Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bagaimana Peluang Bisnis Kecil Pada 2030?

Tren percepatan pandemi telah memicu perubahan drastis seperti adopsi teknologi di berbagai bidang antara lain pengobatan jarak jauh dan e-niaga.
Memulai bisnis./ilustrasi
Memulai bisnis./ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Dalam dunia usaha kecil, orang sering melihat bola kristal dan memprediksi apa yang akan terjadi tahun depan.

Namun, dengan pandemi virus corona (Covid-19), hampir tidak mungkin untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Profesor Mauro Guillen yang merupakan pemikir terkemuka di Wharton Business School untuk bidang bisnis global memberikan analisis tren ekonomi, demografis, dan teknologi saat ini untuk memprediksi seperti apa dunia dalam satu dekade mendatang.

Dilansir melalui Small Business Trend, Selasa (13/10/2020), dia telah melihat tren percepatan pandemi saat ini telah memicu perubahan drastis seperti adopsi teknologi di berbagai bidang antara lain pengobatan jarak jauh dan e-niaga. Perubahan ini terjadi karena kebutuhan ketika kontak langsung tidak memungkinkan.

Guillen juga melihat bahwa pada  2030, populasi di atas 60 tahun akan menjadi kelompok konsumen terbesar dan memiliki daya beli yang lebih besar daripada demografis lainnya, setidaknya di Amerika Serikat.

Dia menunjukkan bahwa generasi muda mengalami kesulitan menabung dan selama pandemi, banyak yang sekarang pindah kembali dengan orang tua mereka.

Pada tahun 2025, dia memprediksi lebih banyak kekayaan yang akan dimiliki oleh wanita daripada pria. Pandemi dapat memperlambat tren ini yang lebih merugikan bagi kaum wanita daripada pria karena mereka cenderung bekerja di bidang jasa.

Guillen percaya bahwa ketika dihadapkan pada perubahan besar, orang cenderung berdiam atau langsung beralih ke opsi ekstrem dan mulai menemukan kembali diri mereka sendiri.

Nasihatnya adalah ketika begitu banyak hal berubah, hindari langkah ekstrim dan bergeraklah secara bertahap. Jangan membuat keputusan yang tidak dapat diubah ketika begitu banyak hal yang tidak pasti.

Di samping itu, Guillen juga percaya bahwa sistem kerja jarak jauh untuk jangka waktu panjang sangat tidak ideal dan berkelanjutan karena manusia adalah makhluk sosial.

Menurutnya model kerja hybrid akan berkembang di mana karyawan kembali ke kantor setiap dua hingga tiga hari dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper