Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Prima Hayuningputri Iseng Dirikan Mad Bagel

Berawal dari kecintaan pada kuliner membuat Prima Hayuningputri membuka bisnis kuliner roti bagel di Jakarta. Bersama sahabatnya Anika Miranti, Putri memboyong roti bertekstur keras tersebut ke pasar Indonesia pada 2004. Mereka beri nama Mad Bagel.
Anika Miranti dan Prima Hayuningputri, pemilik Mad Bagel. /Mad Begel
Anika Miranti dan Prima Hayuningputri, pemilik Mad Bagel. /Mad Begel

Bisnis.com, JAKARTA - Berawal dari kecintaan pada kuliner membuat Prima Hayuningputri membuka bisnis kuliner roti begel di Jakarta. Bersama sahabatnya Anika Miranti, Putri memboyong roti bertekstur keras tersebut ke pasar Indonesia pada 2004. Mereka beri nama Mad Bagel.

Putri mengaku hobi berjualan, namun tidak mempunyai latar belakang kuliner. Kebetulan ia punya Anika Miranti, sahabat lamanya yang sedang memiliki ketertarikan dalam hal membuat roti.

"Jadi emang usaha ini saya awalnya iseng saja," ujarnya pada Bisnis, Selasa (18/5/2021).

Di awal usaha, mereka punya pengalaman pahit. Tatkala pertama kali mencoba resep yang diambil dari internet, bagel buatannya gagal. Rotinya sangat keras dan mirip batu.

Akan tetapi, setelah terus mencari informasi dan mencoba, mereka akhirnya menemukan formula tepat untuk mendapatkan bagel yang sempurna. Dibutuhkan waktu enam bulan untuk menemukan resep tersebut. Roti bagel dari Mad Bagel dengan sentuhan yang menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

"Tekstur, rasa dan nama dibuat untuk akrab dengan orang Indonesia. Dengan begitu akan diterima baik oleh lidah masyarakat lokal," tambah Putri.

Semula, Mad Bagel hanya dijual melalui sistem preorder saja dengan model pemasaran dari mulut ke mulut. Itu karena bisnis Mad Bagel hanya sebuah pekerjaan sampingan. Namun seiring dengan permintaan yang meningkat, Putri membuat toko dan dapur pertama Mad Bagel di rumahnya.

Setelah lumayan mapan, ia berpikir ingin lebih memilik waktu dengan keluarga, akhirnya pada 2019, Putri memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan melebarkan sayap Mad Bagel.

Kini Mad Bagel telah memiliki enam cabang toko untuk menjajakan roti bagelnya. Bahkan, bisnisnya juga melibatkan marketplace daring untuk menjajakan aneka roti bagelnya.

Mad Begel sama sekali tidak mengeluarkan modal fantasi. Modal melebarkan saya Mad Bagel didapatkan dari tabungan penjualan yang didapatkan dari sistem preorder. Niken menjadi orang penting yang mengatur keuangan tersebut.

Selain itu, peran digital marketing saat ini sangat berpengaruh bagi Putri dalam menjalankan bisnisnya. Semakin majunya teknologi, Mad Bagel juga turut mengambil arus tersebut dengan mempercantik tampilan kemasan untuk melengkapi rasanya.

Untuk sampai ke titik ini, Putri mengaku tidak mudah. Ada berbagai rintangan yang harus dilalui. Mulai dari intrik perbedaan pendapat dengan tim, dan perdebatan batin diri sendiri akan pilihannya untuk berwirausaha.

Namun semuanya itu Putri lalui dengan khidmat dan selalu optimistis. Apalagi berjualan adalah kegemarannya. Dan, ia akan menjawab dengan tegas lebih menyenangkan menjadi enterpreneur daripada menjadi karyawan.

"Awal mulainya berat yah, sempet mikir ini salah tidak yah saya lulusan S1 malah nyemplung di dapur buat ngulenin adonan roti. Pokonya apapun yang sudah dipilih jalani ya harus fokus. Hilangin deh pintu masa lalu di belakang, kalau masih ada pintu, nanti malah mau kembali lagi ke kehidupan sebelumnya," tutup Putri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper