Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan di seluruh dunia dan para konglomerat dunia turut turun tangan dalam memberkan bantuan kepada para korban gempa yang melanda Turki dan Suriah.
Mereka menyatakan siap membantu negara tersebut mulai dari pencarian korban hingga menyumbangkan makanan, obat-obatan, layanan hingga uang tunai.
Laporan Al Jazeera mencatat korban gempa berkekuatan 7,8 magnitudo itu sedikitnya 12.873 jiwa di Turki dan 3.162 di Suriah. Besarnya jumlah korban, menjadikan gempa Turki menjadi bencana alam mematikan abad ini. Di mana sedikitnya 16.000 jiwa menjadi korban.
Lantas, siapa saja perusahaan dan konglomerat yang turun tangan dalam membantu korban gempa Turki dan Suriah? Simak ulasan Bisnis selengkapnya.
1. Amazon
Perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos, yakni Amazon (AMZN) telah menyiapkan sumbangan barang-barang bantuan, termasuk makanan, makanan bayi, selimut, tenda dan obat-obatan, dengan pengiriman pertama berangkat dari gudangnya di Istanbul pada Rabu, raksasa ritel AS mengatakan Senin. Pasokan sedang menuju ke daerah yang terkena dampak di Turki.
"Pengiriman segera ini hanyalah awal dari tanggapan Amazon," kata Kepala Program Bantuan Bencana Amazon Abe Diaz.
Baca Juga
Diaz mencatat bahwa perusahaan akan bekerja untuk mengidentifikasi kebutuhan di lapangan dan menggunakan jaringan logistik dan pengirimannya untuk memenuhinya.
2. Deutsche Telekom (DTEGF)
Deutsche Telekom merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi Jerman yang didirikan pada 1996. Sebagai perusahaan ini memproduksi telepon umum, telepon seluler, servis internet, dan lain-lain, mereka memberikan bantuan berupa akses gratis untuk semua panggilan dan pesan teks dari Jerman ke Turki dan Suriah hingga 15 Februari 2023.
Jerman sendiri adalah rumah bagi diaspora Turki terbesar di dunia. Negara itu juga menampung populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia, setengahnya berasal dari Suriah, menurut Badan Pengungsi PBB.
Selain itu, Deutsche Telekom menyumbangkan US$1,1 juta atau setara dengan Rp16,6 miliar kepada aliansi Jerman yang terdiri dari 23 kelompok bantuan.
3. Apple dan Google
Sunder Pichai, CEO Google mengunggah postingan bahwa mereka telah mengaktifkan peringatan SOS untuk memberikan informasi darurat yang relevan kepada mereka yang terkena dampak.
Sementara itu, CEO Apple Tim Cook pun turut menyatakan Apple akan memberikan bantuan sebagai upaya pemulihan pada negara tersebut.
4. Chobani
Hamdi Ulukaya, yang dikenal sebagai raja yogurt, adalah pendiri merek yogurt Yunani terpopuler di Amerika, Chobani.
Ulukaya sendiri merupakan orang terkaya ke-1.536 dengan harta kekayaan mencapai US$2 miliar atau setara dengan Rp30,2 triliun. Sebagai seseorang yang tumbuh dalam keluarga peternak sapi perah Kurdi di Turki dan beternak domba hingga akhirnya berimigrasi ke AS pada tahun 1994.
Melansir dari unggahannya lewat Twitter, Hamdi Ulukaya telah menyumbangkan US$1 juta atau setara dengan Rp15,1 miliar untuk dana bantuan gempa bumi yang dibentuk oleh Dana Filantropi Turki.
“Saudara & saudari kita di #Turki dan wilayah sangat membutuhkan bantuan kami Mohon donasi untuk upaya bantuan dan pemulihan gempa bumi @tphilanthropy. Saya telah menjanjikan US$1 juta dan akan memberikan donasi tambahan hingga US$1 juta untuk membantu mereka yang terkena dampak bencana ini,” ujarnya pada Selasa, (7/2/2023).
5. Tesco dan Marks & Spencer
Marks & Spencer adalah peritel multinasional besar Inggris dengan kantor pusat di Paddington, London yang mengkhususkan diri dalam penjualan pakaian, kecantikan, produk rumah tangga, dan produk makanan. Sementara, Tesco adalah merupakan perusahaan ritel terbesar ketiga di dunia dunia.
Kedua perusahaan ini turut menyumbangkan gabungan dana sebesar US$181.200 atau setara dengan Rp2,7 miliar untuk disalurkan kepada korban gempa Turki dan Suriah
6. SpaceX
Sementara itu, perusahaan lain milik Elon Musk yaitu SpaceX juga diketahui ikut membantu, di mana Musk menanggapi pertanyaan tentang layanan internet Starlink SpaceX.
“Hei @elonmusk, gempa besar sedang melanda Turki dan negara-negara tetangga. Mereka sekarang sulit mengakses sejumlah komunikasi. Apakah Anda bisa membantu dengan satelit starlink Anda?” ungkap seorang netizen pada Senin (6/2/2023).
Miliarder itu pun mengungkapkan bahwa Starlink belum disetujui oleh pemerintah Turki. Akan tetapi, jika telah disetujui maka SpaceX akan segera mengirimkan bantuan.
Sebagai informasi, di Ukraina yang kini tengah dilanda perang, Starlink memang telah menjadi sumber komunikasi penting bagi militer negara tersebut, di mana Musk terus mendanai layanan tersebut.