Bisnis.com, JAKARTA - Di bawah kepemimpinan Anne Patricia Sutanto, Pan Brothers Tbk. (PBRX) telah sukses mengekspor pakaian untuk merek-merek di seluruh dunia.
Saat ini, pihaknya telah memasok pakaian untuk berbagai brand ternama dunia, seperti Uniqlo, Adidas, The North Face, Lacoste, Ralph Lauren, H&M hingga Tommy Hilfiger.
Sebagai Vice Chief Executive Officer Pan Brothers sejak 1997 sampai sekarang, sosok Anne memang menarik untuk dibahas, lantaran keberhasilannya dalam menjalin kerja sama dengan merek-merek terkenal secara global.
“Saya lahir di Solo. Terus, umur 13 pindah ke Jakarta dan SMP hingga SMA di sana. Awalnya pengen masuk Fakultas Hukum UI tapi enggak kesampaian,” ujarnya dalam salah satu episode Momentum Talks yang dikutip Bisnis, Selasa (4/7/2023).
Meski keinginannya tak tercapai, namun dia pun mengganti impiannya dengan terbang ke Amerika dan menjalani studi jurusan Teknik Kimia dengan minor Bisnis.
Usai menyelesaikan gelar sarjana, Anne kemudian melanjutkan pendidikannya di Loyola Marymount University, dengan program Master of Business Administration (MBA) keuangan umum.
Baca Juga
Dirinya menyebut, dia memang sengaja mempercepat pendidikan kuliahnya demi pulang ke Indonesia, lantaran kondisi sang Ayah yang stroke pada 1991.
Berawal dari Bisnis Perkayuan
Anne mengakui, saat dia kembali ke Tanah Air, dia pun langsung bekerja di bisnis keluarga yang bergerak di industri perkayuan, yaitu ‘Kayu Lapis Group’
Namun, dia menyadari salah satu anggota keluarga tidak sepenuhnya senang dengan keputusan Anne untuk terlibat dalam industri kayu.
Menurutnya, mungkin ada ekspektasi atau pandangan tradisional soal perkayuan didominasi oleh pria dan perempuan tidak cocok terlibat dalam bisnis perkayuan.
“Dunia perkayuan adalah my first love. Saat SD di Solo tinggal di pabrik, pulang sekolah kerja dengan tim Ayah saya, istilahnya jadi mandor kecil, ujarnya sambil tertawa.
Meski terbesit rasa tidak puas karena pengalaman yang singkat di bisnis kayu, Anne pun memilih untuk mencoba peruntungan dalam bidang lain.
Terlibat di Bisnis Keluarga 'Keris Group'
Kala itu, pada 1996, paman dari ibunya pun memanggilnya untuk bergabung dengan Keris Group.
“Waktu itu saya sedikit ragu, karena berpikir wah another family business,” kenangnya.
Namun, keraguannya seakan sirna.
Pasalnya, pada 1996 Anne diberi kepercayaan untuk melakukan akuisisi terhadap PT Pan Brothers melalui proses due diligence.
Selang setahun, tepatnya 1997 dia pun diberikan kewenangan lebih dalam PT Pan Brothers.
“Makanya saya berterimakasih pada paman saya, Haniman almarhum, karena saat itu saya masih muda sekali, mungkin waktu itu usia saya baru 24 sampai 25 tahun,” ingatnya,
Strategi Perusahaan Tekstil Indonesia jadi Pemain Utama Dunia
Pan Brothers Tbk. telah mencapai kesuksesan di dunia dengan strategi fokus pada pengembangan produk dalam industri garmen.
Perusahaan ini tidak hanya berfokus pada sumber bahan baku, tetapi juga pada bagaimana mengembangkan produk dengan cara yang inovatif dan kreatif.
Anne menyebut, perusahaan yang dia pimpin cenderung melakukan investasi dalam mesin, otomatisasi, dan digitalisasi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi.
“Di Pan Brothers 97 persen itu kami fokus di garmen dan fokus di development produk garmen,” sebutnya.
Bahkan, Anne mengklaim, perusahaan ini memiliki orientasi kreativitas dan berorientasi pada kualitas produk.
“Kami tidak bisa memproduksi garmen yang sederhana seperti celana jeans dengan kantong atau polo shirt, tetapi kami juga fokus pada produk fungsional, outer wear, dan lifestyle wear,” ungkapnya.
Selain itu, Pan Brothers juga telah menjadi spesialis dalam penggunaan membran kain tahan air dan angin yang dikenal sebagai Gore-Tex yang terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
“Awalnya kita fokus pada ekspor, tapi awal 2024 kita mulai memperluas bisnis ritel di Indonesia. Salah satunya, Salt n Pepper untuk memenuhi kebutuhan komunitas olahraga seperti penggemar sepeda, pelari, dan berjalan,” tutupnya.