Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, media sosial sempat diramaikan dengan viralnya seorang wanita berwajah cantik yang menjual tahu goreng di kawasan Fatmawati Jakarta Selatan.
Wanita yang belakangan diketahui bernama Amanda Nurani Nataprawira tersebut ternyata ikut menjajal bisnis kemitraan tahu krispy bermerek Tahu Go yang dikembangkan oleh Tjoek Widharyoko.
Siapa sangka setiap bulannya, para mitra Tahu Go bisa menjual hingga ribuan tahu setiap harinya. Tjoek mengatakan bisnis ini bisa dijalankan oleh siapa saja karena modalnya yang terbilang tidak terlalu mahal yakni hanya sekitar Rp18,5 juta para mitra sudah mendapatkan gerobak dan bahan dasar, di luar sewa tempat dan gaji karyawan.
Selain itu, sebagai camilan yang renyah, tahu goreng krispy ini disukai oleh berbagai kalangan, dan biasanya memiliki repeat order yang cukup tinggi. “Kami memiliki tahu yang diproduksi sendiri dengan bahan tahu pilihan dan racikan bumbu rahasia yang membuat kriuknya lebih renyah,” ujarnya.
Diakui olehnya pesatnya perkembangan bisnis Tahu Go ini karena bentuk bisnisnya yang lebih sederhana dengan biaya investasi yang lebih murah, didukung pula oleh viralnya kisah Amanda yang sempat masuk ke berbagai media.
“Di samping itu juga karena tahu kriuk ini menjadi jajanan yang cukup diminati oleh masyarakat,” tuturnya.
Setidaknya, dalam sehari para mitra bisa menjual sekitar 500 hingga 1.000 tahu per hari dengan harga rata-rata Rp16.000 per 10 tahu maka per hari bisa mengantongi omzet sekitar Rp800 ribu hingga Rp1,6 juta. Angka tersebut bisa lebih tinggi jika penjualannya semakin besar. Adapun keuntungan yang bisa didapatkan sebesar 30% dari total omzet.
Hanya saja, sambungnya, salah satu kendala yang masih dihadapi dalam menjalankan bisnis Tahu Go adalah mencari karyawan karena harus berpanas-panasan menggoreng tahu. Hal ini pula yang menyebabkan pemilik harus mau terjun langsung dalam menggoreng tahu.
Tahu Go yang baru saja dibuka dalam bentuk kemitraan pada awal tahun ini, sudah memiliki sekitar 48 cabang di Jabodetabek dengan rencana penambahan 100 mitra hingga akhir April dan target akhir tahun bisa mencapai lebih dari 800 mitra.
Namun, dirinya mengaku masih fokus di kawasan Jabodetabek, Bandung dan sekitarnya. Memang sudah ada permintaan di Surabaya tetapi untuk itu pihaknya harus membuat pabrik karena bahan dasar tahu yang digunakan merupakan produksi sendiri sehingga harus tetap fresh.
Untuk mengembangkan bisnis para mitra, Tjoek mengatakan bahwa pihaknya akan membantu dalam hal marketing dan pemasaran, seperti mendaftarkan Tahu Go sebagai mitra Go Food dan Grab Food, membuatkan website khusus, hingga menghadirkan selebgram dan food vlogger untuk branding Tahu Go setiap bulannya yang bisa berdampak kepada semua mitra.
Perhitungan Usaha
Modal Awal : Rp 18,5 juta (gerobak, dan bahan dasar)
Proyeksi Penjualan
Total penjualan : 500 – 1000 tahu per hari atau 10.000 – 26.000 tahu per bulan
Harga jual per tahu : Rp1.600
Total pendapatan : Rp17 juta hingga Rp41 juta
Keuntungan kotor : Rp9,8 juta hingga Rp24 juta (58%)
- Gaji karyawan : Rp2,2 juta
- Sewa tempat : Rp1 juta
- Biaya lain-lain : Rp500 ribu
- Transportasi tahu : Rp750 ribu
- Minyak, gas dan pack : Rp3 juta – Rp6 juta
- Listrik : Rp100 ribu
- Risiko tidak laku : Rp230ribu
Total biaya operasional : Rp7,3 juta – Rp14 juta
Rata-rata keuntungan bersih : Rp3 juta – Rp11 juta (27 persen)