Bisnis.com, PEKANBARU-- Biji getah dari pohon karet selama ini hanya terbuang dan menjadi limbah, tanpa ada yang peduli biji itu bisa dimanfaatkan dan menjadi produk dengan nilai tambah. Tapi hal itu tidak sama dengan yang dilakukan Dewi Melinda.
Wanita asal Desa Berancah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis Riau ini sudah mulai melirik potensi biji getah sejak 2005 silam. Dia sebagai anak petani karet, kerap bermain ke kebun dan melihat biji getah berserakan di bawah pohon.
"Saya melihat biji getah ini hanya dibiarkan saja di bawah pohon karet menjadi limbah, lalu saya bawa pulang dan melihat ini bisa diolah. Akhirnya biji getah di kebun itu saya olah menjadi tepung, dan menjadi bahan membuat berbagai jenis makanan ringan," ujarnya Senin (21/3/2022).
Dewi mengakui dia mencari tahu lebih lanjut soal nilai gizi dan keamanan biji getah untuk dikonsumsi kepada pihak terkait. Hasilnya diketahui nilai protein gizi tepung biji getah mencapai 9,7 poin dari skala 10, dan juga aman untuk dikonsumsi.
Dengan bekal hasil pengujian itu, dia mulai mengolah tepung biji getah menjadi sekitar 40 produk turunan, dengan unggulan sekitar 16 produk seperti keripik, kemudian brownies, biskuit bolu, dan makanan ringan lainnya.
Untuk membuat usaha itu berkembang, dia memberanikan diri mengajukan pinjaman ke Bank BRI, dan telah disetujui sekitar Rp10 jutaan - Rp15 jutaan sehingga usaha biji getah akhirnya bisa menembus pasar jajanan di daerah sekitar.
Baca Juga
Karena telah berkembang dan semakin besar, Dewi memberdayakan masyarakat sekitarnya dengan menampung penjualan biji getah, dimana perbulan kini dia mengolah hingga 750 kg tepung biji getah.
Untuk omset perbulan dari penjualan makanan olahan biji getah ini, dia bisa mengantongi rerata Rp7 jutaan sebulan. Namun jika sedang ramai, malah dalam sehari bisa mendapatkan transaksi sampai Rp3 juta.
Dia mengakui olahan biji getah ini telah diterima oleh masyarakat luas di Riau dan luar daerah, sampai akhirnya usaha Dewi berbuah manis sejak 2017 lalu, dan berhasil memenangkan beragam penghargaan. Salah satunya dari Bank BRi yaitu produk terbaik atau Best Award pada program BRIlian Preneur 2020, dan membawanya bertemu Presiden Joko Widodo secara virtual akibat masih pandemi.
Dia mengakui untuk mengembangkan usaha ini kedepan, memang masih diperlukan dukungan seperti peralatan produksi yang memadai. Karena itu dukungan dari berbagai pihak seperti pemda, perusahaan dan perbankan diharapkan bisa membantu pihaknya dalam meningkatkan usaha itu di masa mendatang.
"Saya juga ingin menyampaikan mengucapkan terima kasih kepada Pemda Bengkalis, Pemda Riau, hingga legislatif. Selain itu juga tentu dukungan dari Bank BRI yang sudah mendampingi dan mengikutsertakan usaha ini ke berbagai kegiatan dan akhirnya berkesempatan menjumpai Presiden Jokowi."