Ekspansi Bisnis ke Pasar Asia Tenggara
Mengapa pasar di Asia Tenggara menjadi Incaran? Bagaimana potensinya?
Untuk sementara ini kami coba masuk ke pasar di Filipina dan Singapura terlebih dahulu. Kalau untuk di Singapura kami baru tender, dan kami support dari Batam.
Kami belum bisa jelaskan secara detail proyeknya, tetapi kalau di Manila produknya adalah bantalan beton. Kalau di Singapura produknya box girder seperti yang sudah kami kerjakan di MRT dan LRT Kelapa Gading. Jadi potensi pasarnya masih cukup besar di Asia Tenggara.
Untuk yang di Filipina, produknya sementara ini dikirim dari sini. Begitu sudah dapat [kontrak] dan lolos prosedur [tak masalah], kami bisa ikut [tender] suplai. Kammi sudah dapat order untuk test work. Setelah berhasil baru kami dapat 150 km. Bicara 150 km itu bukan hal yang sedikit, sehingga kami harus cari partner di sana.
Apa saja persiapan yang dilakukan untuk masuk ke pasar Asia Tenggara?
Pertama, kami lihat produk pesaing di sana seperti apa. Setelah melihat adanya peluang untuk bisa masuk, kemudian kami kirim produknya. Misalnya untuk produk bantalan kereta, ternyata mereka kaget juga bahwa produk kami tidak kalah kualitasnya dengan tawaran harga yang lebih kompetitif.
Jadi, sebelum masuk kami lihat dulu pesaingnya siapa, mutunya seperti apa, kondisinya di sana seperti apa, dan proyek-proyek apa saja yang bisa kami garap. Jadi, strategi awalnya adalah kami harus pelajari dulu pesaing dan potensi pasarnya.
Kedua, dibutuhkan strategi yang tepat sebelum masuk ke pasar Asia Tenggara. Misalnya, di Singapura untuk masuk ke sana kami harus punya perwakilan, dan cost-nya cukup besar.
Dengan demikian, lebih baik kalau kami punya agen di sana yang mau bekerja sama, dan mereka belanja produk dari kami. Dengan demikian, kami tidak perlu mengeluarkan cost yang besar untuk buat perwakilan di sana.
Apakah proyek di Filipina itu menjadi yang pertama bagi WTON?
Kami sudah pernah ikut proyek di Timor Lester dan Aljazair. Namun, di kedua negara itu kami bergabung dengan induk WIKA.
Ke depannya, tidak menutup kemungkinan kami akan kembali bergabung dengan WIKA untuk proyek-proyek lainnya di luar negeri seperti di Taiwan, dan negara lainnya. Namun, untuk yang di Asia Tenggara ini kami coba jalankan sendiri, dan memang ini menjadi target pasar baru kami.