan tolok ukur global,” terangnya.