Bisnis.com, JAKARTA - Kiki Adiwijaya, seorang karyawan yang kemudian berjodoh dengan suaminya, seorang dosen dari Kalimantan, melahirkan bisnisnya dari inisiatif membuat souvenir sendiri untuk pernikahan.
“Cuma karena bingung mencari souvenir pernikahan. Akhirnya membuat kalung, gelang dan ternyata hasilnya bagus. Kemudian, sempat diminta untuk dibuatkan dan lama-lama akhirnya kita jualkan” Ucap Kiki, pemilik bisnis Borneo Queen ketika dihubungi oleh Bisnis (4/4/22).
Dari awalnya Borneo Queen sudah berada dalam bidang natural stone. Dikarenakan dirinya berada di Kalimantan, dirinya mencari bebatuan di pasar daerah tersebut dan awalnya mengambil bahan-bahan penunjang dari toko souvenir.
Kiki menceritakan bahwa awalnya modelnya hanya seperti itu saja dan seiring waktu mulai bosan. Kemudian Kiki mempelajari tehnik baru yang sekaligus untuk mengekspansi bisnisnya.
“Akhirnya mencari di internet, mulai mempelajari teknik yang lebih sulit melalui YouTube, blog, komunitas nasional dan internasional dan lain-lainnya” jelas Kiki.
Kemudian pada awal perjalanan bisnisnya, Kiki menceritakan bahwa salah satu mahasiswa suaminya dari Dinas Perindustrian dan menawarkan pameran.
Baca Juga
“Akhirnya banyak yang iseng pesan dan kemudian terus berkembang hingga kini” Ucapnya.
Penjualan dan Penghargaan Borneo Queen
Siapa sangka, dari modal Rp300 ribu dengan batu seadanya di pasar serta alat-alat murah dari pertukangan, kini Borneo Queen capai omzet sebesar Rp60-Rp70 jutaan perbulannya.
Dalam sebulan, Borneo Queen juga memproduksi desain simple sebanyak 500 pieces dan 20-30 pieces untuk yang ekslusif. Harga produknya dimulai dari Rp50 ribu hingga Rp3 jutaan.
“Untuk yang desain rumit bisa memakan waktu sekitar seminggu. Namun juga tergantung dengan antrian pelanggan custom lainnya. Penjualannya sendiri paling banyak Surabaya dan Jakarta dan Luar Negeri seperti Israel, Amerika, Singapura dan Jepang” Ujarnya.
Pembelinya sendiri kebanyakan dimulai dari usia 25-65 tahun, terutama para perempuan yang dewasa.
Borneo Queen akhir-akhir ini juga telah berpartisipasi dalam Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2022 dan mendapatkan Inacraft Award di Metal category.
Tantangan dalam berbisnis
Kiki mengaku bahwa tantangan dirinya dalam berbisnis adalah ketika mengikuti pameran mengingat dirinya berlokasi di Palangkaraya. Dirinya perlu menyiapkan dekorasi booth yang tidak berat namun tetap menarik, contohnya jika lokasi pameran berada di Jakarta.
Selain itu, produknya seringkali juga dicopy orang. Padahal, Kiki menjelaskan bahwa dalam membuat desain dan produksi sebuah produk tidaklah mudah.
Ekspansi dan harapan kedepannya
Dalam membicarakan ekspansi, Kiki rencananya akan memaksimalkan pemasaran online lebih lagi. Hal ini seperti dalam multimedia, Tiktok, dan lain-lainnya untuk mengikuti perkembangan jaman.
Dirinya juga berencana untuk memiliki toko di Jakarta.
Bagi pemula, Kiki mengatakan bahwa pada masa pandemi kita tidak boleh mudah putus asa.
“Sering-sering berpikir positif dan ikuti perkembangan zaman. Hal ini penting untuk tetap bertahan” Saran Kiki.