Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekerja Muda Lebih Suka Bekerja Paruh Waktu

Menurut Global Talent Trends Report 2020 dari Linkedin, generasi termuda yaitu generasi Z dengan usia 22 tahun sebagai angkatan kerja muda lebih suka bekerja paruh waktu.
Ilustrasi/Hrinasia
Ilustrasi/Hrinasia

Bisnis.com, JAKARTA – Generasi Z dengan kisaran usia 22 tahun atau angkatan kerja muda lebih suka bekerja paruh waktu.

Menurut Global Talent Trends Report 2020 dari Linkedin, generasi termuda yaitu generasi Z dengan usia 22 tahun sebagai angkatan kerja muda lebih suka bekerja paruh waktu.

Masih dalam laporan yang sama, perusahaan masa kini justru lebih suka mempekerjakan karyawan generasi X dengan perkiraan usia 39 sampai 53 tahun, atau Generasi Baby Boomers kisaran usia 54 tahun sampai 74 tahun untuk merancang tatatan kerja atau mengadopsi kebijaksaan bekerja.

Laporan ini memerinci, persentase generasi yang pekerja paruh waktu atau kontrak berdasarkan data Linkedin. Generasi Z dalam perusahaan mencapai 37%, generasi milenials hanya sekitar 26%, generasi X hanya sekitar 18%, sementara baby boomers mencapai 16%. Persentase ini menegaskan bahwa dalam satu perusahaan masih terjadi penggabungan komposisi karyawan lintas generasi.

Kondisi ini membuat pentingnya harmonisasi kerja lintas angkatan dan generasi. Laporan yang sama pun memberi lima tips memadukan dan menciptakan keharmonisan kerja lintas generasi.

Pertama, jangan memperlakukan semua karyawan secara sama, namun harus sesuai keunikan masing-masing. Kedua, carilah kebijaksanaan dari setiap generasi di tempat kerja Anda.

Ketiga, janganlah lupa bahwa setiap karyawan ingin agar pekerjaan mereka dihargai sekecil apapun itu. Keempat, buatlah kegiatan informal dalam perusahaan untuk menghubungan karyawan lintas generasi. Kelima, ciptakan lingkungan dan fasilitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan setiap generasi.

Selain itu, Linkedin juga menegaskan para pemimpin perusahaan harus menciptakan energi kreatif dan inovasi. Adapun tantangan optimalisasi dalam perusahaan terumuskan dalam sejumlah persentase. Pertama, untuk variabel kebutuhan pada kekuatan management style dengan persentase 69%.

Kedua, pentingnya manajemen menerapkan work life balance dengan persentase yang sepakat mencapai 68%. Sisanya, pentingnya memperkuat communication style dalam perusahaan. Indikator ini mencatat persentase sebesar 63%.

Dengan demikian, pemimpin perusahaan bertanggungjawab untuk menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan mau berkolaborasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper