Bisnis.com, JAKARTA - Roda bisnis di masa pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor usaha. Sejumlah label fasyen juga turut merasakan imbasnya.
Hal tersebut turut dirasakan oleh Nonita Respati, desainer fesyen sekaligus Direktur Kreatif dari label Purana. Ia mengatakan, untuk saat ini pasar fesyen lebih mengedepankan konsumsi barang sesuai kebutuhan.
“Saat kondisi sulit seperti ini pasti daya beli menurun. Mereka saving money buat hal-hal penting karena belum bisa diprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Dari koleksi sebelumnya, jadi banyak belajar kalau saat ini item fesyen yang dibutuhkan ialah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” kata Nonita pada Bisnis, Rabu (3/3/21).
Fesyen yang dimaksud Nonita ialah yang bisa beriringan dengan keadaan masyarakat saat ini, dimana lebih banyak beraktivitas di rumah.
Sebelum pandemi, pasar diakunya bisa didikte sesuai dengan keinginan desainer. Namun saat ini desainer atau label fasyen yang harus sensitif mengikuti kebutuhan pasar.
Label fesyen yang tetap mempertahankan keinginannya akan memicu pertanyaan bagi masyarakat. Hal tersebut membuat label tersebut berpotensi ditinggalkan. Kemudian, harus berani keluar dari sesuatu yang sudah penuh di pasar.
Baca Juga
“Kalau mengikuti keinginan desainer, masyarakat akan bertanya-tanya sendiri, akan dipakai ke mana busana tersebut. Pasalnya saat ini aktivitas lebih banyak di rumah," ujarnya.
Kemudian, harus inovatif. Jangan membuat sesuatu yang sudah penuh di pasar. Misalnya saat ini sudah banyak sekali label yang mengeluarkan koleksi pijama, pasar sudah penuh dan sesak. Jadi harus keluar dari sesuatu yang penuh tersebut.
"Itu kunci utamanya untuk bertahan di situasi ini,” tutup Nonita.