Bisnis.com, DENPASAR - Aktivitas penjualan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Bali kembali berjalan, dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 selama new normal dalam tiap transaksi.
Pembeli dan pedagang di Bali tetap mengenakan masker. Mereka juga tetap menjaga jarak, bahkan mulai mengurangi penggunaan uang tunai.
Pemilik usaha Ma Ira, Made Liadi menuturkan sejak Juli 2020 penjualan produknya telah mengalami peningkatan sebanyak 50 persen. Bisnis yang digeluti oleh Made bergerak dalam bidang pengolahan pangan.
Saat awal pandemi virus corona (Covid-19), bisnis Made mengalami penurunan omzet hingga Rp16 juta. Penurunan ini disebabkan oleh permintaan reseller yang berkurang, karena sepi pembeli.
"Penurunan ini diakibatkan oleh permintaan dari reseller kami yang ikut berkurang karena pandemi. Namun, sekarang penjualan naik 50 persen," tuturnya di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa, (26/8/2020).
Selain Made, ada juga Kadek Hendri Saputra yang membuka usaha kopi bubuk. Kadek menuturkan penjualan bubuk kopi telah menunjukan pertumbuhan positif yang terlihat dari perilaku konsumen yang terus datang ke outletnya.
Adapun jenis kopi yang ditawarkan Kadek yakni kopi robusta, kopi arabika, dan perpaduan antara kopi dengan jahe. "Meski baru satu bulan kami membuka usaha, tetapi kami optimistis dengan pangsa pasar yang ada," kata Kadek.
Setali tiga uang, Ni Putu Elida yang memiliki bisnis olahan produk herbal juga mencatatkan peningkatan penjualan. Usaha Ni Putu telah berdiri sejak 2012 dan sempat membukukan omset mencapai Rp50 juta.
"Produk kami yang paling laris saat pandemi yakni dari olahan jahe merah, kunyit, dan temulawak," tuturnya.
Menurutnya, rempah-rempah tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Sehingga masyarakat juga lebih memilih produk herbal yang telah terbukti khasiatnya. Peningkatan penjualan produk herbal ini juga turut dirasakan oleh petani binaan yang bekerjasama dengan pihaknya, sebab di tengah pandemi rempah-rempah laris dipasaran.
Ketiga pelaku UMKM ini, juga menerapkan protokol kesehatan dalam tatanan new normal. Kini pelaku UMKM juga menggunakan sistem pembayaran non tunai dengan QRIS BPD Bali.
Dia bilang pembayaran secara non tunai ini mendapatkan respon yang baik dari konsumen, terlebih lagi dapat menekan penyebaran virus. UMKM ini turut menawarkan produk-produk unggulannya dengan transaksi secara digital atau touchless menggunakan QR code.