Bisnis.com, JAKARTA – Membandingkan sosok bisnis terkemuka seperti Subronto Laras dan Chairul Tanjung yang datang dari latar belakang berbeda, Anda pasti pernah bertanya-tanya. Apa sih yang sebenarnya telah mereka lakukan hingga mampu mengantarkan perusahaan mereka menjadi sukses?
Pertanyaan macam itu mungkin menjadi salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan. Jika jawabannya jelas, mungkin kita semua akan sudah jauh lebih kaya.
Menurut EY global growth market leader Annette Kimmitt, semuanya itu berawal dari tujuh faktor utama.
Kimmitt telah menghabiskan 30 tahun terakhir membantu menumbuhkan bisnis senilar miliaran dolar. Temuannya didasarkan pada feedback dari sekitar 250 perusahaan paling sukses yang didirikan oleh alumni Entrepreneur of the Year dari EY, berikut wawasan dari para konsultan yang bekerja sama dengan mereka.
“Kami menemukan bahwa pengusaha dengan tingkat pertumbuhan terbaik sangat seksama dalam membangun kemampuan mereka pada tujuh faktor ini,” ungkap Kimmitt, seperti dikutip CNBC.
Program MBA yang konvensional mengajarkan bahwa pemimpin bisnis harus berkonsentrasi pada ‘individu, sistem, dan proses,’ serta, tentu saja, pelanggan.
Area-area inti tersebut berhubungan dengan faktor pendorong di sebelah kiri tabel yakni individu, teknologi digital dan analisis, dan operasi. Namun, menurut Kimmitt, jika fokus hanya diberikan pada faktor-faktor tersebut tanpa mengindahkan tiga faktor lainnya yakni pendanaan, transaksi, dan risiko, maka bisnis bisa gagal.
“Setiap bisnis yang baik fokus pada keempatnya, tapi tiga faktor tambahan itu adalah pembedanya,” kata Kimmitt kepada CNBC.
Hal itu, ujarnya, terutama berlaku bagi pengusaha yang menargetkan pertumbuhan tinggi. Dengan memiliki perspektif yang lebih luas, bisnis dapat mengurangi volatilitas yang biasanya terkait dengan pertumbuhan yang cepat, dan karena itu mencapai perkembangan yang lebih berkelanjutan.
Lebih lanjut Kimmitt mengatakan, ada beberapa kesalahan umum yang biasanya menimpa perusahaan yang gagal. Kesalahan yang dimaksud termasuk mengompromikan perekrutan demi pertumbuhan, serta kehilangan otonomi dalam membuat jalan untuk pendanaan.
Kedua isu itu dapat bermuara pada perencanaan yang tidak mencukupi untuk jangka panjang.
“Bagi saya, semuanya bermuara pada mengompromikan fokus terhadap salah satu dari tujuh pilar tersebut,” tambah Kimmitt. Berikut adalah kiatnya untuk menerapkan ketujuh faktor itu:
Pelanggan
Fokus bukan pada produk itu sendiri, tapi bagaimana meningkatkan pengalaman pelanggan.
“Untuk perusahaan-perusahaan terbaik, pelanggan adalah fokus utama dari semua hal yang mereka lakukan,” katanya.
Individu, perilaku, dan budaya
Untuk tumbuh dengan sukses, pastikan staf Anda percaya pada tujuan akhir perusahaan.
“Ini tentang mengantarkan staf Anda sesuai dengan budaya yang tepat. Ini juga tentang berinvestasi pada individu-individu tersebut untuk memastikan mereka berkembang seiring dengan perkembangan perusahaan,” jelas Kimmitt.
Digital, teknologi, dan analisis
Teruslah berinvestasi dalam inovasi cerdas agar dapat bersaing. “Pikirkan tentang kekuatan data dalam mendorong inovasi.”
Operasi
Jangan hanya memikirkan proses, fokuslah pada operasi yang lebih luas. “(Pengusaha terbaik) memikirkan model operasi end-to-end, yang sesuai dengan bisnis,” ujar Kimmitt.
Pendanaan dan keuangan
Pastikan dana berada pada pusat strategi pertumbuhan Anda, alih-alih sebagai catatan tambahan. Menurut Kimmitt, perusahaan yang telah melakukan penskalaan dengan baik membuat jalur perusahaan yang seksama sejak awal.
Transaksi dan aliansi
Akuisisi dan kemitraan harus dilakukan dengan seksama serta merspons gap tertentu. Jangan menggunakannya murni hanya demi pertumbuhan.
“Sejak awal, perusahaan-perusahaan papan atas memiliki pemahaman yang baik tentang celah yang mereka miliki dalam bisnis mereka,” tuturnya.
Risiko
Terakhir, sadari akan risiko yang bisa merugikan bisnis Anda. Ia menegaskan bahwa pengusaha terbaik tidak takut akan risiko. “Mereka justru meminimalkan dampaknya,” tutup Kimmitt.