Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mimpi Gupta Sitorus Menjadikan Disrupto Ekosistem Innovative Thinking

Manpalagupta Sitorus memulai titik awal perjalanan karirnya 20 tahun silam sebagai jurnalis di salah satu media di tanah air.
Gupta Sitorus/
Gupta Sitorus/

Bisnis.com, JAKARTA -  Beragam profesi pernah digeluti pria yang satu ini. Mulai dari jurnalis hingga berbisnis. Menariknya, dia bisa melakoni beragam pekerjaan sekaligus, dengan hasil yang bisa dibilang cukup berhasil.

Manpalagupta Sitorus memulai titik awal perjalanan karirnya 20 tahun silam sebagai jurnalis di salah satu media di tanah air.

Lepas dari jurnalis, Manpalagupta Sitorus atau yang lebih akrab dengan sapaan Gupta Sitorus itu, kemudian banting setir menjadi marketing professional. Kala itu, tahun 2008, Gupta mendapatkan kesempatan menjabat sebagai Chief of Communications Bureau of MRT Jakarta. Di proyek besar milik DKI itu, dia bergabung saat tahun-tahun pertama MRT masih dirintis.

Empat tahun berlalu atau di tahun 2013 dia memutuskan keluar dan bergabung dengan ABB, Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan inovasi untuk perindustrian yang berpusat di Zurich. Posisi yang ditempatinya adalah Country Communications Head and Country Sustainability Controller.

Di tahun 2013, Gupta juga menjalankan bisnis pertamanya. Sambil tetap bekerja di ABB, bersama mitranya, Primo, dia membuat ice cream company bernama Eskimomo. Bisnis kreatif tersebut sampai saat ini masih terus eksis dan rutin menyuplai ke berbagai restoran terkemuka di Jakarta. 

Berselang 3 tahun di ABB dia berpindah ke bidang yang jauh berbeda. Kali ini, dia bergelut di dunia wine dengan menjadi Advisor to Chairman & - Sababay Resources Marketing Director di Sababay Winery.

Diapun tidak berpuas diri. Dengan memanfaatkan jaringan relasi yang didapatkan selama bekerja di korporasi, Gupta mulai merintis layanan konsultan marketing, branding usaha kuliner (F&B), desain, hingga berbagai macam produk. 

Di bawah perusahaan bernama  Sandpiper itu yang dirintis 2018 itu, dia sukses  mengembangkan beberapa anak usaha, dari restoran, hingga rumah desain. Dari sanalah, dia menyadari bahwa hasratnya adalah di bidang bisnis kreatif, menjadi wirausahawan di bidang kreatif atau lebih tren disebut creativepreneur. 

Berbekal pengalamannya di bidang kuliner dan gastronomi dia juga dipercaya untuk memimpin Kenduri Magazine sebagai Chief Editor, sebuah majalah gastronomi Indonesia yang didistribusikan ke 40 negara. Tak hanya itu, dia dan Primo rekannya, sampai saat ini juga menjalankan rumah penerbit, menerbitkan buku dengan topik yang terkait dengan industri kreatif.

Dalam rentang waktu 2016 hingga 2019 awal beragam profesi juga dilakoninya. Yaitu Chief Marketing Officer Avani, Board of Advisor Indonesia Gastronomy Academy, present Publicist  Studio Geometry, present Partner & Chief Marketing Officer MOHOI Asia, Present Board of Editor – www.greatmind.id.

Kemudian, pada tahun 2019, Gupta dipercaya untuk terlibat dan membangun salah satu platform festival teknologi terbesar di Indonesia, Disrupto. 

Proyek ini awalnya adalah sebuah festival tahunan yang diinisiasi oleh WIR Group pada 2018, sebagai festival disrupsi tahunan yang mempertemukan para pelaku ekonomi untuk mendukung terciptanya inklusi ekonomi melalui teknologi inovatif.

Ketika di bawah kelolaannya, festival DISRUPTO yang diselenggarakan pada 22-24 November 2019 dengan tema The Future of Humanity, berhasil menggaet kurang lebih 16.000 pengunjung dalam 3 hari. 

Festival ini mengeksplorasi tantangan yang akan dihadapi manusia di masa yang akan datang di antaranya prediksi kota-kota yang hilang karena perubahan iklim, dominasi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dalam kehidupan manusia, jumlah penduduk lansia yang membengkak karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan evolusi media sosial yang menyebabkan permasalahan di dunia maya seperti hoax serta cyberbullying

Berdasarkan beberapa tantangan tersebut, DISRUPTO 2019 memperlihatkan bagaimana kemajuan teknologi yang telah dicapai manusia saat ini, serta membuktikan bahwa esensi keberadaan teknologi adalah untuk membantu kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang. Salah satu pembicara utama yang turut berpartisipasi pada DISRUPTO tahun ini adalah Tilly Lockey, seorang disabilitas yang terbantu aktivitasnya berkat adanya inovasi teknologi. 

Cyberdyne, yang merupakan sebuah perusahaan robot asal Jepang yang membuat robot untuk membantu para kaum lansia dan disabilitas dalam mobilitasnya. Dan Furhat Robotics, merupakan robot sosial yang dapat berkomunikasi dengan manusia.

Karena dianggap sukses, awal 2020 dia dipercaya menjadi CEO & Partner DISRUPTO.  Saat itulah dia mulai mengembangkan DISRUPTO menjadi sebuah ekosistem untuk innovative thinking berbasis teknologi dan sains yang terdiri dari festival (Disrupto Fest), multipurpose venue (Disrupto Society) dan online media (Disrupto Journal).

Disrupto Society adalah tech and science club pertama yang ada di Indonesia, berlokasi di Plaza Indonesia lantai 6. Di dalam Disrupto Society terdapat exhibition area untuk pameran seni, teknologi dan sains, dan sebagainya. Event space untuk workshop, gathering, launch event dan OnSix by GIOI yang adalah restoran dengan menu Indonesia progresif (fusion dan modern).

Disrupto Fest adalah festival teknologi dan sains yang diadakan tahunan dan berisi pameran/exhibition teknologi, konferensi dengan pembicara dari dalam dan luar negeri, dan workshop tentang topik-topik sains dan teknologi.

Disrupto Journal yang baru saja di luncurkan pada awal April 2020 adalah online media yang membahas topik-topik teknologi dan sains dari sudut pandang bisnis, kemanusiaan dan gaya hidup.

Selain itu menanggapi pandemi yang terjadi saat ini, Disrupto meluncurkan program IG live streaming pertamanya, bernama Humans vs Virus, program ini mengundang narasumber dari berbagai latar belakang untuk berdiskusi dan membahas bagaimana pandemi Covid-19 membentuk ulang tata cara hidup manusia dan bagaimana kita dapat melawan ketidakpastian dengan teknologi dan sains. 

Bersama Disrupto, Gupta bermimpi menciptakan ekosistem untuk innovative thinking, sebagai wadah penampung ide ide inovatif, yang nantinya bisa jadi think tank dan pemberi ide dan feedback juga buat negara.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper