Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shing Chow Yuk, Pemain Poker Dunia yang Sukses Besarkan Lalamove

Lalamove didirikan oleh pria asal Hong Kong bernama Chow Shing Yuk yang juga mantan pemain poker dunia. Berikut kisahnya.
Shing Chow Yuk.jpg/linkedin
Shing Chow Yuk.jpg/linkedin

Bisnis.com, JAKARTA - Lalamove menjadi salah satu platform pengiriman barang dan jasa logistik yang populer di Indonesia. 

Pasalnya, platform yang hadir di Indonesia sejak 2018 ini menawarkan layanan pengiriman barang dalam kota dan antar kota dengan berbagai jenis kendaraan seperti motor, mobil pickup, dan truk yang diklaim memiliki harga terjangkau. 

Saat ini melalui Lala Tech Holdings, perusahaannya telah mengajukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Hong Kong pada Selasa (2/5) waktu setempat.

IPO ini juga membuat pendiri Lalamove, Chow Shing Yuk menjadi miliarder pemula di Hong Kong dengan kekayaan bersih diperkirakan mencapai US$2,2 miliar atau setara dengan Rp32,3 triliun. 

Menariknya, pendiri bisnis logistik asal Hong Kong ini adalah mantan pemain poker profesional. 

Lantas, seperti apa perjalanan bisnis dari Lalamove? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Mengenal Pendiri Lalamove, Chow Shing Yuk

Lalamove adalah platform logistik yang didirikan oleh seorang pengusaha asal Hong Kong bernama Shing Chow Yuk pada 2013. 

Namun, sebelum terjun ke dunia bisnis, Shing Chow memiliki latar belakang yang cukup unik. Dia adalah seorang pemain poker profesional yang sukses dan telah memenangkan banyak turnamen poker di seluruh dunia.

Melansir dari Forbes, pria kelahiran Cina daratan dan dibesarkan di sebuah rumah kayu yang sederhana di Hong Kong ini berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat setelah meraih nilai A langsung dalam ujian sekolah menengahnya. 

Setelah itu, dia memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Stanford University dan melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar master di bidang Ekonomi dari Chinese University of Hong Kong.

Dari Konsultan jadi Pemain Poker Dunia

Dirinya memulai karier sebagai konsultan di Bain & Co. di Hong Kong. Namun, kala itu dia memiliki minat yang kuat dalam permainan poker Texas Hold'em online dan sering menghabiskan waktu luangnya untuk bermain. 

Awalnya, dia hanya bermain untuk bersenang-senang, tetapi kemudian dia menjadi semakin terampil  hingga memutuskan menjadi pemain poker profesional dan mampu memenangkan sejumlah besar uang dalam permainan.

Selama delapan tahun sebagai pemain poker profesional, Chow berhasil memperoleh kemenangan sebesar 30 juta dolar Hong Kong yang setara dengan US$3,8 juta atau Rp55,9 miliar. 

Idenya Berawal dari Ketidakpuasan Pelayanan

Namun, pada saat yang sama, dia juga merasa frustrasi dengan pengalaman pengiriman barang yang tidak efisien dan mahal di Hong Kong. 

Hal ini memicu ide untuk memulai bisnis pengiriman barang yang lebih efisien dengan bantuan teknologi.

Pada tahun 2013, Chow bersama dengan dua pendirinya, Gary Hui dan Matthew Tam, menggunakan kemenangan poker mereka untuk memulai bisnis logistik yang awalnya dikenal dengan nama EasyVan.

Singkat cerita, setelah mengalami perkembangan pesat, bisnis mereka berganti nama menjadi Lalamove pada 2014 dan terus memperluas bisnisnya ke pasar internasional. 

Saat ini, Lalamove telah menjadi salah satu platform logistik terkemuka di Asia dan Amerika Latin dengan kehadiran di lebih dari 20 kota di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, layanan ini telah beroperasi di lebih dari 10 kota besar dan kabupaten di Pulau Jawa.

Daftar Investor Kelas Kakap di Lalamove

Ada sejumlah nama yang menjadi investor saat Lalamove melakukan pengajuan penawaran umum perdana (IPO) di Hong Kong, mulai dari Sequoia China, Hillhouse, dan Tencent.  

Tak hanya itu, miliarder Richard Li hingga pendiri Xiaomi Lei Jun juga turut menginvestasikan kekayaannya di Lalamove. 

Melansir dari Bloomberg, berdasarkan nilai transaksi bruto, Lalamove menjadi platform transaksi logistik end-to-end terbesar di dunia pada paruh pertama 2022. 

Menurut konsultan Frost & Sullivan, pangsa pasarnya mencapai 43,5 persen. Pangsa pasar tersebut 3,5 kali lebih besar dari cabang logistik perjalanan AS, Uber Freight yang menempati posisi kedua. 

Lalamove juga berhasil memangkas kerugian bersihnya sebesar 96 persen tahun ke tahun menjadi US$93 juta pada 2022. Hal ini terjadi sementara pendapatannya meningkat 23 persen menjadi sekitar US$1 miliar selama periode yang sama, dengan bisnis China daratan menyumbang lebih dari 90 persen penjualannya.

Pada Desember 2022, Lalamove melaporkan sudah ada lebih dari  7 juta operator terverifikasi di jaringannya dan rata-rata lebih dari 11 juta pedagang menggunakan platformnya setiap bulan. 

Selain Indonesia, Lalamove juga telah berekspasi ke Bangladesh, Brasil, Indonesia, Malaysia, Meksiko, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper