Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dari Modal Rp3 Juta, Benny Santoso Sukses Raup Omset Ratusan Juta per Bulan dari Olahan Tempe

Bisa raup omset hingga ratusan juta per bulan, simak perjalanan bisnis Benny Santoso dengan Tempeman
Benny Santoso pemilik Tempeman dan Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia, Antonia Adega/Bisnis-Mia Chitra Dinisari
Benny Santoso pemilik Tempeman dan Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia, Antonia Adega/Bisnis-Mia Chitra Dinisari

Bisnis.com, BALI- Selama ini, Anda mungkin lebih sering mencicipi tempe dengan olahan yang konservatif. Mulai dari tempe goreng, oreg atau ditumis dengan sayur.

Tapi, Benny Santoso sukses mengubah citra tempe menjadi snack yang naik kelas lewat 'Tempeman'

Berawal dari tugas kuliah

Awal mula Benny merintis bisnis olahan snack tempe ketika pemuda asal Surakarta ini membuat tugas akhir di kampusnya yang jurusan tata boga.

Saat itu, dia berinisiatif membuat tempe rasa keju yang tidak disangka disukai banyak orang. Disitulah muncul inspirasi untuk mengembangkannya menjadi bisnis.

Namun, Benny pun tidak langsung terjun berbisnis setelah lulus kuliah. Dia sempat bekerja sebagai juru masak di beberapa hotel bintang lima.

Hingga suatu saat seniornya menasehatinya agar tidak menjadi juru masak yang kebarat-baratan dan mulai mengembangkan makanan tradisional Indonesia.

Modal Rp3 juta

Sehingga pada 2016 mulailah dia menggeluti bisnis olahan snack tempe itu.

“Awalnya, Tempeman membuat camilan kering dari tempe yang laris di pasaran. Agar Tempeman bisa terus relevan dengan perkembangan zaman, kami mencoba mengangkat tempe sebagai kuliner sehat, bergizi dan tetap memenuhi selera kekinian. Tempeman membuat olahan tempe inovatif, seperti cokelat, cookies hingga protein ball beragam rasa,” ujar Benny.

Dia mengakui modal awal dalam memulai bisnisnya hanya merogoh kocek Rp3 juta. Alokasi anggaran terbesar untuk pembelian mesin penggiling kedelai sebagai bahan baku utama membuat tempe.

Sedangkan modal bahan makanan sekitar Rp500.000an. Untuk peralatan masak, dia menggunakan yang sudah dimilikinya.

Dari mulai modal hanya Rp3 jutaan dan juga ketekunannya, kini Benny sudah bisa meraup omset hingga ratusan juta per bulannya.

Dia juga bisa memperkerjkan 12 orang pegawai yang membantunya produksi brandnya itu.

Bahkan, katanya, dia bisa membeli rumah yang kini sekaligus dijadikan tempat workshop produknya. Semula tempat produksinya hanyalah di tempat kostnya.

"Kalau soal nama diambil dari Angpang Man, dan diadopsi menjadi Tempeman," tuturnya.

Menggandeng petani lokal hingga horeka

Untuk bisnisnya, Benny menggandeng mitra bisnis mulai dari petani lokal untuk suplai bahan utama sekaligus pemberdayaan petani lokal, hingga hotel, restoran dan kafe untuk distribusi pemasarannya. 

“Tempeman bekerja sama dengan produsen rumahan asal Bali, yaitu Ubud Dapur. Selain itu, Tempeman juga bekerja sama dengan petani lokal asal Grobogan (Jawa Tengah), Pulaki (Bali Utara) hingga Tabanan (Bali). Kami membeli langsung kedelai mentah dari para petani dengan harga yang lebih tinggi dari harga tengkulak,” tambah Benny.

Sedangkan untuk penjualan online, Benny mulai berjualan online di Tokopedia pada tahun 2020 agar dapat terus melanjutkan bisnisnya karena pada saat pandemi, seluruh penjualannya anjlok hingga 40%.

“Sejak berjualan online di Tokopedia, omzet bulanan UMKM Bali Tempeman bisa mencapai puluhan juta dengan produk paling laris adalah varian cokelat tempe dan cookies tempe rasa keju,” jelas Benny.

Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia, Antonia Adega mengatakan Tempeman merupakan salah satu pelaku UMKM yang masuk dalam Hyperlocal di Bali.

Hyperlocal adalah UMKM yang menjadi seller di Tokopedia dan memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan peluang bisnis lewat pemanfaatan teknologi.

“Hyperlocal Tokopedia terdiri dari berbagai manifestasi, salah satunya Kumpulan Toko Pilihan (KTP) yang merupakan halaman kurasi produk penjual terdekat dari lokasi pembeli. KTP mempermudah penjual, termasuk di Bali, menjangkau pasar di wilayah sekitarnya. Selain itu, ada Tokopedia NYAM!, halaman kurasi produk makanan dan minuman dari pelaku usaha di Indonesia termasuk UMKM,” ujarnya.

Dia juga memaparkan, Hyperlocal Tokopedia mendorong terciptanya tren belanja online masyarakat Indonesia. Beberapa kategori produk paling laris di Tokopedia selama semester I 2023, antara lain Rumah Tangga, Fesyen, Otomotif, Olahraga dan Hobi, serta Kebutuhan Sehari-hari atau Groceries (seperti Makanan dan Minuman serta Perawatan Tubuh), baik secara nasional maupun khusus di Bali.

"Di Bali, produk makanan dan minuman, seperti tahu susu, wortel dan tempe adalah yang paling banyak dibeli melalui Tokopedia sepanjang semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari 7 kali lipat,” tambah Antonia.

“Pada kategori produk Makanan dan Minuman di Tokopedia, secara keseluruhan (data nasional) shimeji, wortel dan tahu sutra menjadi beberapa produk paling laris sepanjang semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari 13 kali lipat,” jelas Antonia.

Tokopedia pun mengungkapkan kisah inspiratif salah satu UMKM Bali, Tempeman, yang pernah berpartisipasi dalam manifestasi Hyperlocal, yaitu Tokopedia NYAM!. UMKM Bali ini konsisten memajukan bisnis online dengan memberdayakan petani kedelai lokal lewat Tokopedia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper