Bisnis.com, JAKARTA - Banyaknya perempuan Indonesia yang ingin tampil cantik membuat penjualan produk kecantikan di e-commerce terus berkembang pesat, hal ini tentu membuat para pelaku bisnis perlu memiliki kelihaian dalam membaca tren dan perilaku masyarakat dalam berbelanja online agar bisa terus bersaing.
Lia Kurtz, Senior Vice President, Category Director FMCG of Lazada pun memaparkan analisis mengenai tren dan perilaku belanja online masyarakat Indonesia saat ini.
“Masyarakat saat ini cenderung lebih selektif, bahkan seringkali masyarakat meragukan keaslian dan keamanan produk yang akan dibeli. Jangan asal-asalan, karena kami dari marketplace juga turut memberikan perlindungan pada konsumen,” ungkapnya dalam Kolaborasi Lazbeauty x MUA di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Baginya, seiring dengan pertumbuhan pesat e-commerce, tak bisa dipungkiri bahwa semakin banyak pemain yang mulai mengabaikan aturan dan cenderung nakal.
Sehingga, para penjual produk kosmetik harus betul-betul memahami regulasi ketika memasarkan produknya ke toko online agar produknya tidak mengalami pembatasan yang berujung pada pemblokiran.
Lantas, apa saja analisa mengenai tren dan perilaku belanja online yang bisa menjadi referensi bagi pegiat UMKM di industri kecantikan alias beautypreneurs agar produknya laris ketika berjualan di berbagai platform online?
Baca Juga
Berikut ulasan Bisnis selengkapnya soal Tren Belanja Produk Kecantikan Online di 2023:
1. Mencermati Informasi atau Deskripsi Produk
Masih ada seller yang hanya asal menawarkan produknya tanpa dilengkapi deskripsi produk. Padahal, deskiripsi produk sangat dibutuhkan oleh calon pembeli untuk bisa mengenali suatu produk.
“Saat belanja online, buyer tidak bisa melihat langsung produk Anda atau bertanya secara langsung sehingga Anda perlu memberikan deskripsi produk akhirnya calon buyer akan merasa malas dan tidak jadi membeli produk dan ini bisa menurunkan penjualan Anda,” ucap Lia.
Baginya, ada beberapa cara untuk membuat informasi atau deskripsi produk yang baik, misalnya dengan menggunakan kalimat yang efektif, tidak terlalu panjang dan berbelit-belit, sertai dengan testimoni dari konsumen dan bukti gambar atau video.
2. Memperhatikan Keamanan Produk
Seiring dengan semakin maraknya industri kecantikan dengan berbagai inovasi produk, beauty enthusiast semakin selektif memilih. Salah satu yang menjadi minat adalah produk yang mengandung bahan aktif yang bisa menyesuaikan kebutuhan kulit dan tubuh masing-masing.
“Sebagai pebisnis harus memperhatikan keamanan produk kosmetik yang dijual. Pastikan semuanya aman untuk kesehatan. Kalau produk itu berasal perlu adanya pengujian dari BPOM kalau dari luar harus ada stamp soal produk itu aman, itu bisa meningkatkan kepercayaan konsumen,” katanya.
3. Tertarik pada Brand Lokal
Tercatat bahwa para beauty enthusiast kini mulai tertarik dengan merek kosmetik lokal. “Meski bisa dibilang jumlah purchasingnya merata, baik itu dari brand luar yang high end hingga brand lokal yang terjangkau, tapi saat ini pertumbuhan brand lokal sangat signifikan dan mulai diperhitungkan oleh konsumen,” ungkapnya.
4. Peduli soal Ulasan dan Rating Toko
Penilaian produk adalah kumpulan penilaian pembeli pada kualitas untuk setiap produk setelah pesanan selesai. Penilaian produk digunakan untuk mengukur kepuasan Pembeli atas pembelian mereka.
Penilaian produk memiliki skala 1 hingga 5 bintang, dengan 5 bintang sebagai yang terbaik. Pembeli dapat melihat penilaian produk di halaman hasil pencarian atau halaman rincian produk.
“Konsumen saat ini mulai mencari berbagai ulasan atau review produk kosmetik di internet Jangan malas untuk mengurus bagian penilaian toko. Meski sepele, tapi ulasan produk bisa menentukan konsumen apakah tetap ingin membeli atau mencari produk lainnya dengan kualitas lebih baik,” tutur bos Lazada tersebut.
5. Konsep Live Streaming Terus Diminati
Konsep berjualan secara livestreaming ini terus memperlihatkan tingginya potensi dalam meraup keuntungan karena adanya interaksi yang aktif, antara penjual dan pembeli dalam prosesnya.
“Kami juga menemukan konsep livestreaming yang menawarkan dan menjual produk secara langsung di platform e-commerce sebagai cara baru untuk menarik perhatian calon konsumen,” jelasnya.
6. Konsumen Gencar Beli Produk Sale
Berdasarkan temuan, banyak konsumen yang merencanakan pembelanjaan beberapa minggu sebelumnya. Bahkan, mereka secara aktif memburu promo dan diskon.
Menurut Lia, tren ini didorong dengan segmen pasar yang kian luas, mulai dari remaja muda hingga orang dewasa. Produk yang mereka inginkan pun beragam, mulai dari brand luar negeri ataupun brand lokal dengan kisaran harga jutaan hingga puluhan ribu.
“Saat kampanye dengan berbagai promo menarik, terlihat ada pola kenaikan belanja yang signifikan. Penting untuk para seller bisa memanfaatkan promo yang dihadirkan di marketplace untuk menggenjot penjualan,”