Tak Kekurangan Tamu
Lilian Yuanita, pemilik Nibenia Homestay di Yogyakarta, mengatakan hampir setiap hari ada saja wisatawan yang menyewa kamar di penginapannya.
“Okupansinya di atas 70%. Kalau momentum biasa, omzetnya bisa sekitar Rp15 juta per bulan, tetapi kalau sedang ramai bisa meningkat minimal 3 kali lipat,” tutur perempuan yang mulai berbisnis sejak 2013 lalu itu.
Peluang omzet yang menjanjikan serta Yogyakarta yang sudah sejak dulu ramai dikenal sebagai daerah tujuan wisata membuatnya berani terjun dalam bisnis tersebut.
Awalnya, dia tak memiliki properti sendiri. Didorong keinginan untuk memiliki rumah, dia memberanikan diri mengajukan KPR dengan modal awal Rp40 juta. Dia pun mencari rumah yang memiliki banyak kamar dengan niat disewakan untuk membayar cicilan.
Secara bertahap, dia melakukan pembenahan dan menambah modal untuk melakukan renovasi ringan dan menambah perabot. Dia juga membeli perlengkapan, seperti sprei, selimut, serta peralatan dan perlengkapan dapur.
Di rumah itu, dia mengambil satu kamar untuk ditempati bersama keluarga. Sisanya, ada 6 kamar disewakan dengan sistem harian. Kamarnya terdiri dari berbagai ukuran.
Satu kamar seluas 3,5x6 meter dapat memuat 4-5 tempat tidur, empat kamar ukuran 3,5x4 meter yang dapat memuat 4 tempat tidur, serta satu kamar dengan kapasitas 2 tempat tidur.
Kendati di seputar Malioboro ada banyak penginapan, tamu Nibenia Homestay tak pernah kosong. Padahal, lokasinya berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat aktivitas turis di Kota Yogyakarta tersebut.
Mayoritas tamunya adalah kalangan turis domestik dan sebagian kecil lainnya merupakan turis asing, baik perorangan maupun keluarga atau rombongan. Lazimnya mereka melakukan pemesanan lewat online travel agent dan sisanya datang atau memesan langsung via telepon.
“Saat high season seperti long weekend atau momentum khusus, seperti Natal, Tahun Baru, Lebaran dan hari libur sekolah, homestay pasti full semua, bahkan kami sampai menolak tamu,” katanya. Tamu yang ingin menyewa satu rumah penuh pun harus memesan 2 bulan sebelumnya.
Tarif sewa disesuikan dengan besar kamar dan jumlah penyewa. Tarif sewa kamar paling kecil dimulai dari Rp100.000 per orang, sedangkan kamar yang paling luas Rp250.000 per orang. Jika tamu yang menginap lebih dari 1 orang dalam satu kamar, biayanya tinggal ditambah Rp50.000 per kepala.
Normalnya jika sedang penuh, Nibenia Homestay dapat menampung 22 tamu. Jumlah itu dapat dimaksimalkan menjadi 40 orang jika tamu merupakan rombongan besar dan menyewa satu homestay penuh.
Besarnya untung dan prospek bisnis ini membuatnya yakin bisnis homestay masih menjanjikan. Apalagi dengan perkembangan Internet saat ini yang membuat promosi dapat dengan mudah dilakukan dan tak perlu khawatir kekurangan tamu.
Lilian juga menilai berbisnis homestay memerlukan keluwesan pelaku usaha. Tamu yang menginap perlu merasa nyaman layaknya di rumah sendiri tetapi sekaligus diberi aneka fasilitas layaknya tamu yang tinggal di hotel.
Lilian, yang juga tinggal di homestay tersebut, selalu turun tangan mengurus penginapannya serta memperhatikan kebutuhan para tamu. Selain itu, dia juga mempekerjakan empat staf dengan sistem shift untuk mengurus operasional termasuk berjaga jika tamu butuh bantuan.