Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu bentuk usaha online yang tengah naik daun dan bertumbuh pesat pada masa pandemi ini adalah dropship. Pada prinsipnya, pengusaha dropship atau yang biasa disebut dropshipper cukup mencari pembeli dengan produk-produk dari penjual lain.
Praktiknya pun sederhana, dropshipper hanya perlu mengirimkan data pembeli kepada supplier untuk kemudian memproses pembelian barang yang akan dikirimkan atas nama toko dropshipper sebagai pihak kedua.
CEO Qasir Michael Williem menyebutkan jenis usaha dropship terbilang sangat potensial tetapi ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan.
Mengutip dari keterangan resmi Qasir, Senin (28/6/2021), Michael membagikan lima tips yang perlu diketahui usahawan agar usaha dropship-nya mampu bertahan bahkan berkembang.
1. Pilih supplier terpercaya
Memilih supplier yang tepat dan terpercaya merupakan hal yang sangat krusial karena seluruh barang nantinya akan berasal dari supplier. Kemampuan menyaring dan menentukan kualitas suatu produk jadi skill mutlak yang harus dimiliki dropshipper.
“Mengasah kemampuan ini membutuhkan jam terbang tinggi, namun komunitas dropshipper yang saat ini sudah banyak, akan sering membagikan tips-tipsnya kepada anggota barunya,” ucap Michael.
2. Cari tahu stock terkini
Meskipun tidak memiliki stok barang, wajib bagi dropshipper untuk tahu jumlah stok terkini dan harga terbaru. Dengan demikian, konsumen akan percaya bahwa Anda adalah tempat yang tepat untuk bertransaksi.
3. Foto ulang produk
Biasanya supplier telah menyiapkan foto produk yang akan diberikan. Namun, mulailah mempertimbangkan untuk memfoto ulang produk yang Anda jual. Foto yang lebih menarik akan lebih mencuri perhatian pembeli.
4. Catat transaksi
Pencatatan transaksi menjadi salah satu kunci kesuksesan usaha. Michael menekankan pentingnya pencatatan transaksi.
“Kalau tidak dicatat, pelaku usaha tidak akan tahu bahwa mereka bertambah besar, karena yang dijual bukan barang sendiri,” ucap Michael.
5. Fokus pada unique selling proposition
Keuntungan sebagai dropshipper yakni Anda tidak perlu pusing memikirkan stok barang, sehingga Anda bisa fokus pada pembuatan konten dan mengembangkan komunitas konsumen.
“Jika ingin survive, naikkan unique selling proposition dengan tips di atas,” ucap Michael.