Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Najib Wahab, Mantan Karyawan yang Sukses Raup Miliaran Rupiah dari Minuman 'Teguk'

Najib Wahab Mauluddin menjadi sosok dibalik pendiri dari calon emiten dengan kode TGUK
Najib Wahab/instagram
Najib Wahab/instagram

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola jaringan bisnis minuman Teguk, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK), sedang merencanakan aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Bahkan, setelah IPO, bisnis milik Najib Wahab Mauluddin ini pun menjanjikan bakal membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

Lantas, seperti apa sosok Najib Wahab yang sukses memiliki gurita bisnis, mulai dari logistik hingga minuman kekinian?

Perjalanan Karier Najib Wahab

Najib Wahab Mauluddin memang dikenal sebagai seorang pengusaha di bidang F&B.

Awalnya, dia merantau ke Jakarta pada 2006 dan bekerja ASTRA Group sampai 2008. 

Setelah itu, dia pun memutuskan pindah, di mana pada 2008 hingga 2012, dia bekerja di industri minyak dan gas di perusahaan Medco.

Diceritakan oleh Najib, sejak 2009 dirinya mulai memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja sambil berbisnis. 

“Saya nikah itu 2009, dan di sana bersama istri kami berbisnis kecil-kecilan,” ujarnya dalam kanal Youtube Michael Ginarto yang dikutip Bisnis, Selasa (20/6/2023)

Kala itu, dia mencatat potensi yang sangat bagus dalam bisnis tersebut. 

Lalu, demi mendapatkan peluang karier lebih baik, akhirnya pada 2013, Najib pindah ke perusahaan Holcim dan pada 2014 pria kelahiran Bandung itu pindah ke Pertamina

Tak lama, sebelum kemudian bergabung dengan Pertamina pada 2014. 

Meskipun bekerja di perusahaan besar seperti itu, passion Najib tetap pada bisnis sampingannya. 

Memulai Bisnis dari Nol

Najib Wahab mengatakan, jiwa bisnisnya ini tidak diturunkan dari sang orang tua. 

“Bahkan, orang tua sempat enggak setuju pas saya terjun ke bisnis, karena dianggap penghasilannya enggak tetap,” kenangnya. 

Bahkan, dia menyebut pada 2006, dia tinggal di sebuah rumah kontrakan dan baru berhasil membeli rumah sendiri pada 2013.

Lalu, pada 2014 nyatanya menjadi titik balik dalam karier Najib. Di mana, dia memutuskan untuk keluar dari Pertamina dan meninggalkan profesinya. 

Keputusan ini memunculkan semangat kewirausahaan dalam dirinya, dan dia memutuskan untuk fokus di industri makanan dan minuman (F&B). 

Produk pertama yang dijualnya adalah Cireng Salju. Melalui PT Bonju Indonesia Mas, dirinya mulai menjadi produsen sejumlah frozen food. 

“Bersama istri, ya kita awal merintis juga sebagai distributor kecil-kecilan. Taruh di lapak aja gitu, ke penjual-penjual juga,” jelasnya. 

Membangun Gurita Bisnis, Mulai dari Logistik hingga Kuliner 

Produk cireng yang dia tawarkan itu pun menjadi sangat populer. 

Dia menyebut omzetnya pun sangatlah fantastis, yaitu Rp250 juta per hari. 

Keberhasilan ini memperkuat keyakinan Najib untuk bisa memperluas jangkauan bisnisnya

Sembari menjalani bisnis frozen food, dia pun mulai terlibat dalam bisnis logistik pada 2014 dengan mendirikan PT Emnindo Jaya Abadi guna mendukung industri semen dengan menyediakan layanan truk dan alat berat. 

Lalu, selang dua tahun kemudian, Najib kembali mendirikan PT Moto Energy Indonesia, perusahaan swasta yang bergerak dalam perdagangan dan distribusi bahan bakar diesel. 

Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Kalimantan Utara dan kantor perwakilan di Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan Utara

Tak lama, Pada 2017, Najib mendirikan Trans Energy Nusantara sebagai pengembangan dari bisnis Moto Energy. Perusahaan ini fokus pada pengembangan energi seperti LNG dan LPG. 

Setelah lama menyelami logistik dan industri, pada 2018 dia pun mulai melihat potensi minuman kekinian. 

Dengan merebaknya fenomena minuman boba. Terutama bagi kalangan muda, mulai dari millennial hingga generasi Z. Dari masyarakat kelas bawah hingga atas, membuat dia memutuskan untuk membuka bisnis TEGUK. 

"Ini berawal dari keinginan saya agar masyarakat di kelas bawah bisa merasakan minuman mewah tetapi tidak perlu mahal. Makanya saya ciptakan Teguk," kata Najib.

Dalam waktu satu tahun, dia berhasil membuka 120 gerai TEGUK di berbagai lokasi. 

“Tiap pendiriannya itu bisa dibilang buuh Rp 150 juta. Dalam pengelolaan gerai tersebut, 80 persen dikelola secara pusat, sementara sisanya adalah mitra yang berbagi keuntungan melalui sistem bagi hasil, bukan franchise,” ceritanya.

Melansir dari Bisnis, saat ini data laporan keuangan tahunan pengelola Teguk ini menunjukkan peningkatan pendapatan dan laba bersih. 

Sepanjang 2022, TGUK membukukan peningkatan pendapatan 15,37 persen menjadi Rp128,30 miliar dibanding dengan tahun sebelumnya sebesar Rp111, 21 miliar.

Pendapatan itu tertopang oleh kenaikan penjualan atas segmen minuman sebesar Rp120,34 miliar dan makanan sebesar Rp7,95 miliar. 

Adapun rencana jadwal IPO TGUK yaitu masa penawaran awal 19 – 23 Juni 2023, perkiraan tanggal efektif 28 Juni 2023, perkiraan masa penawaran umum 3 Juli – 5 Juli 2023, perkiraan tanggal penjatahan 5 Juli 2023, perkiraan tanggal distribusi saham 6 Juli 2023 dan perkiraan tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) 7 Juli 2023. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper