Bisnis.com, JAKARTA - Lucy Guo, pendiri Scale AI dan miliarder wanita termuda atas hasil sendiri, menyebutkn bahwa salah satu kunci suksesnya adalah dengan jam kerja tinggi. Dia meyakini untuk sukses, seseorang harus bekerja lebih banyak.
Menurutnya, bekerja selama 12 jam dari pukul 09.00 hingga 21.00 juga masih memenuhi syarat untuk disebut work-life balance atau "keseimbangan kerja-kehidupan".
Guo bahkan juga mendorong para perintis untuk menerapkan sistem kerja 90 jam seminggu demi membangun perusahaan mereka. Pengusaha berusia 30 tahun ini menekankan bahwa jam kerja yang panjang tidak menghalanginya untuk menikmati waktu pribadi.
"Bagi saya, pukul 09.00 hingga 21.00 itu masih work-life balance. Di pukul 21.00, Anda bisa makan malam bersama teman-teman, mengundang mereka ke acara makan bersama. Tidak perlu istirahat dari pukul 09.00 hingga 21.00. Untuk istirahat itu waktu yang sangat lama," ungkapnya dalam sebuah wawancara.
Jadwal harian Guo sangat ketat sekaligus padat. Dia bangun pukul 05.30 pagi, pergi ke Barry's Bootcamp untuk latihan rutin, lalu langsung berangkat kerja.
Makan siang jarang menjadi waktu istirahatnya. Dia memilih untuk menyantap camilan di sela-sela rapat agar tidak kehilangan momentum makan.
Baca Juga
"Saya rasa kebanyakan orang tetap bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi jika mereka mengurangi hal-hal yang menyia-nyiakan waktu setelah bekerja, seperti menggulir layar ponsel atau menonton TV," ujarnya.
Dia juga tetap bisa mengambil hari libur di akhir pekan. Dia menyisihkan waktunya dari pukul 12.00 hingga 18.00, untuk bersosialisasi sebelum kembali bekerja.
Dibesarkan di Fremont, California, oleh orang tua imigran Tionghoa, Guo sudah banyak menulis kode sejak remaja. Dia sempat menjual barang virtual dari Neopets sebelum melanjutkan studi ilmu komputer di Carnegie Mellon University.
Namun, dia kemudian keluar setelah menerima Beasiswa Thiel, yang mendorong para inovator muda untuk mengabaikan pendidikan tradisional demi berwirausaha.
Kariernya meliputi magang di Facebook, peran desain di Snapchat di mana dia mengerjakan Snap Maps, dan bekerja di Quora di mana dia bertemu Alexandr Wang, salah satu pendiri Scale AI lainnya.
Lucy Guo menjadi miliarder perempuan termuda di dunia yang meraih kesuksesan mandiri dan pendiri perusahaan pelabelan data AI Scale AI.
Meskipun dia meninggalkan perusahaan tersebut pada tahun 2018 setelah perselisihan internal, hampir 5% sahamnyalah yang melambungkan namanya ke dalam klub miliarder.
Dengan jadwal kerjanya yang padat, Guo juga mengakui bahwa bagi mereka yang menginginkan kekayaan tanpa jadwal yang padat, berinvestasi mungkin merupakan alternatif yang layak.