Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEPATU BUATAN TANGAN: Tampil Beda di Tengah Kompetisi Ketat

Kesan unik melekat pada sepatu-sepatu karya mereka. Tujuannya tak lain memikat konsumen.
13th Shoes juga akan meluncurkan beberapa produk baru setiap dua bulan sekali.
13th Shoes juga akan meluncurkan beberapa produk baru setiap dua bulan sekali.

13th Shoes: Sol Tebal dan Unik

Pemain lain di bisnis sepatu unik adalah Anggun Citra Wulandari. Di bawah merek 13th Shoes, Anggun menelurkan produk alas kaki dengan mengusung tema everyday wear. 13th Shoes memroduksi beberapa jenis sepatu yang khusus digunakan sehari–hari, seperti flatshoes, heels, dan  flatform.

Produk andalannya adalah  flatform. Sepatu flatform yang dibuat berbeda dengan produk alas kaki perusahaan lain, di mana 13th Shoes memadukan sol tebal dengan hak unik yang biasa disebut quirky heels.

Ciri khas hak unik yang diusung 13th Shoes terletak pada bentuknya yang tidak semata-mata datar pada bagian alasnya, tetapi memiliki aksen seperti  zig-zag  atau bentuk asimetris lainnya. Ketinggian hak dan platform bervariatif, antara 3—7 cm. “Kami juga menggunakan warna-warna yang sedang naik daun,” tutur perempuan yang mengawali karir bisnis sepatunya sejak 2009 ini.

Produk 13th Shoes menggunakan bahan-baku, seperti kulit sintetis, kanvas, dan swag.  “Kulit asli mahal, jadi pasti saat sepatunya dijual, harganya bisa lebih mahal. Saya lihat konsumen di Indonesia itu import oriented. Daripada membeli sepatu kulit asli Indonesia yang harganya sekitar Rp600.000–Rp800.000, mereka pasti lebih memilih merek luar sekalian,” ujar Anggun.

Dengan total tenaga kerja berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 10 orang bagian produksi dan 5 orang bagian manajemen, 13th Shoes dapat menghasilkan sekitar 100—200 sepatu per minggunya.

Anggun mengaku, kepopuleran sepatu–sepatu 13th Shoes ini tidak hanya tersebar di pasar Indonesia, tetapi juga di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand. “Sejak 2011, kami mulai melakukan ekspor. Ekspor kami kebanyakan ditujukan untuk pasar Singapura dan Malaysia saja, kalau di Filipina dan Thailand paling hanya beberapa.”

Harga produk alas kakinya dibanderol dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 205.000–Rp 425.000. Dengan kisaran harga itu, Anggun mengklaim mampu meraup omzet Rp170 juta per bulan. “Kami tidak menghitung berapa persen kenaikan per bulannya, tapi naiknya masih perlahan, belum terlalu wow,” katanya.

Pemasarannya pun difokuskan lewat pasar online. Dalam beberapa kesempatan, dia juga berkolaborasi dengan beberapa artis sebagai salah satu strategi mendongkrak popularitas sepatunya.

Sejauh ini, kata Anggun, bisnis tersebut masih prospektif. Hanya saja, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cukup memukul bisnisnya. Anggun mengaku, penguatan dolar memberikan tekanan terhadap harga bahan baku 13th Shoes. Pasalnya, bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sepatu tersebut memiliki kandungan impor yang tinggi.

“Imbasnya, kami terpaksa menaikkan harga karena harga bahan bakunya naik, kendati memang tidak terlalu signifikan. Kenaikan per pasang sekitar Rp10.000–Rp20.000. Daripada menurunkan kualitas, lebih baik kualitas tetap dipertahankan, kendati harga naik sedikit. Konsumen juga pasti mengerti karena dolar naik, harga pasti pada naik,” ungkapnya.

Namun, di sisi lain, Anggun mengaku memanfaatkan celah naiknya dolar ini dengan memperbanyak ekspor sepatu 13th Shoes ke luar negeri. “Kami kirim barang keluar karena kami juga bertransaksi menggunakan dolar, jadi lumayan lah.”

Untuk meningkatkan pemasaran ke depannya, 13th Shoes berencana membangun toko sendiri. Hingga saat ini, Anggun mengaku masih menyisir lokasi toko barunya di sekitar Jakarta. Dia juga berencana melakukan kerja sama dengan salah satu gerai sepatu di Singapura.

Tak hanya itu, 13th Shoes juga akan meluncurkan beberapa produk baru setiap dua bulan sekali. Namun, Anggun bertekad tetap mempertahankan keunikan produk alas kakinya.

Anggun optimistis keunikan produk alas kakinya ditambah lagi dengan unsur estetika yang melekat pada sepatu tersebut akan membuat produk ini dengan mudah diterima di pasar. “Kalau dilihat, produk kami memang biasa saja, tetapi tidak ada yang bisa menyamai produk kami. Alas kaki kami benar–benar rapi, bagus, dan pas di kaki.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : k9/k29
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Selasa (13/10/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper