Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang bulan Ramadan, tak hanya jadi momentum untuk mengumpulkan amal ibadah, tapi juga membuka peluang besar untuk mendulang cuan. Salah satunya dengan membuka usaha katering Ramadan untuk menu berbuka atau sahur.
Membuka katering bisa menjadi ide usaha yang menguntungkan selama Ramadan, karena akan mempermudah hidup mereka yang sibuk seperti mahasiswa atau keluarga yang tidak sempat untuk menyiapkan makanan menjelang sahur atau buka puasa.
Selain itu, berjualan makanan dan minuman juga merupakan usaha dengan modal minim namun bisa dijual dengan keuntungan berkali-kali lipat.
Bagi yang memiliki kemampuan memasak dan bidang kuliner lainnya, dapat memanfaatkan momentum Ramadan sebaik mungkin untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
Agar usaha katering bisa berhasil, pastikan Anda mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1. Memiliki kemampuan memasak dan kuliner
2. Melakukan riset untuk mencari target pasar dan mengetahui kebutuhan pasar
3. Mempersiapkan modal
4. Menentukan brand
5. Mencari suplier yang tepat
6. Memiliki peralatan yang dibutuhkan
7. Menentukan harga yang sesuai
8. Melakukan promosi.
Baca Juga
Setelah mengetahui kebutuhan pasar, Anda bisa menentukan makanan apa saja yang akan dibuat, apakah untuk kebutuhan berbuka puasa seperti camilan takjil, makan berat untuk makan malam dan sahur, atau bisa keduanya.
Buatlah paket menu makanan dengan harga tertentu agar terkesan lebih terjangkau, lebih praktis, dan mempermudah pelanggan memilih makanan yang ingin dibeli.
Misalnya Paket A berisi nasi, ayam goreng, air mineral, dan kolak pisang dijual dengan harga Rp20.000 dan Paket B berisi nasi, tahu, tempe, telur dadar, air mineral dan kolak pisang seharga Rp15.000.
Selanjutnya, pertimbangkan juga jika memerlukan bantuan dari orang lain apabila jenis makanan yang dijual perlu banyak proses saat memasaknya dan untuk pengantaran makanan. Oleh karena itu, perlu juga menghitung biaya untuk membayar tenaga kerja yang akan membantu katering selama sebulan puasa.
Selain itu, biaya lain yang perlu dihitung juga antara lain untuk transportasi, kemasan, listrik, air, serta biaya promosi bisa melalui iklan atau dengan menyebar pesan singkat ke lingkungan sekitar.
Apabila sudah mengetahui kebutuhan pasar dan telah menentukan menu yang akan dibuat, simak estimasi perincian modal dan biaya operasional untuk mulai usaha katering, dengan estimasi sudah memiliki peralatan dapur, berikut ini:
• Bahan makanan utama Rp100.000 x 30 hari: Rp3.000.000
• Bahan makanan Takjil Rp50.000 x 30 hari: Rp1.500.000
• Gas 12 kg: Rp200.000
• Listrik dan air: Rp500.000
• Biaya transportasi: Rp300.000
• Biaya pemasaran dan lain-lain: Rp500.000
• Upah pekerja: Rp1.500.000
• Total: Rp7.500.000
Selanjutnya, dengan asumsi penjualan Paket A dengan harga Rp20.000 per hari mencapai 20 porsi, maka total dari sehari bisa mendapatkan omzet Rp400.000. Jadi, dalam sebulan, Anda bisa mendapatkan Rp12.000.000.
Dengan demikian, jika konsisten mencatatkan penjualan serupa setiap harinya, selama bulan puasa Anda bisa diperkirakan bisa mendapatkan pendapatan bersih dari total penjualan dikurang modal menjadi sekitar Rp4.500.000.
Selanjutnya, jika Anda bisa memastikan rasa dan kualitas makanan yang baik, pengemasan yang apik, dan memberikan pelayanan yang baik, Anda berpeluang menetapkan harga jual makanan yang lebih tinggi dan bisa mendapatkan keuntungan lebih besar