Bisnis.com, JAKARTA - Belakangan ini, sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di pusat Jakarta menghadapi tantangan yang signifikan, lantaran adanya pergeseran tren ritel dan pertumbuhan e-commerce yang mengubah pola konsumsi masyarakat selama Covid-19.
Akan tetapi, hal berbeda justru dialami Senayan City yang berhasil mempertahankan kinerja yang baik.
General Manager Leasing & Marketing Communication Senayan City Frances Jaclyn Halim mengatakan selama tiga tahun terakhir, pihaknya mencatatkan peningkatan transaksi hingga mencapai angka 300 persen.
Baginya, kondisi pergeseran tren ini memang perlu diatasi dengan inovasi ruang dan kolaborasi dengan lintas sektor.
Dalam rangka menghadapi pergeseran tren ritel dan persaingan dari e-commerce, pendekatan yang diusulkan Frances Jaclyn Halim adalah dengan menyediakan pengalaman berbelanja yang holistik dan mengikuti kebutuhan serta keinginan konsumen modern.
Tujuannya adalah agar pusat perbelanjaan tidak hanya memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung, tetapi juga menawarkan layanan hiburan yang berbeda.
Baca Juga
“Hal ini tercermin bagaimana kita selalu aktif menjalin kolaborasi dengan lintas sektor, salah satunya dengan Museum of Toys ini ya. Lewat ‘Ghostival’ yaitu pameran karakter hantu yang ditampilkan dalam format berbeda,” ujarnya saat ditanya Bisnis, Selasa (30/5/2023).
Baginya, selain menawarkan pengalaman berbeda, ada sejumlah multiple effect yang ditimbulkan dengan mengadakan acara seni yang unik dan menarik.
Salah satunya, pusat perbelanjaan akan semakin dapat memperkuat citra mereka sebagai tempat yang beragam, kreatif, dan terkini.
“Ini dapat membantu membedakan mereka dari pesaing dan menciptakan kesan positif di benak konsumen. Artinya kami mendorong munculnya kreator lokal lainnya untuk bisa memamerkan karyanya di kami,” jelas wanita yang kerap disapa Jacyln ini.
Tak hanya itu saja, dia pun menambahkan ketika pengunjung menghabiskan waktu lebih lama di pusat perbelanjaan karena acara seni.
Dengan waktu yang lebih lama tersebut, maka pengunjung secara otomatis juga memiliki peluang lebih besar untuk berbelanja.
Pengunjung yang terlibat dalam pengalaman seni yang positif cenderung lebih mungkin untuk menjelajahi toko-toko dan melakukan pembelian.
Dia pun menyebut, strateginya ini sudah banyak diterapkan oleh sejumlah mal di luar negeri, di mana dengan menggandeng banyak seniman, dapat membangun hubungan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
“Korelasinya ya seperti ini, dengan adanya pameran itu bisa meningkatnya kunjungan dan waktu tinggal, yang pada akhirnya transaksi penjualan juga dapat meningkat karena orang akan melakukan window shopping. Di sini, kami melihat outlet yang paling banyak dikunjungi itu F&B ya,” ungkapnya.
Adanya pengalaman yang positif mungkin lebih cenderung kembali ke pusat perbelanjaan tersebut di masa depan. Ini dapat membantu menciptakan basis pelanggan yang setia dan berkelanjutan.
Terbaru, Senayan City akan mengadakan Ghostival yang akan menampilkan banyak hantu cute dan menggemaskan dalam waktu dekat.
Founder Museum of Toys Deasy Varianti Sutanto menyebutkan Ghostival akan hadir di Senayan City bertepatan dengan Summer Breaks mulai 15 Juni – 30 Juli di Ground Floor, Senayan City.
“Kami ada 7 room experience, di mana pengunjung bisa bertemu dengan makhluk supernatural khas Indonesia yang unik, iconic, menghibur dan penuh dengan kejutan,” tutupnya.
