Bisnis.com, JAKARTA -- Giovanni Ferrero adalah orang terkaya di Italia dan miliarder di balik Grup Ferrero yang merupakan pembuat cokelat terbesar kedua di dunia dengan produk andalan seperti Nutella, Ferrero Rocher, dan Tic Tac.
Ferrero meraup pendapatan sebesar US$9,63 miliar pada tahun 2019, menjadikan kekayaan bersihnya saat ini menjadi US$25,4 miliar dan merupakan orang terkaya ke-32 di dunia menurut Forbes Real Time Net Worth.
Giovanni Ferrero lahir di Italia pada April 1964, menurut Bloomberg Billionaires Index. Dia bersekolah di European School, sekolah asrama Belgia, menurut National Italian American Foundation, dan melanjutkan studinya di bidang pemasaran di Lebanon Valley College di Annville, Pennsylvania.
Dilansir melalui Business Insider, Giovanni dan adiknya, Pietro, menjadi co-CEO di perusahaan ini sejak 1997. Pietro mengelola logistik harian untuk pengembangan bisnis dan produk, sementara Giovanni berfokus pada aspek kreatif.
Namun, kerja sama kakak beradik ini berakhir tiba-tiba ketika Pietro meninggal karena serangan jantung setelah kecelakaan bersepeda pada 2011 di Afrika Selatan. Giovanni kemudian menjadi CEO tunggal Grup Ferrero, sementara ayahnya Michele tetap sebagai ketua eksekutif.
Pada 2015, Michele meninggal dunia sehingga kepemimpinan Grup Ferrero sepenuhnya ada di tangan Giovanni. Dia memegang dua jabatan, sebagai CEO dan chairman, hingga 2017 setelah dia menunjuk Lapo Civiletti sebagai CEO pertama Grup Ferrero yang bukan dari anggota keluarga.
Sejak menjadi ketua eksekutif, Giovanni juga melakukan akuisisi pertama dalam sejarah cokelat.
Dia membeli chocolatier Inggris "Thorntons" seharga US$170 juta pada tahun 2015, bisnis permen Butterfinger dan BabyRuth milk Nestlé di AS sebesar US$2,8 miliar pada tahun 2018, dan bisnis kue kering "Kellogg" pada tahun 2019.
Akuisisi ini sangat kontras dengan rencana bisnis ayah Giovanni, yang berfokus pada membangun merek internal.
"Tradisi seperti busur," tulisnya dalam email ke Manuela Mesco Journal The Wall Street Journal pada 2016. "Semakin kita meregangkan tali busur, semakin jauh kita bisa melempar panah modernitas dan inovasi."
Inovasi ini memang sepertinya membuahkan hasil. Miliarder itu menambahkan US$9,63 miliar pada kekayaan bersihnya pada 2019.
Giovanni tidak memiliki kepribadian yang mungkin diperkirakan orang-orang dari seorang pengusaha miliarder. Menurut The Wall Street Journal, dia adalah Ferrero bersaudara termuda yang lebih tertutup.
Terlepas dari produknya yang terkenal di dunia, baik keluarga Ferrero maupun perusahaan telah mempertahankan profil yang sangat rendah, ke titik di mana langkah-langkah keamanan mereka telah dibandingkan setara dengan NASA.
Selain bekerja untuk perusahaan keluarga, Giovanni ternyata adalah seorang novelis.
Ferrero telah menulis delapan novel, beberapa di antaranya memiliki cerita dengan latar Afrika, menurut Forbes.
Buku terbarunya, sebuah novel berjudul "Il cacciatore di luce" ("Pemburu Cahaya") tentang seorang pelukis Afrika yang didiagnosis menderita leukemia, diterbitkan pada tahun 2016.