Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja, dari Jualan Biskuit Hingga Bangkrut Berulang Kali

Berikut sosok Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group yang punya gurita bisnis mulai pulp, telekomunikasi, energi dan infrastruktur.
Eka Tjipta Widjaja
Eka Tjipta Widjaja

Bisnis.com, JAKARTA - Eka Tjipta Widjaja, merupakan pendiri dari Sinar Mas Group yang memiliki gurita bisnis mulai dari pulp, telekomunikasi, energi dan infrastruktur hingga layanan kesehatan.

Berkat kesuksesannya, pada 2018 lalu, Eka Tjipta Widjaja berhasil menduduki peringkat ke-2 sebagai orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia pada tahun 2018 dengan kekayaan mencapai US$13,9 miliar atau setara dengan Rp217 triliun.

Namun, sebelum dirinya bisa membangun kerajaan bisnis hingga bisa berdiri sampai saat ini, diketahui Eka Tjipta lahir dalam kondisi ekonomi yang kekurangan. Bahkan, dirinya harus merantau di usia yang sangat muda, yaitu 9 tahun Tiongkok ke Makassar pada tahun 1938.

Lantas, seperti apa kisah perjalanan hidup dari Eka Tjipta Widjaja ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

Kehidupan Awal Eka Tjipta Widjaja

Eka Tjipta Widjaja lahir pada 27 Februari 1921 di Quanzhoun, China. Dia yang lahir dengan nama Oei ek Tjhong bersama keluarganya pindah ke Indonesia saat usianya 9 tahun atau pada 1932.  

Kisah Pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja, dari Jualan Biskuit Hingga Bangkrut Berulang Kali

Setibanya di Makassar, Eka bersama orang tuanya tinggal di sebuah rumah yang dindingnya terbuat dari bambu (gedhek), dan atapnya dari daun rumbia. Untuk bertahan hidup, sang ayah membangun usaha kecil-kecilan berupa toko sederhana. Eka membantu ayahnya berjualan.

Meski terlahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan, namun sang ayah tetap mengutamakan pendidikan.

Namun, Eka Tjipta lebih memilih untuk membantu orang tuanya terbebas dari lilitan utang dibandingkan untuk pergi bersekolah, menjadikan dia hanya mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar (SD) di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Dia berpikir, jika waktu siangnya digunakan untuk sekolah, maka dia tidak bisa bekerja. Sementara, jika waktu siangnya digunakan untuk bekerja, lalu malam harinya bersekolah, dia baru bisa.

Alhasil, tamat SD Eka tidak melanjutkan sekolahnya lagi. Namun, dengan hasil tabungannya dari bekerja, dia pun akhirnya memanggil guru untuk bisa belajar di rumah.

Perjalanan Bisnis Eka Tjipta Widjaja

Meski, pendidikan formalnya hanya sebatas SD, namun berkat pengalaman praktis, menjadikan dirinya kian tajam dalam menemukan peluang bisnis yang menguntungkan.

Terbukti, walaupun dia hanya bisa bicara Hokkian, tapi Eka sudah punya cara dagang yang berbeda, bermula dari dirinya mendatangi toko grosir dengan memberikan jaminan ijazah SD-nya untuk bisa menjajakan barang dagangan dengan metode ‘jemput bola’ ke rumah-rumah konsumen.

Eka Tjipta Widjaja muda berjualan berkeliling kota Makassar dengan mengendarai sepeda. Ia menjajakan permen, biskuit, serta aneka barang dagangan toko ayahnya dari pintu ke pintu. Ini adalah awal mula karir bisnis dari pendiri Sinar Mas.

Mengalami Beberapa Kali Kebangkrutan

Keuletan, kerja keras, dan ketekunan Eka Tjipta Widjaja muda membuahkan hasil. Tabungan yang dikumpulkannya dari hasil berjualan dapat membantu merenovasi rumah orang tuanya. Hingga pada akhirnya Eka Tjipta Widjaja muda bisa membeli becak untuk membawa barang dagangannya.

Sayangnya, tahun 1941 Jepang masuk Makassar. Keadaan kacau yang membuat ekonomi hancur, hingga Eka harus mengalami kebangkrutan setelah sempat membuka toko kelontong grosir pada tahun 1949.

Di sana, dirinya mencoba bangkit dengan dan menemukan peluang lewat rongsokan pesawat dan mendirikan usaha kembali seperti kontraktor kuburan khususnya untuk orang-orang kaya.

Namun, perjalanan bisnis Eka tidak selalu mulus. Dia nyatanya mengalami beberapa kali kegagalan, ketika dia beralih dari bisnis semen menjadi minyak, di mana ketika dirinya baru mendapatkan keuntungan saat itu pula pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan bahwa penjualan minyak goreng hanya boleh dilakukan pihak Jepang dan milik swasta harus diserahkan.

Lalu, Eka mencari alternatif lain, yakni dengan membuka perusahaan roti dan gula. Bisnisnya sempat Berjaya, namun tidak lama terjadi perang kemerdekaan. Keadaan kacau. Jalur logistik putus. Pasukan bahan baku macet, membuat Eka bangkrut untuk ketiga kalinya.

Selanjutnya, dengan kepercayaan dia yakin untuk bangkit lagi. Hingga akhirnya, dia harus menjual segala hartanya dan kembali naik sepeda. 

Enam bulan kemudian, para tentara dikabarkan kekurangan logistik. Namun, para pedagang tidak mau menjadi pemasok sebab khawatir pembayarannya akan macet.

Kisah Pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja, dari Jualan Biskuit Hingga Bangkrut Berulang Kali

Eka yang mendengar kabar itu pun langsung memproses logikanya, di mana dirinya percaya bahwa bisnis ini berhasil, sebab ini adalah tentaranya pemerintah. Apabila, sudah merdeka, pemerintah pasti punya uang. Kalaupun tidak ada, maka pemerintah akan mencetak uang.

Lagi-lagi Eka kembali mengandalkan kepercayaannya dalam berbisnis sebagai modal utamanya. Dia mendatangi perusahaan dagang negara sebagai peninggalan Belanda dan meminta barang dan berjanji akan bayar belakangan dalam rentang waktu dua minggu. Seperti pembayaran yang dijanjikan tentara.

Ternyata hingga satu bulan tidak ada pembayaran. Eka pun meminta maaf kepada perusahaan tersebut dan membawa semua berkas dan tagihan. Ia ceritakan apa adanya. Tidak ada yang disembunyikan.

Setelah lewat dua bulan pembayaran cair sekaligus. Eka menjadi banyak uang lagi dan membuat utangnya lunas.

Atas kejadian tersebut, Eka dan tentara pun menjadi akrab. Sehingga, kesempatan pun kian terbuka lebar, di mana Eka boleh memanfaatkan kapal tentara yang kosong setelah mengirim tentara ke Manado.

Eka pun mengambil kesempatan ini untuk berbisnis kopra. Sebab, di Manado, jumlah kopra sangat melimpah dan dijual dengan harga yang murah. Hal ini pun dia manfaatkan, dengan menjual kopra dengan harga yang lebih tinggi di Makassar. Eka pun dikenal sebagai pedagang kopra dan telah mengusai pusat kopra, seperti Manado, Palu, Toli-toli, Maluku.

Sayangnya, Eka kembali mengalami kerugian, usai terjadi pemberontakan Permesta. 3 ribu ton kopra harus ditinggalkan demi menyelamatkan dirinya.

Artinya, dalam perjalanan bisnisnya, Eka Tjipta Widjaja tidak selalu menemui jalan yang mulus. Lika-liku membangun usaha, kegagalan, dan kesulitan tidak mematahkan semangatnya untuk terus bangkit dan berusaha. Tercatat, Eka Tjipta Widjaja muda pernah mengalami bangkrut empat kali.

Pindah ke Surabaya

Hingga akhirnya, Eka memutuskan untuk pindah dari Makassar ke Surabaya, sesampainya di sana Eka ditampung di kamar temannya yang berukuran 2 x 3 meter.

Berkat nama baik yang selama ini dirinya jaga bahkan untuk tidak meninggalkan hutang, menjadikan Eka dipercaya untuk menitipkan barang dagangannya berupa bahan makanan di kapal tentara yang akan berangkat ke Sulawesi. 

Di Surabaya bisnis Eka berkembang pesat. Dengan kerja kerasnya, dia akhirnya memiliki perkebunan kopi dan karet di Jember. Kemudian, dia mendirikan pabrik minyak kelapa CV Bitung Manado Oil Limited (Bimoli) pada 1968. 

Dia juga membangun CV Sinar Mas. Eka Tjipta juga mendirikan Tjiwi Kimia serta membeli perkebunan kepala sawit dan perkebunan teh. Dia juga membeli Bank Internasional Indonesia (BII) pada 1982. Kemudian mengembangkan bisnisnya ke properti. Sinar Mas pun mengembangkan bisnis di sektor layanan keuangan seperti asuransi dan perbankan.

Saat krisis ekonomi terjadi di tahun 1998, Sinar Mas mulai beroperasi secara komersial di bidang penyediaan energi, perdagangan besar, serta infrastruktur telekomunikasi.

Sinar Mas juga membentuk pilar baru, mulai dari industri telekomunikasi, real estate, kesehatan serta membentuk organisasi kemanusiaan seperti Yayasan Dharma Eka Tjipta, dan pendidikan. Tahun 2014 Sinar Mas resmi menjajaki ranah digital melalui Sinar Mas Digital Venture, dan akan terus berinovasi sesuai perkembangan era dan teknologi.

Sejarah dan Profil Sinar Mas

Sejarah Sinar Mas secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut:

1938: Eka Tjipta Widjaja memulai perjalanan kewirausahaannya di Makassar pada usia 15 tahun

1968: Eka Tjipta Widjaja mendirikan kilang minyak goreng kopra pertamanya, Bitung Manado Oil Ltd. di Sulawesi Utara

1972: Mulai bisnis pengembang dan real estate dengan PT Duta Pertiwi; di tahun yang sama, Eka Tjipta Widjaja mendirikan paprika soda kimia, Tjiwi Kimia yang kemudian menjadi pabrik kertas pertama Sinar Mas

1982: PT Internas Artha Leasing Company didirikan dan berkembang menjadi perusahaan jasa keuangan yang terintegrasi

1986: Sinar Mas Forestry mulai mengelola hutan tanaman pertamanya

1996: PT Dian Swastika Sentosa didirikan untuk memfasilitasi listrik ke pabrik Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas

2005: Bank Shinta diakuisisi yang kemudian secara resmi menjadi Bank Sinarmas pada tahun 2006

2006: PT Smart Telecom berdiri

2018: Sinar Mas merayakan ulang tahun ke-80

2020: Sinar Mas mulai mengembangkan perusahaan yang bergerak melalui tujuh pilar bisnis, yaitu pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan real estate, telekomunikasi, energi dan infrastruktur, serta layanan kesehatan.

Konglomerat yang juga aktif di kegiatan filantropi ini meninggal pada 26 Januari 2019 di usia 98 tahun. Sebelum wafatnya, Eka Tjipta telah menyerahkan tongkat estafet bisnisnya kepada anak-anaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper