Bisnis.com, JAKARTA - Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH) milik orang terkaya di dunia, Bernard Arnault, ternyata tak hanya memupuk pundi-pundi kekayaannya dari berjualan tas dan barang mewah, tapi juga dari bisnis real estat.
Di Miami, AS, sebuah distrik dengan toko-toko seluas 30 hektar yang menyerupai museum mini, dengan fasad rumit yang terbuat dari logam, kaca berwarna, dan bahkan kulit pohon serta dua museum, sekolah seni, hotel, kantor, dan tempat tinggal, diciptakan selama bertahun-tahun oleh anak usaha raksasa barang mewah LVMH.
Mereka mengubah bekas distrik pergudangan sebagai bagian dari strategi real estate global yang agresif yang membentuk kembali bangunan, lingkungan sekitar, dan seluruh pusat kota.
Melansir Wall Street Journal, LVMH, pemilik Louis Vuitton dan Dior, telah menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun properti di seluruh dunia.
Di lokasi-lokasi utama seperti Champs-Elysées, Fifth Avenue, dan Rodeo Drive, perusahaan itu membeli gedung untuk memastikan mereknya dapat tetap berada di lokasi di mana mereka telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk membangun kehadirannya.
Di area yang sedang berkembang seperti Design District di Miami, LVMH sangat menentukan pengalaman lingkungan sekitar, mulai dari lokasi pepohonan, penyewa mana yang diperbolehkan masuk, hingga karya seni apa yang menghiasi banyak plaza dan bahkan jenis acara yang diadakan di sana.
Baca Juga
LVMH dengan bisnis berskala besar dan berkantong tebal menawarkan tingkat kendali yang tak tertandingi di pasar barang mewah global.
Perusahaan ini juga menjadi contoh di mana pemimpin industri memanfaatkan keunggulannya dengan potensi konsekuensi jangka panjang bagi pesaing, pelanggan, dan pengembang real estat lainnya.
Hal yang dilakukan LVMH juga kemungkinan besar untuk memastikan bahwa ritel offline bisa tetap bertahan di tengah meningkatnya tren belanja online yang tak terhindarkan.
LVMH menggunakan uangnya sendiri untuk mendanai pengembangan real estat berukuran kecil. Untuk usaha yang lebih besar seperti Design District, mereka juga berinvestasi melalui L Catterton, sebuah perusahaan ekuitas swasta di mana LVMH memiliki 40% saham bersama dengan kantor keluarga dari kepala eksekutif perusahaan, Bernard Arnault, orang terkaya di dunia.
Kemitraan dengan L Catterton meyakinkan investor LVMH yang ingin perusahaan memfokuskan perhatian dan sumber dayanya terutama pada barang-barang mewah. Hal ini juga memungkinkan terjadinya transaksi wajar dengan pesaing perusahaan.
Di Design District, LVMH menempati dua dari empat sudut utama untuk Louis Vuitton dan Dior, sementara dua lainnya ditempati oleh Hermès dan Cartier, keduanya merupakan milik pesaing.
Perusahaan tersebut menghabiskan sekitar 2 miliar euro pada tahun lalu untuk membeli properti di Paris, sebagian besar di Avenue des Champs-Elysées, tempat mereka membangun kembali perusahaan Louis Vuitton dan lokasi ritel besar lainnya menjelang Olimpiade Paris musim panas ini.
Proyek yang lebih besar yang selesai pada 2021, ketika department store La Samaritaine yang telah direnovasi dibuka kembali di area yang agak terbengkalai di dekat Museum Louvre.
Renovasi yang dilakukan LVMH menambahkan sebuah hotel dari merek bintang lima Cheval Blanc, tempat penitipan anak-anak dan 96 unit perumahan umum.
Perusahaan juga mengubah kawasan ritel di sekitarnya yang dikenal sebagai Pont Neuf, dengan menutup pintu masuk ke garasi parkir bawah tanah untuk membangun alun-alun.