Bisnis.com, JAKARTA – Emansipasi wanita mendorong banyak perempuan menjadi lebih berani menunjukkan kemampuannya. Dunia kerja yang digelutinya pun kini tak terbatas pada ranah feminim, tetapi mulai merambah ke dunia maskulin yang lebih banyak didominasi laki-laki.
Salah satunya adalah Desy Windanarni, wanita yang sukses mengembangkan bisnis perdagangan besar untuk industri pertambangan. Wanita kelahiran Malang, 26 Desember 1973 ini memiliki latar belakang kuat yang mendorong dirinya terus menggeluti bidang usaha itu.
Apalagi lulusan Universitas Brawijaya ini juga telah memiliki pengalaman bisnis dan bekerja di lokasi proyek pertambangan selama 22 tahun. “Saya berkomitmen menjadikan perusahaan-perusahaan yang saya pimpin tidak hanya sebagai pemasok pertambangan domestik terbaik, tetapi juga sebagai barometer para pemasok kelas dunia,” tuturnya.
Menggeluti bisnis yang cukup berisiko tentu bukan perkara mudah dan butuh keberanian. Bahkan, keberanian menjadi salah satu kunci utama baginya dalam menjalakan bisnis. Ia pun berharap wanita Indonesia jangan takut untuk terus berkarya, berani menyampaikan pendapat dan menggapai mimpi untuk pendidikan dan pekerjaan yang layak.
Selain itu, di dalam menjalani setiap usaha, setiap orang harus memiliki prioritas. Sebab prioritas itulah yang akan membuat semakin tekun dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu.
“Bahkan ketika kita mengalami kegagagalan atau kesalahan, tujuan atau prioritas akan membawa kita kembali pada koridorr awal yang benar. Selain itu juga harus konsistem dalam mengerjakan setiap pekerjaan dan berani menghadapi tantangan,” terang Presdir & Co-Founder PT Multi National Equipment & Makuri ini.
Meski sukses sebagai pengusaha, tetapi sebagai perempuan Desy tetap tidak melupakan kodratnya utuk merawat keluarga dan menghargai suami. Ini pula menurutnya banyak dilakukan oleh para Kartini Indonesia Masa Kini.
Selain itu, perempuan masa kini juga harus pandai dan kritis dalam menghadapi perubahan -perubahan yang ada. Dengan tujuan agar tidak mudah tertipu dengan hal -hal yang merugikan sebagai perempuan .
“Kita juga harus berani untuk mengatakan dan memperjuangkan bahwa kaum wanita berhak sejajar dengan kaum laki laki . Karena saya sangat mendukung adanya kesetaraan gender dan saya mendukung adanya program-program pemberdayaan perempuan,” ujarnya.
Tak hanya sukses dalam berbisnis, Desy juga sangat menggemari kain tradisional Nusantara. Ketua Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Cabang Singapura ini mulai mengkoleksi wastra Nusantara kurang lebih 10 tahun terakhir.
“Jumlah koleksi kain Nusantara saya saat ini sekitar 300-an baik yang saya pakai untuk keseharian maupun yang hanya saya simpan sebagai koleksi kain-kain kuno yang usianya lebih dari 40-50 tahun,” ungkapnya.
Melalui komunitas ini, dia mengemban visi dan misi KCBI yaitu terwujudnya perempuan Indonesia yang memiliki jati diri bangsa Indonesia melalui cerminan gaya berbusana berkain tradisional kedaerahan, sekaligus sebagai duta budaya yang ikut serta melestarikan budaya bangsa melalui wastra nusantara yang kita tunjukan ke mancanegara.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan dirinya bergabung dengan KCBI, yakni untuk mensosialisasikan busana berkain tradional dapat sebagai busana berkain keseharian perempuan Indonesia. “Untuk itu, mari semua wanita Indonesia hingga milenial kita mulai melestarikan budaya dengan memakai kain tradisional Indonesia,” tutupnya.
