Bisnis.com, JAKARTA - Konglomerat Susilo Wonowidjojo, pemilik perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tengah mempersiapkan proyek Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri yang siap dioperasikan di akhir tahun 2023 ini.
Melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDHI), pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama operasi dengan PT Angkasa Pura I (Persero) untuk proyek Bandar Udara Terpadu di Kediri, Jawa Timur itu.
Mengutip dari Bisnis, PT SDHI dan PT Angkasa Pura I akan bekerja sama membentuk pelayanan jasa kebandarudaraan di Bandara Kediri hingga 50 tahun, terhitung sejak tanggal penandatanganan perjanjian kerja sama, Kamis (30/3/2023).
Proyek pembangunan bandara itu, untuk meningkatkan infrastruktur bandara di Kediri dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Dikutip dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, nantinya bandara ini akan memiliki panjang runway atau landas pacu berukuran 3.300 x 60 meter, apron commercial berukuran 548 x 141 meter, apron VIP berukuran 221 x 97 meter, 4 taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.
Pada sisi darat, bandara ini akan memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.
Baca Juga
Tentu, pembangunan Bandara Dhoho punya keunikan tersendiri yang tidak dimiliki bandara lain di Indonesia.
Disebutkan, nandara ini menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang dibangun oleh swasta dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, lewat SDHI, Gudang Garam telah menyuntikkan modal senilai Rp3 triliun untuk mendukung proses pembangunan Bandara Kediri.
Jejak sukses Gudang Garam
Meski kehadiran Gudang Garam tentu tidak terlepas dari sosok sang pendiri, Surya Wonowidjojo, ada juga andil Susilo Wonowidjojo, anak ketiga dari pendiri Gudang Garam dalam pencapaian Gudang Garam saat ini.
Susilo Wonowidjojo resmi menjadi pemilik PT Gudang Garam Tbk (GGRM), salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia sejak 2008, setelah menggantikan sang Kakak Rachman Halim Wonowidjojo yang tutup usia.
Di bawah kepemimpinannya, bisnis rokok keluarga tersebut terus berkembang. Bahkan berkat ekspansi bisnisnya, membuat Susilo masuk daftar orang terkaya Indonesia dengan harta kekayaan US$3,5 miliar atau setara dengan Rp52,7 triliun per 2022.
Selain tercatat sebagai penguasa pangsa pasar rokok sebesar 27,5 persen di dalam negeri, Susilo juga terlibat dalam penggarapan Tol Kediri-Tulungagung yang turut mendongkrak saham GGRM. Belakangan ini, perusahaannya juga dikabarkan mulai masuk ke sektor bisnis kelapa sawit.
Selain usaha rokok, Susilo memiliki bisnis di sektor transportasi udara melalui PT Surya Air. Dia juga menjajaki bisnis di sektor agribisnis melalui PT Matahari Kahuripan Indonesia (Makin Group)
Tentu, dengan segala bisnis infrastruktur, hingga transportasi yang dirinya kembangkan, menjadi strategi yang berpotensi memberikan pendapatan yang bisa menopang kinerja Gudang Garam di masa mendatang.