Bisnis.com, JAKARTA — Berawal dari hobi gemar menyantap sambal,Agus Sudharrmono secara tak sengaja terjun ke dunia bisnis dengan label e'Sambelin.
Pria yang populer dengan nama Cak Mono itu telah lama berkiprah berprofesi sebagai humas ASN di sebuah kementerian, meskipun demikian ia gemar meracik sambal sendiri dan membagikan pada teman kerjanya.
Suatu ketika, karya racikan sambalnya itu diunggahnya pada media sosialnya disambut baik oleh para pengikutnya. Banyak yang memesan dan rela mengeluarkan kocek untuk sambal racikannya.
“Awalnya jujur saja saya enggak pernah kepikiran jadi wirausaha. Bahkan saya pernah meragukan orang-orang yang ribet buat urus usahanya padahal hasilnya nggak seberapa. Tapi setelah dijalankan, saya jadi seperti makan ucapan sendiri,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (19/5/2021).
Karena dipindah-tugaskan pada divisi yang lebih ringan, pada 2019, Mono resmi melahirkan e'Sambelin pada pasar. Dengan modal awal Rp500.0000, pria kelahiran Jawa timur tersebut membuat prodak sambal sebagai usaha rumahan. Lalu dijualnya secara online dengan sistem pemasaran dari mulut ke mulut.
Dan respon pasar menerima dengan baik. Hal itu didukung dengan kegiatan pembatasn sosial yang membuat orang lebih banyak di rumah, sehingga masyarakat lebih memilih belanja dari rumah.
Baca Juga
Agar pasar tak bosan, dibuat pula varian sambal lain seperti sambal cumi, sambal petai, sambal tongkol, dan sambal ikan teri. Semuanya hadir dalam kemasan botol dan juga pouch berbagai ukuran.
Bagi pria berumur 43 tahun tersebut, mewabahnya virus Covid-19 di dunia membuatnya sebagai pelaku usaha harus lebih kreatif. Apalagi, ia baru memperkenalkan sambalnya pada pasar.
Maka dari itu, selain menjaga kualitas dari produknya, Mono selalu melakukan inovatif untuk menjaga pangsa pasar. e'Sambelin turut di pasarkan melalui ranah digital dan juga memanfaatkan jalinan hubungan baiknya dengan beberapa lapis komunitas.
Mono menyebutkan bisa memproduksi ratusan botol dalam setiap bulannya. Bahkan, sambalnya dipesan oleh tokoh masyarakat, dan publik figur, bahkan beberapa menteri Indonesia. Tak hanya di Jakarta atau luar kota, sambalnya juga di pesan ke luar Indonesia. Dari sana ia merekrut tiga orang pegawai untuk membantunya.
e'Sambelin juga melebarkan sayapnya dengan menjual sajian ayam dan juga bebek siap goreng untuk mengkapi kebutuhan pasar.
“Meskipun ada ayam dan bebek, saya tetap menonjolkan sambal e'Sambelin. Opsi bebek dan ayam ini akan melengkapi produk sambal. Dalam inovasi jangan hanya sekerdar memanfaatkan tren saja, namun harus menjadi pelengkap kebutuhan pasar. Dengan begitu akan berjangka panjang,” tambah Mono.
Kini, ia bertugas sebagai pilot dalam usahanya tersebut sambil mengerjakan pekerjaan utamanya. Dan kedepannya ia akan terus melakukan inovasi untuk membuat nama produk sambalnya meroket di pasar.
“Modal finansial itu bukan modal utama untuk memulai bisnis. Yang terpenting adalah selalu tahu apa yang ingin dipersembahkan pada pasar. Carilah dari hal yang digemari, atau hobi lain diluar pekerjaan. Lalu selalu kreatif dan jaga hubungan baik dengan relasi,” tandasnya.