Bisnis.com, JAKARTA -- Jika pergi ke mal, pasti tak asing lagi dengan sejumlah merek fesyen wanita, khususnyaibu dan anak seperti Gingersnaps, Mothercare, Havaianas, Kate Spade, hingga Coach.
Di belakang hadirnya merek-merek tersebut di mal-mal besar Indonesia, ada Kanmo Group, yang didirikan pada 2005 sebagai mitra dari berbagai brand ternama di dunia.
Saat pertama kali didirikan, Kanmo Group berdiri di baawah K.Aloomall Group yang sudah terlebih dahulu berdiri sejak 1940 di Indonesia, dan membuka gerai Mothercare di Mall Taman Anggrek.
Tak berhenti di situ, pada 2008 Kanmo membuka gerai Early Learning Centre yang menjualan mainan dan aksesoris bayi dan anak-anak di Pacific Place Mall.
Terus berekspansi, Kanmo Group merambah ke brand fesyen wanita kelas atas dengan membuka gerai Coach pada 2012 dan membuka gerai Flagship Coach pertam di Indonesia di Grand Indonesia pada 2015. Hingga di tahun yang sama, Kanmo Group merayakan pembukaan 100 gerai di Indonesia.
Lalu Siapa di Balik Jaringan Bisnis Kanmo Group?
Baca Juga
Salah satu pendirinya, adalah Manoj Bharwani, keturunan keluarga kaya Bharwani yang kini menduduki jabatan sebagai Komisaris di Kanmo Group.
Mengutip berbagai sumber, Manoj merupakan lulusan di RMIT University di bidang Bisnis dan Administrasi, Marketing/Manajemen Marketing.
Sebelum membawahi Kanmo Group, dia jugaa sempat bekerja sebagai Managing Director di PT Wahana Putra selama dua tahun pada 2003-2005.
Kini, perusahaan yang dibangunnya itu telah mengoperasikan lebih dari 160 gerai di Indonesia dengan lebih dari 70 brand dan menjadi pionir di segmen produk aksesoris ibu, bayi, dan anak-anak dan melayani puluhan ribu pelanggan setiap bulannya.
Adapun, perusahaan ritel di bawah naungan Kanmo Group milik Manoj Bharwani, PT Multitrend Indo Tbk. juga tengah bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Calon perusahaan yang akan mendapat kode saham BABY ini akan menerbitkan maksimal 600 juta saham atau setara 21,28 persen dari jumlah modal disetor setelah IPO.
Selama bookbuilding, harga penawaran saham berkisar antara Rp250-Rp266 per saham. Dengan demikian, BABY akan mengantongi dana segar Rp150 miliar hingga Rp159,60 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh BABY untuk kebutuhan pengembangan usaha.