Bisnis.com, JAKARTA - Berasal dari kota kecil bukan berarti menghalangi dirinya mencapai mimpi yang besar, hal itulah yang menjadi prinsip hidup Stephanie Nursalim.
Demi memperbaiki perekonomi keluarga, perempuan kelahiran Sukoharjo ini memutuskan untuk banting setir dari pekerjaannya sebagai seorang praktisi media menjadi seorang pebisnis pemula dengan modal Rp10 juta yang dirinya kumpulkan.
“Saya dan Ibu bangun bisnis ini dari nol. Perekonomian keluarga saat itu seret banget. Jadilah saya nekat menggeluti bisnis fesyen untuk mencari tambahan penghasilan,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (30/3/2023)
Sebagai sebuah brand fesyen yang mengusung produk dengan tema simpel dan timeless, Morningsol sendiri berdiri sejak 2015. Sebelum memutuskan untuk menjalankan usaha secara online, Stephanie hanya membuat produk sesuai pesanan.
Tentu, perjalanan bisnis berjalan dengan banyak hambatan. Apalagi, kala itu bisnisnya berasal dari kota kecil serta transaksi online masih sedikit peminat, membuat bisnisnya kurang dilirik.
“Awal jual ya cuma laku sama temen-temen sekitar aja, kejual tiga item udah syukur. Untungnya, aku dulu sempat kerja di media, jadi aku mengandalkan relasiku dulu untuk bantu pemasaran,” jelasnya.
Baca Juga
Butuh waktu yang lama untuk membangun kepercayaan di pasar. Apalagi dengan menyediakan produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.
“Untung tenaga kerja di Sukoharjo masih luas banget dan kebetulan keluarga aku, nenek aku pernah ada konveksi jadi untuk menemukan tim di Sukoharjo lebih mudah,” katanya.
Berkat ketekunan dalam melakukan riset tentang tren fashion terbaru dan mencari tahu tentang apa yang diinginkan oleh pasar, seiring berjalannya waktu, nyatanya produk yang dirinya produksi pun makin dikenali pasar.
Lambat laun, permintaan untuk produknya mulai meningkat dan bisnis yang dia dirikan mulai ramai pesanan.
Seluruh Karyawannya Perempuan
Menariknya, Stephanie tidak hanya sukses dalam membangun bisnisnya, tetapi juga memperhatikan tanggung jawab sosial.
Dia menyadari bahwa banyak perempuan di Sukoharjo yang tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mencari pekerjaan atau mengembangkan bakat mereka di bidang fesyen. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk membuka lapangan kerja dan memberdayakan perempuan di wilayahnya.
“Kita mau dong mencoba lapangan kerja khususnya untuk wanita karena aku pernah mengalami hal yang sulit dilewati sebagai perempuan. Kita ingin berbagai berkat karena di luar sana mungkin pernah melalui apa yang aku lalui,” tutur Stephanie.
Dengan cara ini, dirinya kian memperkuat posisi bisnisnya di masyarakat sambil membantu perempuan di sekitarnya untuk mencapai potensi mereka.
Stephanie percaya, perempuan tak kalah hebat dengan laki-laki dan memiliki kemampuan yang sama untuk menjadi sukses. Dia ingin membantu perempuan di wilayahnya untuk mengembangkan bakat dan keterampilan mereka, serta memberikan peluang yang setara bagi mereka dalam hal kesempatan kerja.
Bermula dari perjuangannya bersama sang Ibu, kini Morningsol saat ini telah berhasil memberi lahan pekerjaan bagi 30 perempuan asal Sukoharjo yang dia berdayakan sebagai penjahit in-house. Sedangkan, 20 perempuan lainnya sebagai penjahit lepasan yang juga berasal dari Jakarta.
Saat ini, produknya tidak hanya diminati oleh masyarakat di Sukoharjo, tetapi juga oleh masyarakat di luar wilayah tersebut.
Ke depannya, dia punya harapan untuk dapat melanjutkan ekspansinya secara online. Tak hanya itu, Stephanie pun ingin menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi dengan membuka toko offline dan lebih banyak berkolaborasi dengan banyak artis ternama.
Morningsol yang saat ini memiliki followers Instagram mencapai 104.000 ini pun mengklaim, penjualannya telah mencapai ribuan pasang pakaian tiap bulannya.
“Lewat e-commerce, kita berhasil meningkatkan30 persen sampai 40 persen per bulan,” ujarnya.