Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jeff Bezos dan Jajaran Miliarder yang Rugi Usai Diversifikasi Bisnis

Jeff Bezos dan sejumlah miliarder lainnya yang merugi akibat investasi di media cetak.
Jeff Bezos. /Bloomberg
Jeff Bezos. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Punya bisnis dan masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia bukan berarti selalu meraup untung. Tak jarang, orang-orang kaya itu juga rugi setelah melakukan diversifikasi usaha. 

Secara historis, pada umumnya bisnis berita baik di media cetak maupun TV berperan sebagai "pemimpin kerugian" bagi pemilik perusahaan. 

The New York Times mengisahkan bagaimana tiga miliarder kehilangan kekayaannya karena melakukan diversifikasi usaha ke bisnis media. Ada nama Jeff Bezos, Patrick Soon-Shiong, dan Marc Benioff semuanya melakukan akuisisi jurnalisme besar-besaran selama dekade terakhir dan berubah, dan mereka berdua telah menginvestasikan lebih banyak uang sejak saat itu.

Bezos membeli The Washington Post pada 2013 dengan harga sekitar US$250 juta, dan pada tahun lalu saja surat kabar legendaris tersebut melaporkan kerugian sebesar US$100 juta. 

Kerugian tersebut membawa The Washington Post memangkas stafnya secara signifikan. Dalam sebuah wawancara pada 2018, Bezos menggambarkan pembelian The Washington Post dimotivasi oleh kepentingan sosialnya, sementara pada saat yang sama dia berharap dapat mengubahnya menjadi keuntungan.  

Selanjutnya, Soon-Shiong keluar dari bisnis bioteknologi pada 2018, membeli The Los Angeles Times seharga US$500 juta. 

Seperti Bezos, dia mendapat pelajaran langsung tentang kenyataan pahit bisnis jurnalisme, dengan perkiraan kerugian tahun lalu berkisar antara US$30 juta dan US$40 juta.

Seperti halnya The Washington Post, lapangan pekerjaan juga telah dikurangi, dan Los Angeles Times Guild menyerukan pemogokan satu hari sebagai tanggapan atas gelombang PHK yang dilakukan.  

Juru bicara Soon-Shiong mengakui bahwa terdapat kesenjangan yang signifikan antara pendapatan dan pengeluaran. 

Saat ini, Soon-Shiong merupakan orang terkaya ke-494 di dunia dengan kekayaan US$5,7 miliar atau setara dengan Rp89,66 triliun. 

Terakhir, pendiri Salesforce, Marc Benioff, memiliki pengalaman serupa sejak membeli majalah Time seharga US$190 juta pada 2018. Majalah tersebut dilaporkan mengalami kerugian sebesar US$20 juta selama 2023, dan dikatakan sedang mempertimbangkan langkah-langkah pemangkasan biaya-biayanya sendiri. 

Namun Benioff memberikan gambaran yang lebih cerah dalam pernyataan persnya, mengacu pada CEO baru majalah tersebut dan keputusannya baru-baru ini untuk menobatkan Taylor Swift sebagai Person of the Year. 

"Kami beruntung memiliki CEO baru yang luar biasa, Jessica Sibley, dan dia telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam merestrukturisasi perusahaan selama setahun terakhir.  Kami belum pernah mengalami tahun yang lebih besar, termasuk Taylor Swift, yang didorong oleh visi Jessica untuk perusahaannya," tulis manajemen Time dalam sebuah laporan. 

Namun, miliarder pemilik organisasi berita tidak selalu mengalami kerugian. Pemilik Red Sox John W. Henry telah memiliki The Boston Globe sejak 2013, ketika dia membelinya dari The New York Times Company seharga US$70 juta, dan dilaporkan telah menghasilkan keuntungan selama beberapa tahun terakhir.  

Namun, jelas ada investasi yang lebih baik daripada surat kabar dan majalah untuk menghasilkan uang jika itu adalah tujuan utamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper