Bisnis.com, JAKARTA – Di era cashless saat ini, banyak masyarakat yang lebih senang berbelanja secara nontunai. Namun, bagi beberapa pedagang offline, pembayaran nontunai ini sering kali menjadi tantangan tersendiri.
Seringkali, pedagang merasa biaya untuk mengimplementasikan solusi pembayaran dan terus berintegrasi untuk mengikuti perkembangan ruang pembayaran sangat mahal karena menyangkut beberapa integrasi teknis hingga pemeliharaan perangkat keras.
Menanggapi masalah ini, mulai 1 Januari 2020 Bank Indonesia (BI) telah mewajibkan semua penyedia layanan pembayaran nontunai untuk menggunakan QRIS (Quick Response [QR] Code Indonesian Standard). QRIS merupakan standar QR Code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik berbasis server, dompet digital, atau mobile banking.
Kebijakan ini akan berdampak langsung pada mitra atau toko yang mengadopsi teknologi keuangan (fintech) seperti GoPay, OVO, LinkAja, dan DANA.
Sejalan dengan inisiatif BI, mulai dari April 2020, Xendit, perusahaan teknologi keuangan, kini menyediakan kode QR sebagai saluran pembayaran tambahan untuk memungkinkan pelanggan membayar dengan mulus dari eWallets (OVO, Gopay, DANA, LinkAja, ShopeePay) dan aplikasi mobile banking teratas (BCA, CIMB).
“QRIS merubah cara bermain bagi pedagang offline. Dengan satu integrasi, pedagang mendapatkan akses ke jangkauan pasar yang sangat luas dari eWallets teratas dan aplikasi perbankan teratas. Pengguna akhir dapat menikmati perjalanan pembayaran tanpa batas dengan hanya memindai kode QR - tidak ada lagi penanganan uang tunai. Produk QRIS Xendit memberi pedagang keandalan dan layanan yang dibutuhkan untuk menerima pembayaran tanpa khawatir,” ujar Tessa Wijaya, COO Xendit, dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Selasa (16/6/2020).
Baca Juga
Adapun manfaat menggunakan kode QR oleh Xendit yaitu pertama, pedagang offline dapat menerima lebih dari sekadar uang tunai. QRIS membuka saluran eWallet (metode pembayaran yang tumbuh paling cepat) dan saluran mobile banking (jangkauan pasar terbesar) ke pedagang.
Dua, meningkatkan pembayaran online. Untuk pelanggan yang menggunakan perangkat desktop, perjalanan pembayaran dapat disederhanakan untuk memindai kode QR sebagai lawan dari input detail manual.
Tiga, satu integrasi untuk beberapa saluran pembayaran dan proses persetujuan di masa mendatang. Dari sudut pandang teknis, keuntungan utama menggunakan QRIS adalah bahwa satu integrasi membuka beberapa saluran pembayaran. Selain itu, ini akan menjadi bukti bisnis merchant - ketika dan ketika eWallets baru atau aplikasi mobile banking terhubung ke QRIS, itu akan secara otomatis diaktifkan untuk bisnis mereka.
Empat, Xendit menawarkan biaya kompetitif dengan layanan yang lebih baik. Tarif QRIS diatur oleh bank sentral Indonesia.
“Solusi QRIS Xendit dirancang untuk memberikan fleksibilitas kepada pedagang berdasarkan bisnis mereka,” tambahnya.
Xendit sendiri memberi pedagang kemampuan untuk membuat kode pembayaran QR dinamis dan statis. Beberapa contoh kasus penggunaan untuk QRIS yaitu untuk mengumpulkan pembayaran di titik penjualan dan penjualan F&B dan toko ritel, mesin penjual otomatis dan konter tak berawak, koleksi pembayaran pengantaran tunai, dan acara pemasaran fisik / amal / penjualan.
Kode QR dinamis adalah kode QR yang sudah berisi jumlah pembayaran yang ditentukan. Pengguna akhir hanya perlu memindai dan mengotorisasi transaksi. Setelah satu kali digunakan, QRIS dinamis akan kadaluarsa.
Kode QR statis adalah QR yang tidak mengandung jumlah pembayaran apa pun. Pengguna akhir harus memindai, memasukkan jumlah pembayaran, dan mengesahkan transaksi. QRIS statis tidak kadaluarsa dan dapat dibayar beberapa kali.