Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sahamnya Melesat, Ini Sosok di Balik Aplikasi Musik Raksasa Spotify

Sosok Daniel Ek di balik raksasa streaming musik Spotify yang kembali meraup laba jumbo kuartal III/2023
Chief Executive Officer Spotify Technology SA Daniel Ek. /Bloomberg
Chief Executive Officer Spotify Technology SA Daniel Ek. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Para penggemar dan pendengar musik masa kini, siapa yang tak kenal dengan aplikasi streaming musik, Spotify?

Spotify baru saja menerima keuntungan besar setelah saham perusahaan asal Swedia tersebut melonjak hampir 10 persen pada Selasa melihat laporan keuangan kuartal ketiga menunjukkan laba sekitar US$69 juta. 

Laba kuartalan tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam satu setengah tahun.

Melansir Forbes, perusahaan melaporkan laba bersih sebesar 65 juta euro dalam tiga bulan hingga 30 September, atau 33 sen euro per saham, dibandingkan dengan kerugian sebesar 166 juta euro pada periode yang sama pada 2022.

Spotify juga melaporkan pendapatan sekitar 3,35 triliun euro atau sekitar US$3,6 miliar pada kuartal terakhir, naik dari 3,03 triliun euro atau US$3,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, perusahaan melaporkan pengguna aktif bulanan Spotify juga meningkat 26 persen sementara pelanggan premium tumbuh 16 persen dari tahun ke tahun.

Spotify juga menaikkan harga langganannya sebesar US$1 per bulan pada awal tahun ini, membantu meningkatkan pendapatan dari langganan premiumnya sebesar 10 persen.

Laba Spotify yang melejit juga didapatkan setelah perusahaan menerapkan langkah-langkah pemangkasan biaya pemasaran, personalia dan biaya-biaya terkait yang menurunkan biaya operasional sebesar 13 persen.

Sampai dengan Rabu (25/10/2023), saham Spotify tercatat berada pada harga US$170,63. 

Sosok di Balik Kesuksesan Spotify

Di balik kesuksesan Spotify, ada nama Daniel Ek. Pria kelahiran Stockholm, 21 Februari 1983 ini adalah salah satu pendiri dan CEO layanan musik streaming Spotify dan salah satu miliarder di Swedia.

Mengutip berbagai sumber, Ek dibesarkan di distrik Rågsved di Stockholm, Swedia. Dia menyukai bidang teknologi digital sejak kecil dan mulai membuat kode dan situs web sejak usianya baru 13 tahun. 

Dia lulus dari sekolah menengah atas di IT-Gymnasiet di Sundbyberg pada 2002, dan melanjutkan belajar teknik di KTH Royal Institute of Technology, sebelum memutuskan keluar untuk fokus pada karir IT-nya.

Dalam karirnya, Ek sempat menjabat posisi senior di perusahaan lelang Nordik Tradera yang diakuisisi oleh eBay pada 2006. Dia juga pernah menjabat sebagai CTO komunitas game dan mode berbasis browser Stardoll dan kemudian memulai perusahaan lain Advertigo, sebuah perusahaan periklanan online.  

Advertigo kemudian dijual ke TradeDoubler pada 2006, setelah itu, Ek sempat menjadi CEO uTorrent, bekerja dengan pendiri uTorrent Ludvig Strigeus. Kerja sama tersebut berakhir ketika uTorrent dijual ke BitTorrent pada 7 Desember 2006. Strigeus kemudian bergabung dengan Ek sebagai pengembang Spotify.

Penjualan Advertigo serta karya-karya Ek sebelumnya membuat Ek cukup kaya sehingga dia memutuskan untuk pensiun.  Namun, setelah beberapa bulan, dia menyadari bahwa dia ingin mengerjakan proyek baru, yang kemudian menjadi langkah awal pendirian Spotify.

Ek pertama kali mempunyai ide untuk Spotify pada 2002 ketika layanan musik peer-to-peer Napster ditutup dan situs ilegal lainnya, Kazaa, mengambil alih. Ek menyadari bahwa sangat sulit untuk membuat aturan untuk menghindari pembajakan musik. 

Satu-satunya cara untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menciptakan layanan yang lebih baik daripada menyediakan musik bajakan, sambil tetap memberikan kompensasi kepada industri musik. 

Ek dan mitra bisnisnya Martin Lorentzon kemudian mendirikan perusahaan tersebut pada 2006 di Swedia, dan meluncurkan produk tersebut pada tahun 2008.

Awalnya, Spotify berjalan dengan model distribusi peer-to-peer, mirip dengan uTorrent, namun beralih ke model server-klien pada tahun 2014. Ek kemudian menjabat sebagai CEO Spotify.  

Pada Oktober 2015, salah satu pendiri Spotify, Martin Lorentzon, mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai Chairman dan Ek akhirnya mengambil alih jabatan tersebut bersamaan dengan perannya saat ini sebagai CEO.  

Melalui aplikasi musiknya itu, pada tahun 2017, Ek dinobatkan sebagai orang paling berkuasa di industri musik oleh Billboard.

Pada April 2019, Spotify memiliki 217 juta pengguna aktif dan pada Juni 2017 telah mengumpulkan dana ventura lebih dari US$2,5 miliar.

Selanjutnya pada Mei 2022, Ek menginvestasikan tambahan US$50 juta untuk mengakuisisi lebih banyak saham Spotify, dengan alasan prospek masa depan yang optimistis. Spotify pada saat itu memiliki 182 juta pelanggan berbayar dan tumbuh sebesar 15 persen YoY.

Saat ini Daniel Ek memiliki 31,93 juta saham atau 16,5 persen saham Spotify. Adapun, kekayaan bersihnya menurut Forbes adalah US$3,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper