Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBM Naik, Intip Perbandingan Bisnis Franchise SPBU Pertamina, Vivo, hingga Shell

SPBU Pertamina merupakan gerai terkenal di Indonesia, yang menawarkan kerja sama kemitraan atau waralaba kepada seluruh masyarakat.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Pertamina, Shell, dan Vivo

1. Pertamina

SPBU Pertamina merupakan gerai terkenal di Indonesia, yang menawarkan kerja sama kemitraan atau waralaba kepada seluruh masyarakat. Bentuk kerja sama yang dilakukan, yakni CODO (Company Owned Dealer Operated), di mana bentuknya berupa kerja sama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk dibangun SPBU Pertamina dan DODO (Dealer Owned Dealer Operated), berupa bentuk kerja sama di mana lokasi dan investasi dilakukan seluruhnya oleh individu calon mitra.

Melansir dari laman resmi Kemitraan Pertamina, Peluang bisnis ini bisa direalisasikan dengan menggandeng kerja sama dengan PT Aneka Petroindo Raya (APR), perusahaan yang bergerak di bidang suplai minyak dan gas. APR menawarkan kepada mitra dua jenis SPBU yakni SPBU reguler dan compact atau mini. Untuk jenis kedua ini lahan yang perlu disiapkan minimal 1.000 m2

Adapun, untuk mendirikan franchise bisnis SPBU reguler, maka mitra harus memenuhi syarat, berupa kepemilikan minimal lahan sebesar 1.500 m2 dengan lebar depan 20-25 meter serta menyediakan modal setidaknya Rp500 juta. Sedangkan, untuk Pertashop sendiri modal yang dibutuhkan setidaknya Rp250 juta. SPBU mini biasanya ada di tempat-tempat terpencil, seperti di pedesaan atau perkampungan yang jauh dari kota. Hal itu karena lahan yang dibutuhkan untuk mendirikannya pun lebih sempit.

Sebagai ketentuan dalam kerja sama ini, APR akan membantu menyediakan peralatan, perizinan (permit). Mitra juga tidak perlu membeli BBM untuk kebutuhan SPBU. Nantinya, APR yang akan menyalurkan bahan bakar tersebut kepada pemilik SPBU secara berkala. Dengan demikian, mitra tak perlu lagi mencari pemasok bahan bakar. Kemudian APR bertanggung jawab apabila dalam masa operasionalnya, SPBU mengalami kerusakan atau gangguan. Misalnya saja peralatan yang macet atau rusak.

Secara manajemen, bisnis SPBU tergolong mudah. Pemilik SPBU tak perlu lagi memikirkan sistem manajerial dan ketersediaan barang karena langsung bekerja sama dengan pihak ketiga. Walau demikian, usaha ini membutuhkan modal yang sangat besar dan proses perizinannya cukup memakan banyak waktu.

2. Shell

Setelah Pertamina sebagai pioner kemitraan di bisnis tersebut, kini pesaing terdekat yakni Shell Indonesia.
Shell sendiri berkantor pusat di Den Haag, Belanda. Perusahaan induk grup Shell adalah Royal Dutch Shell plc, yang berbadan hukum di Inggris dan Wales.

Perusahaan ini mulai menawarkan kemitraan usaha dengan sistem mitralah sebagai pengelola SPBU alias dealer owned dealer operated (DODO). Sebagai perusahaan minyak dan gas multinasional, melalui skema Shell DODO, Shell menawarkan dua tipe SPBU yang dapat Anda pilih sesuai dengan kebutuhan atau target Anda. yaitu SPBU Shell Konvensional untuk kota besar dan SPBU Shell Modular yang dikhususkan bagi kota lapis kedua.

Adapun biaya investasi untuk membangun SPBU Konvensional sekitar Rp5 miliar hingga Rp7 miliar, sedangkan SPBU Modular dipatok seharga Rp1,5 miliar hingga Rp 2 miliar. Terkait syarat, calon mitra wajib memiliki lahan dengan minimal luas 1.000 meter persegi (m2) dan lebar minimal 25 meter (m). Tak hanya lahan, calon mitra juga wajib memiliki badan usaha dalam bentuk PT, CV atau Koperasi. Nantinya, Shell akan bertanggung jawab atas pendirian dan konstruksi SPBU serta stok bahan bakar.

Selama proses diskusi persiapan, tim Shell Indonesia akan senantiasa memberikan rekomendasi yang dapat membantu kelancaran pembangunan SPBU. Sebagai bentuk dukungan, Shell juga akan memberi kebebasan mitra untuk membangun bisnis non-fuel retail (NFR) guna menambah potensi pemasukan. Tidak ada batasan dalam mengembangkan bisnis NFR, selama bisnis tersebut tidak serupa dengan BBM Shell dan tetap memperhatikan faktor keselamatan. Ada beberapa contoh bisnis NFR yang dapat dikembangkan, yaitu bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner, kedai kopi, bengkel, hingga franchise minimarket.

Meskipun proses rekrutmen dilakukan oleh mitra, tetapi Shell senantiasa berkomitmen memberikan program pelatihan berkala dan tanpa biaya tambahan bagi seluruh petugas SPBU Shell. Lebih dari itu, Shell juga memberikan dukungan program marketing melalui kegiatan promosi, baik di tingkat lokal maupun nasional. Contohnya melalui promo transaksi dengan bank atau electronic-wallet (e-wallet) tertentu, voucher bahan bakar minyak Vivo

3. Vivo

PT Vivo Energi Indonesia merupakan anak usaha Vitol Group yang berbasis di Swiss. Perusahaan yang dibentuk di Rotterdam pada 1966 ini, merupakan pemegang saham terbesar Vivo Indonesia. Selain di Indonesia, Vivo juga telah beroperasi di Singapura, Belanda, London, Afrika dan Australia.

SPBU menjual tiga jenis bahan bakar dengan nama dagang Revvo. Ketiga jenis BBM itu diklasifikasi berdasarkan kadar Research Octane Number RON yakni Revvo 88, Revvo 90 dan Revvo 92. Untuk Revvo 88 punya harga yang setara jenis bensin Premium milik Pertamina, SPBU. Lalu untuk Revvo 90 setara dengan Pertalite.

Melansir dari situs resmi Kemitraan Vivo belum ada informasi jelas soal bisnis franchise yang dikembangkan. Namun, ada satu syarat yang harus dipenuhi oleh calon mitra ketika ingin mendirikan bisnis franchise SPBU ini , yakni lokasi usaha harus berada di wilayah terpencil, terdepan dan terluar (3T).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper